Sabtu, 31 Maret 2012

kopdar bareng om A. Fuadi^^

Kompasiana blogshop akhirnya mampir di kota daeng juga, jauh hari aku sudah didaftarin sama kak nunu, soalnya waktu itu belum punya akun kompasiana.. (hari gini, kagak punyaa??#nyeburrr kali).
Sebelum hari H, memang sudah banyak yang ngacungin jempol dan antusias menyambut acara ini. Euforia di kota-kota sebelum makassar cukup memberika gambaran kalau acara ini bakal keren. Dan memang bener keren...nda nyesel saya bangun pagi2 buat menapakkan kaki di gedung BI (Bank Indonesia) yang melapak di Jln Sudirman, berdekatan apik dengan BNI central makassar dan berhadapan langsung dengan lapangan karebosi Makassar. 

Jam 7 pagi, aku udah ditelpon sama kak Icha buat nanyain kesepakatan ketemuannya, dan akhirnya kami sepakat kumpul depan BI sebelum jam 9. Dan ternyata, beruntungnya mbak Ana sudah datang lebih dulu bareng kak Nunu, jadinya semeja bundar dah diboking buat anak2 IIDN. Selang beberapa menit, personil makin terlengkapi. Ada Kak Niar, mbak Aisyah, mba Ofi, disusul kak Ida, dan si Dina. Yang paling terakhir nongol si kak Yuni. Bukan cuma itu,ternyata teman bloofers banyak juga yang datang. Ada si Namy, trus Ima yang belum pernah ketemuan di kopdaran sebelumnya, dan wajah lama kak Arman juga nongol di kursi keterlambatan sayap kiri ^^. pokoke rameeee euyyy (catat.banyak bloofers makassar tidak terdeteksi di gedung BI) aku juga baru tau kalo ternyara mbak Ana juga bloofers^^

Acara mulai jam 9 pagi. teng!! kagak pake ngaret (salut....) akibatnya yang telat datang nda kebagian kaos 5 menara dah..^___^.  Kalau di kota-kota sebelumnya, belum ada yang nyetak sampe seratus kepala yang daftar di kompasiana blogshop, sementara di Makassar, di daftar tercatat 230 kepala yang bakal memenuhi lantai 4 gedung BI. Makanya, ada sebagian dari temen nda kebagian kursi, beruntung saya 


klik!!!futu dulu donk
ki-ka: mba Ofi, kak Niar, kak Ida, Kak Icha, aku, kak Yuni
Sesi pertama bareng mas Iskandar Zulkarnain, yang senengnya dipanggil bang Isjet, salah satu pemangku adat di komunitas kompasiana, spesialis editor n diperkerjakan sebagai jurnalis. beliau cuap - cuap tentang Recipe for creative succes:have a focus, just do it, find meaning, think different, stay on target. Yang katanya kalau mau niat kreatif menulis itu harus fokus, nda boleh kerja setengah rasa, cari dah arti fullnya kedutan semangat saat menulis sesuatu, bikin yang unik dan tetap ingat dengan target.
kebetulan aku sarapan, jadi snack dan lunchnya aku cuekin^^
selain makanan, kompasiana juga ngasih kaos N5M bareng workshop setI
Salah satu games yang diadain sama kompasiana
Sesi terakhir dan paling ditunggu adalah kemunculan dari Om Ahmad. Sesi terakhir ini dirancang setelah ISHOMA. Om Akhmad datang dengan kemeja motif kotak kombinasi hijau tosca dan cokelat, keliatannya Om A.Fuadi memang suka motif kotak, hampir tiap talkshow beliau memakai kemeja kotak (nagh loh kok ngomongin kotak??)

Di awal perkenalan, Om A. Fuadi sempat ngasih kesempatan ke kami untuk ngintip video biografinya. nyeeeesssss banget...mulai dari tanah lahirnya di tanah Minang sana, sampe futu2 narcisnya melancong ke berbagai negara, kontan seisi ruangan bertepuk tangan ketika video selesai. Selanjutnya trailer negeri lima menara juga sempat ditayangin dengan backsound lagunya yophi n nuno. klop!!!. kedua videonya itu cukup memberi gambaran kalo Om A. Fuadi emang ganteng dari sisi gendernya sebagai laki-laki.^^

Beliau ngasih suntikan semangat buat terus menulis dari kisah-kisahnya, dari potongan slide yang berbicara tentang si Amak (ibunya om Ahmad) yang masih menyimpan surat-suratnya ketika mondok di Gontor, satu bundelan lho..hebat deh si Amak. Om A. Fuadi, merangkum tips menulisnya dalam WHY, WHAT DAN HOW, terkesan klise??  tapi tetap menuangkan semangat dalam otak hadirin dengan cara yang beda, selalu mengundang decak kagum..Prok prok prok dah buat Om A.Fuadi...^^
Nagh loh..saya yang mana ya??

KLIK!!! aku mudah banget lho ambil futu ni...orang2 pada berdesakan...aku lenggang kangkung^^
Om...tanda tangannya donkkkk
Para sesepuh IID makassar
hmmm seneng aku bisa bertemu orang hebat macam beliau, sambil berharap penyakit 'hebat' nya bisa menular, yaaa setidaknya dapat suntikan semangat, kalau bukan untuk menulis..paling tidak untuk lebih menghargai hidup dan mimpi...

man jadda wa jadda!!!
ending acaranya dibuat heboh dengan teriakan ala N5M

makasih buat kompasiana
makasih buat BI
makasih buat om A. Fuadi
^______^

Kamis, 29 Maret 2012

Eid milad kakak^^

Tak ada yang mendulang kesimetrisan dalam putaran semilir angin, datang dan pergi sesukanya. Meneguk sejuk dari tetesan air, kemudian berlari hingga meminta apa yang membuatnya dahaga lagi. Selalu berkesinambungan, tanpa bosan, tapi aku menyukainya. Semacam rasa tak bosan ketika bertemu dengan sejuknya, membiarkan kaki mengenalnya meski harus berkejaran dengan sepoi dan semilirnya, tapi kurasa sepadan dengan apa yang membelaiku, meski telisiknya tidak menghujam lewat sela helai rambutku. Hanya sekedar menyapa ubun kepala yang dilapisi kain kerundung. Sejuk…kamu selalu membawa damai.

