Inikah keajaiban kisah???
Peta mengantarkan wajahmu padaku…
Walau akhirnya kepulangannya bersama rayap
Namun sebatang tentang hidup,..
Mengekal rindu…
Menulisi tiap larik memoriku…
Waktu itu hari Kamis, Aku baru saja mengintip para sarjana muda untuk disumpah...sambil berjanji,..kelak aku harus merasakan bertoga lagi^^. Plajaran hari ini, bukan mengungkap betapa harunya memakai baju alien berlabel toga dan duduk dengan embel2 tambahan di kursi tahta masing masing para sarjana...Rasanya memang haru biru..tapi plajaran hari ini mendapat bonus dari seorang anak...yaaa seorang anak jadi guru hidup untukku hari ini...
Balik rumah,rencana mau mampir di mini market beli sabun dan shampo. Pulang pake via angkot,..naik angkutan umum otomatis dapat suguhan karakter dari para penumpang yang berbeda2,kadang bikin dongkol, seneng bla bla...dan hari ini sepi...aku cuma berdua dengan temanku, 2 orang penumpang lainnya naik tepat di depan RS Wahidin Sudirohusodo. Seorang anak perempuan dan ayahnya. Si anak memakai celana jeans dan jaket longkar plus topi cupluk yang menutup seluruh batok kepalanya, Sang Ayah memakai kemeja garis, celana jeans biru dan berkacamata. Si anak perempuan mengambil duduk tepat di hadapanku, dia tersenyum ke arahku...kubalas dengan tersenyum dan lekas lekas mengirim sms ke teman yang duduk di sebelahku..
"Ebi, adik ini kayaknya habis kemotherapi ya?"
ebi cepat balas..sambil tersenyum
"Kayaknya..."
Aku baru berniat menanyakan kondisinya, tapi Hp si anak berdering...
"Ya..Assalamu'alaikum..siapa ini?"
"Teman kamu mungkin nak"ucap si Ayah
Si Anak melirik layar HPnya dan melihata tulisan nama si penelpon..
Andar...
"oh...anaknya Pak Mukmin, teman sekolahmu nak?si bapak kembali menjelaskan
Aku mengernyitkan dahi...
"halo...Andar,..maaf saya tidak ingat kamu...cuma tau nama saja...orangnya sudah lupa, saya amnesia"
AMNESIA......
Si bapak tampak menelan ludah ketika anaknya menyebut kata itu, aku dan Ebi saling berpandangan. cepat2 kuketik sms lagi...
"Ebi...subhanallah skali anak ini,tegar...ikhlas...mekanisme kopingnya bagus"
kuliat ebi juga asik menekan tuts Hpnya
"Orang tuanya mungkin hebat!"
Di pembelokan jalan, mereka berdua turun...si Ayah membayar uang angkot
"Ayah..ayah kenal Andar?"
"Andar itu sering maen ke rumah, kalian sering kerja kelompok bareng..."
"Oh...brarti pas saya kecelakaan mau kerja kelompok sama Andar ya?"
"Iya nak"
Si Ayah menggandeng tangan si anak dan menuntun menyebrang jalan, kupandangi mereka berdua sampai hilang dari radius pandanganku..
Sekilas melihatnya, anak itu mungkin menderita amnesia golongan Anterogade amnesia, semacam gangguan kemampuan untuk mengingat kejadian ataupun informasi yang berkaitan dengan peristiwa lalu...dan ia belajar mengolah informasi dengan cepat untuk kategori amnestic syndrom
Saat itu...hatiku terasa di hujani batu untuk sepersekian detik dan akhirnya terlumeri dengan air sejuk yang mendamaikan...Anak itu, mungkin usianya sekitar 11 tahun, masih sangat muda dan harus menanggung penderitaan seberat itu...Siapa yang mau menghapus kenangan dan apa yang telah terlewati untuk sekian lamanya, siapa yang mau hidup dalam bayangan ketidak jelasan...tak tahu apa2 tentang sekitar, tak tau mereka siapa...
Hari ini, Allah memperkenalkan kisi kekuasaannya dari anak perempuan itu,..sebuah momentum kesempatan bagiku untuk lebih mengenal Allah (ma'riatullah) dengan mentadabburi kekuasaan dari apa yang tlah diciptakan dan dikisahkanNya
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”(QS.Al-Baqarah :164)"
Sebuah kemaknaan gemilang bagi dia, si anak perempuan yang telah terpapar oleh permainan distorsi waktu dan fluktuasi identitas diri .Dia tak meminta fajar, untuk menjadi penerang dan pada akhirnya dapat mensusuri tiap relief yang pernah dipahatkan jejak kakinya, Dia tak meminta peta untuk menjadi pandu mengikuti apa yang telah pernah terlewati,tapi Dia punya sebongkah hati, untuk menggenggam ingatan dalam sebuah keikhlasan...Dia tak butuh ensiklopedi berjalan untuk menjawab segenap apa yang tervisualisasi lewat matanya, karena cukup hatinya yang menjawab dari keterbatasan yang dimilikinya...karena hatinya yang tak sempat tertoreh amnesia saat kecelakaan itu terjadi..dapat bernada dan angkat bicara bahwa tak butuh ratapan atas apa yang telah terengut, Tidak ada Atenuasi atas sinyal kehidupan, karena konstanta sebuah kehidupan bukan dari bekal kenangan yang tertempa tempo dulu, tapi dari transmisi pemikiran untuk melihat apa yang didapati di masa akan datang agar lebih baik...
Aku bangga dengan frekuensi senyuman yang hadir di tiap koridormu adik...meski tak semua orang bisa menambahkan senyum di ruang ketersakitan dan uji cobanya....Aku bangga dengan semangat yang terbit dari ucapan ucapanmu, dan terlebih lagi mengingat..kamu masih anak kecil,..
Hari ini kita tidak bertegur sapa, tapi dari pendengaran indraku...cukuplah jadi bahan sharing untuk pelajaran kehidupanku...Bahwasanya rentang respon sebuah musibah adalah menempatkan keikhlasan di singgasana tertinggi, dan kelak akan melahirkan respon adaptif dan maladaptif. Bukan dengan bertahan bersama mekanisme koping yang, berusaha berkompensasi dengan denial, Mari mengeliminasi apa yang terlukis kelabu dan berusaha bermain dengan teknik pengalihan yang lebih berwarna pelangi...
karena masalah datangnya dari kita sendiri...
maka aku tak akan pernah memaknai kata 'tersasar'
meski tak terbekali peta...
karena jalan kesana tlah kuhapalkan..
kulabuhkan pada pelupuk mata
sebuah lentera dari taman ikhlas
membawaku pesiar
menikmati pagi..
seperti hari hari lain..
Aku bisa...
mengulang jejak
merangkai serpihan cinta...
karena dunia masih mau melunasi utang cerianya padaku...
.