Sekelabat lalu pergi, menumbuhkan buih rindu akan sejukmu, dan itu terasa padaku..tapi bukan hanya teruntukmu sejuk. Lebih kepada dia yang dianugerahi nyawa dari Pencipta. Dia yang bersenyawa, melebihi sepoi yang engkau tawarkan. Dan sejak dahulu, aku hanya mengendapkan harap jauh, sejauh nuraniku memiliki lorong tersembunyi. Hanya saja, saat ini…seseorang membuat duplikat kuncinya, dan di pertengahan malamku, selepas meminta yang lebih dariMu Rabb untuk hidupku, pintu itu terbuka…

Dan kelihatannya, memang ia menunggu sunyi. Apakah ia ingin berbicara sesuatu hal yang rahasia denganku di malam buta ini. Di luar sana sangat pekat wahai hati. Tidak bisakah engkau menunggu barang seperdua malam? Aku rasa hari akan terundang lebih indah dari kemarin, meskipun kerap tersembunyi lewat rintik yang akhir-akhir ini kerap berkonferensi pagi bersama embun dedaunan.

Akh…kamu rupanya tak bisa kompromi. Dengan pongahnya, kamu membuka tiap lemari ‘rasa’ ku. Menanyakan ini itu dengan padangan meneliti. Jujur,…aku tidak suka. Yang paling membuatku nelangsa, engkau membuka puing ’rindu’ yang kutaruh di brankas paling bawah, sudut tanpa berlentera. Tetapi ternyata kamu menemukannya. Dan aku terpekik, menangis….

Kamu yang mengajakku melafazkan bismillah untuk awal hari, dan mengakhiri takdir karunia tiap harinya dengan hamdalah. Sesuatu yang teramat kurindui, tetapi mungkin bukan sebuah hak bagiku untuk merindui. Karena katamu, kita tak berhak punya rindu, karena dia telah menanamkan hatinya padaku, dan diapun tlah membawa hatiku untuk ditanamkannya di hatinya. Bagaimanapun, tak ada yang berani menentang kenyataan bahwa darah lebih pekat dari air. Sejauh mana kaki melangkah, tak urung rasa rindu terhujam untuk saudaramu…untuk keluargamu…

Kuhabiskan detik selanjutnya dengan mengingat dirimu. Astagfirullah, ada apa dengan hatiku…aku butuh scan hati. Kuraih ponselku yang tergeletak mesra tak jauh dari posisi takhiyatku.
Nano nano

Maaf…aku mengingatmu, di tanggal kejadiannmu. Maaf aku tak bisa mengucapkan semoga harimu berberkah di hari milad tepat di depan tubuhmu. Karena mungkin rindu akan tertawa di bawah lakuku.
-draff hp-

Kak Acilong 
Sehalaman hatiku, tak lagi ditumbuhi resah
Membunga dengan kisah
Ingatlah…kenanglah…
Kebersamaan kita ini adalah ada
Seperti apapun bumimu

Eid milad kakak...
sukses dunia wal akhirat
_Phuji Astuty_

Selasa, 27 Maret 2012

Maknai tingkahmu.....

Setiap orang memulai memaknai suatu hal terkadang dengan sudut pandang berbeda. Apakah kamu mengintip dengan logika atau nurani, lalu apakah kamu merefleksikannya atas dasar kemanusiaan, kepentingan pribadi, umum atau hanya sekedar bersenang-senang dan ribuan embel-embel lain yang dijadikan patokan sebagai alasan. Skali lagi, semua terserah si empunya badan dan otak

Pagi ini aku berangkat memulai aktivitas, lebih pagi. Santer terdengar sejak jauh hari sebelumnya, bahwa hari ini 27 maret 2012 adalah puncak aksi para kawan mahasiswa dari berbagai almamater. Jam tujuh aku sudah meninggalkan pekarangan rumah tak lupa menyisipkan doa tidak ketemu para pendiktator jalanan itu. Dan Alhamdulillah aku sampai dengan liukan lalu lintas sebagaimana mestinya, tanpa harus membaui ban kendaraan akibat terjongos aksi..

Menjelang sore..,
Kukira kibaran bendera ‘protes’ kalian tlah surut..ternyata dugaanku meleset. Depan UKIP, jalanan diblokir total, pengamanan diturunkan bukan cuma dari kepolisian, sekilas kuintip lewat jendela angkot, ada para prajurit berseregam loreng ikut membentuk benteng pertahanan. Asap pembakaran ban mengepul, bunyi klakson serasa menyemangati keadaan, orang lalu lalang tak karuan, berteriak yang tak aku mengerti arahnya, beberapa dari mereka menggunakan speaker untuk melepas output dari pita suara, beberapa lagi berteriak tak jelas ponemnya. Mereka berhamburan memakai jas aneka warna. Mereka kawanku,..mahasiswa…

Seorang aparat kepolisian membunyikan peluitnya keras-keras dan melambaikan tangan tanda isyarat berhenti.
“Pak, jalanan depan terblokir total, motorpun tidak bisa lewat..pakai jalan memutar saja ya?”usulnya
Kulirik jam tanganku…Hampir mendekati angka 4, padahal Papa ingin berangkat ke daerah jam 4 nanti. Bergegas kutelpon orang rumah, dan katanya Papa sudah siap-siap pulang. Yaa elaaa..tanda-tanda nda bisa liat Papa pulang donk. Hmm mulailah si rasa dongkol nyalip dalam hati.

Menit berikutnya, angkot terpaksa balik haluan. Kita ambil jalan memutar katanya. Di persimpangan jalan, naik 2 anak SMA sambil mengumpat aksi demo mahasiswa. Katanya mereka nda bakal ikut aksi jika menyandang predikat yang sama. Sekilas kupandangi mereka. Entahlah dik, apa prinsipmu itu masih bertahan kelak jika kamu sudah menyandang predikat itu^__^
Sekitar sepuluh menit berikutnya, Papa telpon kalo beliau sudah start, aku hanya bisa menghela nafas panjang. Ya sudah…

Aku meraih head set dah menyumbat telingaku dengan musik. Kututup jendela angkot. Bersamaan dengan itu, seorang ibu dan anaknya yang berusia sekitar 4 tahunan naik ke angkot. Aku melemparkan senyuman padanya dan kembali asyik dengan laguku.

Dan, tak butuh waktu lama untuk menyadari area pemukiman baru yang tak pernah kujamah kasat mataku sebelumnya. Area yang beda, dan rasanya aku tak pernah melewati pematang sawah di belakang kompleks perumahan, pasar tradisional alakadarnya, dan gubuk kecil yang bertebaran seperti jamur musiman di pinggiran jalan. Ini masih wilayah Makassar, tapi terasing versiku. Jalanan yang kami lewati bukan jalanan beraspal layaknya jalan provinsi, tapi seketika tersulap menjadi ramai dengan kendaraan. Jalanan itu salut dengan bebatuan, membuat kami yang di atas angkot harus berkelimpungan dengan gerakan disco alami. 

Aku melepas head setku.Mulai gaduh suasana di dalam angkot. Silih berganti mereka mengumumkan keluh dengan peristiwa aksi demonstrasi mahasiswa hari ini. Aku terdiam dan mendengar….
Kalian tau,…
Hari ini aku meredam sebisa mungkin rasa dongkolku pada mereka yang turun aksi,..hari ini sedikit cela hatiku merasa tak tentram dengan kejadian itu, atau mungkin aku bisa mengatakan aku menyesal mereka turun aksi. Bagiku, tak apa-apa..kalian turun aksi, tapi lakukanlah dengan cara damai dan tak mengundang kata ‘anarkis’. Jalanan umum kota, tak layak untuk kalian jadikan konsumsi sendiri, kami…kawan kalian…pun punya urusan lain yang lebih penting

Dalam angkot itu ada beberapa kepala, yang sangat ingin sampai di tujuannya…
2 siswa SMA yang punya tujuan mulia ikut bimbingan belajar, mereka sibuk utak atik buku latihan soalnya di angkot. Aku bisa menangkap sisi semangatnya, dan aku menjamin, mereka pasti telat sampai di tempat bimbingan.
Seorang ibu muda bersama seorang anaknya yang mulai rewel, belakangan kutahu kalo anaknya sakit dan ibunya hendak membawanya ke dokter praktek. Kalian bayangkan, anak kecil yang harus menahan sakit yang lama, yang seharusnya bisa segera meminum obatnya di rumah.
Seorang ibu yang tak kunjung berhenti berbicara lewat ponselnya, menginstruksikan tentang sesuatu kepada lawan bicaranya. Dan dari percakapannya, kutangkap..ibu itu ingin buru-buru sampai di rumahnya, untuk menyusui anaknya. Yaa..,kubayangkan saat itu, seorang bayi mungil menangis kehausan,..
Aksi nyontek disini

Tak semua kepala tau arti menyayangi
Sejengkal tawa bisa saja berarti duka
Hanya saja rabaan nurani tak menafsirkannya
Karena terlewat angan asyik dengan batangan sendiri
Aku hanya ingin berucap…
Sesungguhnya kita social,
Bersama!!

Sabtu, 24 Maret 2012

Rindu Muhammad..

Dia bernama Muhammad
Rasulullahah Shallallahu Alaihi wa Salam

Sujudku padaMu wahai yang smoga bisa kupanggil kekasih
Sujudku padaMu Sang pemberi anugerah dan karunia tiada terucap
Sujudku padaMu yang meminjamiku segalanya
Dan sujudku padaMu yang telah memberi Muhammad untuk penerang jagad

Rasulullah…Muhammad
Ya…Dia bernama Muhammad
Yang terlahir tepat empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan
Dan zaman telah mengikrarkan namanya
Yang berpendar dalam cahaya penuh megah

Kepada Yang Terhormat,
Rasulullahah Shallallahu Alaihi wa Salam
Dengan ini aku ingin mengadu lewat curahan hati..
Bahwasanya hari-hariku hampa sebelum mengucap namamu

Hatiku kosong
Tak terkuak oleh denting embun di ujung daun
Mengalun riuh derap mengisi kekosongan…
Meragu dengan pagi yang datang dengan sepi…
Berburuk sangka dengan penutupan hari
Dengan senja yang hanya datang menitip rona jingganya lalu berlalu
Kemudian kembali sepi..

Sampai pada suatu masa
Seseorang menancapkan namamu lebih dalam di hatiku,
Lalu kemudian membumbuhinya dengan tebar pesona
Pelan…
Aku mengenalmu
  
Dia bernama Muhammad
Namamu di hatiku, tak boleh mati!
Tetaplah hari merambat, tajamkan rasaku untukmu
Siapkan menu mencicipi risalahmu..
Meski jarak dan waktu merapuhkan angan
Tapi…
Tirai gerimis dan desau angin akan mematangkan rindu
Maka…bersujudlah, wahai aku…
Terangi bilik dengan nyalaan lampu di pertigaan malam,
Ketika sabdanya menyuruh untuk bersegera mengadu pada Yang Kuasa

makasih gambarnya^^

sesungguhnya Tuhan...,aku takut kalau kedut rindu itu hilang..
karena aku berada pada masa embrio mengenalMu
Islamku tak setinggi mereka yang kerap berbenah
skali lagi...
aku masih belajar...
untuk selalu mengingatMu...Rabbku....Muhammad
belum tahu dan belum mampu mengajarkan tentangMu....
(Phuji Astuty)

Selasa, 20 Maret 2012

Nur Fhat Mabud

Sebelum akhirnya aku menemukan sebuah kesenangan,aku harus berjuang melawan segenap resah. Aku meminta dengan sangat kepada Pemilik Jagad Raya,sebuah permintaan untuk menghadirkan tiap kesenangan dalam tiap helak nafasku. Sebelum akhirnya kutemukan sebuah jawaban pasti akan ada kiriman penantian berkepanjangan, aku diharuskan untuk menjamah sebuah rasa penasaran berujung. Sebelum akhirnya aku mengecap manisnya hidup, aku diberi cobaan lebih awal, semacam uji ketahanan yang sangat manusiawi.

Sebelum, sebelum dan sebelum, brapa lagi sebelum yang harus aku lewati. Terkadang begitu menyengsarakan diri hingga harus menunggu lama. Layaknya sebuah kewajiban, aku harus melakukan sesuatu sebelum mendapatkan sesuatu, malah harus berkorban sebelum mendapatkan hal yang teramat ingin kujangkau. Jika harus melepaskan apa yang ada padaku dan semasih itu dalam batas dimensi kewajaran maka sangat bisa aku tolerir untuk mendapatkan yang indah itu. Pasti kulakukan!!

Awalnya aku merasa jengkel jika harus meniti satu-satu demi sebuah tujuan, tapi lewat fase itu aku belajar. Bahwa semuanya ada awal dan akhirnya. Dan tak harus menunggu lama untuk mendapatkan ‘riang’ meski masih dalam batas ‘menunggu’, karena kita bisa menyulap seperti apa keadaan hati dan kemauan. Menunggu dengan indah, menunggu dengan prasangka baik, menunggu dengan senyuman, bukan dengan resah. Meski tak pelat rasa resah dan bosan kerap kali datang. 

Setapak demi setapak akhirnya terukir di jejeran lantai bumi, itu adalah langkahan kakimu yang mulai tergambar. Menguak sisi indah dirimu pelan-pelan. Langkah itu menuju sebuah jalur, yang semoga bisa memahat ukiran senyum yang abadi. Tenanglah wahai manusia, engkau tidak sendiri, ada kiriman bala bantuan yang setia menemani, di celah suka dan dukamu.

Tanyakan pada mereka, mengapa rela membangunkan candi-candi riang dalam relief hidupmu??tanyakan pula untuk apa mereka bersusah-susah menbangun sebuah prasasti tanda keberadaanmu, atau tanyakan kenapa harus rela menandatangani dan menyetujui perjanjian untuk ada bersamamu??ya..tanyakan sekali lagi pada mereka yang kau panggil teman, sahabat dan saudara. Mengapa membuang waktunya untukmu seorang??

Ada rasa rindu menjejal di tubuh saat ingat mereka. Ada haru menyunsum di rakitan tulang saat nama mereka satu satu terdengar. Jika kau tlah sampai ke tujuan hidupmu, mereka tak selalu bersamamu, karena mereka juga punya tujuan hidup. Hanya saja Tuhan menyandingkan kita untuk sejalan meraih rahasia yang di depan itu. Lalu setelahnya semua hidup masing-masing, dengan cara sendiri yang telah dipilih sebelumnya. Sehingga yang terkenang saat itu adalah kebersamaan saat ini. Yang menemanimu selanjutnya bukan mereka, tapi yang kamu panggil keluarga, suami istri dan anak-anakmu kelak, tapi bayangan akan mereka tak akan pudar. Karena senyum, susah, senang sudah terbungkus dalam peti hati, teramat indah untuk dikenang, dan menjadi senandung cerita untuk cucumu kelak.

Mari belajar kesakitan dan haru biru yang tercipta dari riak sebuah kebersamaan dalam persahabatan karena setelah fase ini akan berganti dengan masa lain. Jadi sangat disayangkan melewatkannya. Mari belajar untuk jadi teman dan sahabat terbaik untuk mereka yang rela mengorbankan waktunya untukmu, mari belajar jadi sahabat untuk sahabat sepenuh hati tanpa pamrih. 

Nur Fhat Mabud
 untuk sahabatku Nur....
Hari ini, entah berapa episode hari yang aku lalui kedepan untuk bisa bertemu dengamu lagi. Ataukah, mungkin kita tidak akan pernah bertemu lagi...

Saat menulis catatan ini, kamu tentu sudah berada di pesawat sana. bercengkrama dengan awan yang mengapas. 
Maaf..jika slama ini, tak bisa jadi sahabat sehebat dalam pikiranmu, maaf jika tak bisa jadi gelas untuk menambuk titik airmu....


Entah, dimana lagi bisa menemukan sopir sebaik kamu Sis. Yang saban hari, ketika suntuk ada, maka kamu akan mengantar kesana kemari. Tapi tenang saja, suaramu, gerakmu, cara jalanmu, kesukaanmu, cara tidurmu, nyanyianmu, keluhmu, isyarat wajahmu, talah kubaca jauh hari sebelum engkau memutuskan untuk kembali pada orang tuamu. Kami tau, sejak kepergian Ayahandamu menghadap Ilahi Rabb, kamu seperti kehilangan rasa untuk sebelah badanmu. 
Nur...jika kau mau, sering-seringlah menengok kami ke makassar...^__^



mari sama-sama meminta...
untuk waktu yang kian mengerucut,..
mungkinkah ada komposisi perjamuan antara aku dan kamu ,
suatu hari
Aku yakin!!^^
(Nur-Uty / Ternate-Makassar)

Sabtu, 17 Maret 2012

Perempuan...

Seperti burung pelatuk, gadis itu mencerca kata-katanya di hadapanku. Mengungkap semua hal tentang yang pernah kami lalui, tapi ia tetaplah wantia.sbrapa lamapun dia berbicara tak ada yang tau sedalam apa perasaannya 
Brapa lamapun dia mengoceh di hadapanku. Tetaplah ia seorang wanita, tetaplah aku tidak bisa mengukur isi hatinya. Semua trasa abu-abu. Saban hari kukira ia menderita duka yang teramat dalam, tangisnya terasa menyayat sembilu, rupanya dia terlewat haru. Pernah juga kudapati senyuman manis di bibirnya menyambut kedatanganku yang lelah seharian di kantor, tapi beberapa menit baru kutau dia tersenyum untuk menghiburku karena anak kami mendapat kecelakaan. 

Yaa…Perempuan… 
Banyak yang bilang, wanita itu aneh. Kadang hatinya tak senada dengan lisannya. Tlah kudengar, baik seliweran atau terangan, si makhluk tak tertebak itulah perempuan. Kadang, aku cuma tersenyum saat menjawab pertanyaan temanku yang berlabel ‘adam’. Ada apa Ty?? Dan, tahukah kalian…sesungguhnya diam berarti ‘iya’ tidak selamanya berlaku pada wanita. Maka, karena itulah dia samar, dan…karena itulah jangan menarik kesimpulan di awal. 

Baginya…para kaum adam. Melihat, menjejaki dan mengingat kalian adalah hal yang istimewa dan penuh rumit. Seperti memahami maksud dari sejuta baris lirik lalu mencoba bersenandung tentang keindahan yang zalim, mencoba menyapamu. Lalu…pengaduan sesuatu yang mendera, mengendap pasti dan menjadi sebuah ritual konstanta, itulah ta’aruf. 

Boleh saja, ketika dahulu..kita tak pernah saling kenal, tak saling ujar. Namun pelan, dunia mengenalkan dan mengakrabkan kita. Ketika saling melangkah, saling membaca. Saat dimana kita tumbuh dari seribu hati dan berusaha menyusuri tiap liku karakter, maka saat itulah kita saling membangun makna untuk predikat gender. Kita, yang pada hakekatnya adalah makhluk tak sempurna ciptaan Sang Khalik, tapi terlahir dengan seribu satu kembangan beda. 


Ketika, kaum adam terpanggil 'dewasa' maka akan ada kelonggaran untuk kalian. Sementara, kaum hawa..ketika berceloteh tentang haid pertamanya, maka saat itu sang Ayah dengan coolnya akan menjaganya lebih erat lagi. Karena saat dewasa, bagi Adam adalah tahu apa yang terjadi di luar sana, untuk menempa fitrah ‘superiornya’ sementara Hawa, akan selalu setia dengan perhatian. Bukan berarti Hawa terkekang dan tak mengenal warni hentakan duniawi, tapi prasaan ‘malu’ memang porsinya dilebihkan untuk kaum Hawa, dan sesungguhnya itu adalah cara Rabb agar Hawa lebih dihargai, lebih dimuliakan.. 

Perempuan,.. 
Bercerita seperti semilir sepoi yang bisa menidurkan. Kukenalkan kepada kalian kaum Adam, mereka yang berjalan dan pada akhirnya akan kalian jemput adalah perempuan. Makhluk yang kalian panggil ibu adalah perempuan, makhluk yang kalian panggil istri adalah perempuan 

Perempuan… 
Yang tak tau apa pendefenisian aliran bening dari matanya yang pelan turun. Yang hanya bisa memberi dan memberi pada anaknya tanpa pamrih. Yang bisa berceloteh berbatas keanggunannya. Yang bisa mendamaikan meski lewat gurat senyum. Yang berjubah ayu tapi tak lemah. Yang juga bisa berdiri seterik mentari. Yang bisa menenangkan meski hanya lewat rengkuhan tangan dan rangkulan kecil. Yang akan bersorak pada sebuah keberhasilan dan menangis pada sebuah perkelahian.

Perempuan,.. Yang dari awal kelahirannya tlah dimuliakan. Dan sepatutnyalah aku berbangga hati menjadi bagian dari kalian. ^___^ 
Pada sebuah interlude… 
Memberi jeda untuk ternikmati 
Maka perempuan tak ada batasan berakhir 
Bahwa ianya selalu termuliakan… 
Bahwa ianya kerap terindahkan…

Kamis, 15 Maret 2012

MELAMAR MIMPI

Sudah lama, aku tidak mendapati getar semangat di dadaku, getar yang selalu membuatku tak ingin berdiam di tempat yang sama dalam beberapa detik saja. Engsel tubuhku tak bertenaga, seperti ditempa berkilo-kilo barang bawaan, hingga membuatku mematung, terpaku tak bergerak.

Kejadian bermula saat kakak sulungku menderita kelainan jiwa, tiba-tiba rumah seperti neraka bagiku. Aku terlahir di keluarga yang jauh dari kata berkecukupan, Sejak aku lahir aku sudah mengenal Ayah sebagai buruh bangunan, dan sampai aku menamatkan sekolahku di SMA, Ayah masih menjadi seorang buruh bangunan. Aku malu??? Tentu saja ada getar seperti itu di dadaku, apalagi aku adalah anak perempuan, akupun ingin hidup normal seperti temanku yang lain. Putri dari seorang karyawan perusahaan, wiraswasta sukses, pegawai negri sipil, pokoknya dari keluarga terpandang. Sedang aku, hanyalah seorang putri dari buruh bangunan dan tukang cuci pakaian, tapi aku mampu menyelesaikan sekolahku hingga jenjang SMA, meskipun tak terhitung lagi kisah yang harus kulalui dengan linangan airmata.

Penyakit kakak semakin parah dari tahun ke tahun, adik bungsuku terpaksa berhenti sekolah. Kakakku yang kedua memilih merantau, dan setahun sejak kepergiannya kami belum mendapat kabar pasti keberadaan kakak.

Dari pihak  Rumah Sakit, dokter mengatakan kakak sulungku menderita kelainan jiwa terkait dengan keinginanya untuk menikah. Memang umur kakak sudah sangat matang untuk membina rumah tangga, tapi keluarga tidak punya uang untuk membiaya resepsi pernikahannya. Kami menetap di wilayah Sulawesi, menurut adat turun temurun disini, seorang laki-laki jika hendak menikah dengan seorang perempuan haruslah membayar uang ‘panai, yaitu sejumlah uang yang diberikan kepada keluarga mempelai wanita sebagai bentuk penghargaan, bukan mahar tapi lebih kepada budaya masyarakat setempat.

“Han, kamu mau pilih jurusan apa di bangku perkuliahan?”tanya Ibu suatu ketika

Tapi aku tahu, itu artinya ibu mengatakan padaku, beliau tidak punya uang cukup untuk membiayai kuliahku. Dan entah kenapa, aku jadi semangat untuk mewujudkan mimpi karena pertanyaan Ibu itu. Engsel tubuhku seperti mendapat perekat kuat dari suara Ibu.Yaa…aku ingin kuliah..

Tak mengapa Ibu…., dan kuputuskan hari itu untuk mengadu nasib di ibukota provinsi. Memang tidak mudah, tapi aku berhasil bekerja sebagai shopkepper dengan gaji yang lumayan, kakak sulung kami titipkan di rumah sakit jiwa. Adik bungsuku ikut kakak kedua merantau, Ayah dan Ibu masih dengan rutinitasnya. Melihat kondisi keluargaku, tak berarti aku harus mengurungkan niatku untuk bermimpi. Tahun depan, akupun ingin kuliah…tahun depan aku ingin melamar mimpiku…dan semoga bukan sekedar mimpi, aku ingin mempersuntingnya…

Selang beberapa tahun kemudian, aku bertemu dengan sohib SMAku, namanya Uty. Kami tidak sekelas, tapi jarak rumah kami lumayan terbilang berdekatan, sejalur. Aku dan Uty kerap jalan kaki pulang ke rumah, secara bergantian kami saling tunggu di gerbang sekolah jika bell tanda pulang tlah berbunyi. Dan hari ini, aku bertemu dia, di pelataran musholla MTC (Makassar Trade Center). Awalnya, aku tak mengenalinya, dia yang menyapaku lebih dahulu. Rupanya sekarang dia sudah berjilbab. Uty menungguku di gerbang mushola, dan mengajakku ngobrol sambil menikmati es cream. Akh..lama tak berjumpa, jelas kami saling rindu…

Sekitar setengah jam kami ngobrol berdua dan akhirnya saling tuker nomor handphone. Di akhir percakapan, Uty menyampaikan rasa kagumnya padaku. Katanya, aku benar-benar seperti rumput liar, bertahan di cuaca apapun. Kemudian aku pamitan, membalikkan badan, berjalan menjauhi meja tempat kami tadinya duduk berdua. Tanpa aku sadari, sepasang mata itu masih memandangi punggungku. Apa ya maksudnya??aku tidak tahu…tapi beruntungnya aku membaca tulisan ini…jadinya aku mengetahui apa yang tersirat dari pandangan itu..

Katanya……

”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (Q.S Nuh:(71):19-20)

Untuk kawanku si pemilik selera kerja yang luar biasa. Tlah kucicipi potongan mozaik wajahmu ketika berkeluh kesah lalu kemudian tak menunggu waktu untuk berusaha. Untuk Dia yang telah menciptakan kamu dalam kerangka yang mengatas namakan perempuan. Hidup itu harus bermanfaat, bukan dari seberapa lembar rupiah yang kau hasilkan. Di mataku, kamu adalah kawanku yang punya rengkuhan tangan melebihi lebar bahumu, hatimu yang seluas hamparan langit mengharu biru. Akh tak tau aku menggambarkan rasa kagumku ketika memandangi punggungmu berjalan menjauhiku. Hanya saja, aku sempat menitipka doa pada Sang Khalik,..Allahu Rabb jaga kawanku…
Sampai berjumpa lagi Han….^^
_Uty_



Selasa, 13 Maret 2012

Welcome makassar RAtihh^^

Welcome....welcome Ratih....
Ingat, beberapa bulan yang lalu. Ketika kami kelabakan ke bandara, buat melepas ibu ini ke kalimantan sana. Aku kembali teringat, bagaimana saya Kak Pipi, Awa dan Atun harus menunggu di gerbang bandara untuk keberangkatan bis selanjutnya...Dan akhirnya, aku dikabari kalo si Ibu Ratih bakal balik ke Makassar untuk menghabiskan masa cutinya. Dan jadilah kami tim penyusun buat memprakarsai pertemuan selanjutnya..

Lama nda ketemu, ternyata dianya tambah makmur..tambah subur, otomatis berat badan tambah meningkat. ckckck. Kopdar yang mengambil lokasi di Lesehan damai, Jln Perintis Kemerdekaan Makassar. Salah satu tempat favorit para bloofers Makassar buat kopdaran setelah D'cost, pantai losari dan gedung PKP UNHAS yang letaknnya dekat danau. Ternyata eh ternyata, selain dia..si Uccak juga berubah setelah ikutan pesantren, dia datang pake kemeja bow...yang notabenenya si soulmate Emi ini gemar menumpuk stelan pakaiannya dengan jaket. Emhmmm pak ustad^___^

Nah...selain Uccank dan Ratih, ada juga yang makin subur. Siapa dia?? TARAAAAAAAAA..kak Pipi. Yuppp tambah subur, apa resepnya kak???. Dan yang lebih funtastis lagi, rupanya kami kehilangan selebritis dari Makassar yang jago nge-band. Adik kami, si Randy Emi sudah potong rambut. Kabarnya, alasan si Emi potong rambut adalah karena 'sesuatu' ckckck mencurigakan.

Jadi yang statis cuma aku, Awa, Atun dan Dika. Kami, sekilas masih sama dengan berat badan terdahulu. Ada yang mo nanya nda, apa resepnya???^____^


Emi (yg megang kamera) dan Uccak setengah tahun yang lalu...

Edisi bulan agustus


Ratih (paling kiri) keliatan kurus, Uccank tetep dengan jaketnya^^

2 sejoli paling depan, dayang2 kami...heheh

lha Emi kemana???^___^
Ole2 Ratih..makasih yaaa...
Makasih Ratih untuk olenya,..Welcome Makassar
kapan2 ngumpul lagi ya...

Edisipostingantanpapuisi^^

Minggu, 11 Maret 2012

Sepotong kisah di akhir pekan^^

Percakapan ini terjadi setengah tahun yang lalu, ketika seorang saudariku 'membuang' semua gundahnya padaku. Ia mengabarkan, ketika perhitungan masa silam...tak sempat ia memikirkan tentang pernikahan, tapi si hari - hari belakangan ini, ada kedut rindu melintasi hatinya. Aku tersenyum simpul mendengar penuturannya. Aku merekam apik segala senyum dan candanya, segala gundah dan kesahnya, segala hal yang membuatnya meragu. Sahabatku....aku rasa, perasaanmu wajar, aku rasa itu sebuah cobaan..^_^

Akhir-akhir ini ia kembali dengan mimik yang sama persis dengan setengah tahun lalu. Weekend memberi postingan untuk lagi berbagi denganku tentang kisahnya. Perkara kali ini beda, ia tak mendatangiku, karena kami terpisah jarak, ia hanya cukup menyapaku lewat udara, lewat telpon...Walaupun tak bisa kuselidiki seberapa persen 'rasa' itu mempengaruhi harinya, aku cukuplah tahu..kalo ia butuh bercerita...

Aku jadi teringat tentang puisi yang sempat kuberikan padanya, ketika bercerita panjang kali lebar. Dan hari ini, aku cukup membacakannya lagi, dan bertanya tentang adakah sosoknya memberi harap, adakah takdir bergumam atas penantiannya. Wuihhh ceritamu menyentilku sahabatku,...Berbahagia tlah dianugerahi rasa cinta, itu berarti kita adalah mahkluk indah. Dan bersiaplah dengan segala kemungkinan selanjutnya, amunisi untuk membentengi rasa lagi-lagi hanya ia si Pencipta seluruh kelak keluk jiwa ini. Maka..bersaksilah, bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT...
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (pria dan wanita). (QS.35/Faathir:11)
Aku ragu ada dan tiadaku
Tapi cinta mengumumkan aku ada
(Muhammad Iqbal)

Dari cinta kita berasal
Dan atas nama cnta Dia menciptakan kita
Karena tujuan cinta kita mendatangi-Nya
Dan demi cinta pula kita menghadap-Nya
(Jalaluddin Rumi)


JODOH 
Jemariku menulis, bibirku terkatup tapi nurani meletup letup
Jiwaku membaca, memaknai dan mencecap rasa
Pada setiap relief jejak
Menyisakan genangan cinta yang agung

Di hati ada ribuan tanya menggeliat hampa
Bertanya namun takut untuk bernada
Sebenarnya kutanggap sisi indahnya
Namun, engkau Adam…sang pemilik hati kekar
Tak jua menjamahnya

Dulu aku tak membilang bahwa aku ingin menikah
Tapi jiwaku tak berpendar dari  aturan menjadikannya HALAL
Dan gundah setia mencabik cabik hati


Yakinlah, meski cinta datang begitu pagi
Jangan takut menyambutnya
Jika cinta datang begitu senja
Seharusnya kita tak berburuk sangka kepada-Nya
Sebab yang terukir dalam diary Tuhan
Adalah berkahm ujian dan benar adanya

(Phuji Astuty)

Jumat, 09 Maret 2012

Dear Allah....

Allahu Rabb, bolehkan kita berbincang??
Bismillahirahmanirrahim….
Dear Allah…
Engkau, tentu selalu melihatku, bukan menganalisa dari satu sudut, tapi segala rongga dan celah tubuhku, Engkau tentu telah mengetahuinya. Hal yang sangat mengesankan bernafas, dan bagiku adalah karena Engkau memiliki segala yang ada di muka bumi, baik yang tak bernafas, padat, cair, gas dan segala bentuk maha megah terhampar di bumi. Dan aku selalu tertarik dengan semuanya. Seiring aku mengenalMu, aku smakin jauh terperosok dalam labirinMu yang meneduhkan, Allahu Rabb…ijinkan aku mencintaiMu semampuku..

Pagi ini aku mendapat surat dari berbagai departemen di muka bumi ini...
Pertama dari departemen agama, amplop suratnya sungguh indah, seperti cerminan pualam. Katanya aku sangat sering melalaikan kewajibanku, aku dikirimkan sebuah peringatan. Mereka bilang "Hidup kadang melampaui batas logika, berkelok dan mengukir lukisan sendu, tapi apapun warna dan tembok hidupmu janganlah lupa akanNya"

Surat kedua dari Departemen hubungan luar...., hariku miris mendengar tuduhan itu, katanya aku begitu sombong tak peduli sesama. Aku mulai bertanya-tanya, apa benar begitu adanya aku??kemudian kutelaah baik-baik...aku mungkin memang sombong,.aku mungkin tlah banyak memutuskan tali silatuhrahmiku…

Baru dua surat dari departemen di muka bumi ini, airmataku sudah menganak sungai. Kuperhatikan lembaran amplop dengan aneka warna itu...akan ada banyak tagihan, keluhan tentang diriku di rentetan baris kata dalam surat itu. Astagfirullah, hatiku miris melihatnya, sebegitukah diriku?? tapi kenyataannya, lebih baik daripada kepala pemerintahan sejagad raya ini tidak mengirimkanku peringatan, sebab dengan begini aku bisa tau tentangku. tentang tubuh yang penuh dengan kekurangan

Dan....
semakin aku tumbuh, celah ruang yang dulu ingin aku tahu perlahan terbuka satu demi satu, dan akhirnya aku merasakan sendiri bagaimana perjalanan tiap cluster hidup ini. Dan, aku akan terus berjalan dengan kembangan harap dan mimpi...

Saat hidup kujamah, akan kutulis dalam lembar hati...jika diri meranggas dewasa akan kuukir sebuah dinasti, meski sederhana tapi melekat dan membekas. Hati dan fikirku adalah cahaya menganak sungai dalam perjalanan hidupku, langkahku adalah simbol dari nurani terdalam

Surat itu adalah diary terhebat. Bisa saja mereka mengirimiku segenap keluh dan kesan tentang diriku yang teramat buruk, dan itu akan kuputar satu demi satu agar bisa lebih indah..smoga duniaku tak runtuh dan smoga akhiratku menanti indah..

Allahu Rabb…bolehkan kita berbincang
Aku ingin mengadukan proposal sesalku, tentang waktu yang terlewati dengan percuma, tentang beberapa tahun silam yang kelabu. Sbrapa hina hambaMu ini, tentu Engkaupun mengetahuinya, karena telah tercatat amal keburukanku dalam tiap teleskop pribadiMu.

Allahu Rabb…bolehkan kita berbincang
Hatiku tergetar ketika bersujud di pertengahan malam dan lisanku kecil memanggil namaMu, tapi ketika pagi menyeruak, kadang pertemuan itu menjadi terlupakan. Aku ingin, dalam ingatan, desah nafas dan denyut nadiku, Engkau selalu ada, karena aku menyukai dentuman teduh ketika aku berbincang denganMu Rabbku

Mungkin dan tlah kusadari, aku hanyalah hamba yang memenangkan peruntungan untuk dilahirkan di muka bumi ini, dengan segala kesederhanaan dan kekurangan terperangkap dalam batang tubuh ini, tapi aku tak akan berhenti untuk meminta keistiqamah-an padaMu Rabb, dan sudikah kiranya Engkau memberikan yang permanen dan menanamkan dalam palung hatiku. Amien Ya Rabb

Rabb..ijinkan aku berbincang denganmu di malam berikutnya……

Semerbak indah berputar..
Keesaa-an lantang memukau..
Akankah aku mencintaMu seperti kesetiaan mentari pada pagi..
Ataukah mengingatMu seperti tahuku akan namaku…
Selalu….

Selasa, 06 Maret 2012

Mereka juga manusia....

Hari ini aku seharian wara wiri di Infection center, Rumah Sakit Wahidin Sudirohuso (RSWS) Makassar, lengkap dengam masker dan gloves yang aku pasang sampai dua lapis. Ruangan Infection Center (IC) RSWS ini memang terbilang gedung baru, dahulu pasien HIV, TBC hanya ditempatkan di ruangan isolasi untuk tiap ruang inap, tapi sekarang mereka ditempatkan khusus pada bangunan yang terpisah. IC RSWS terdiri dari tiga lantai yang diperuntukkan untuk pasien. lantai pertama untuk mereka yang menderita tumor paru, flu burung, lantai dua dengan pasien TBC, dan lantai tiga dengan pasien penderita HIV. Ruangan yang agak kuhindari adalah lantai dua, karena TBC menular lewat kontak udara, dan yang bikin aku penasaran adalah lantai 3. Maka akupun berlenggang kangkung ke sana.. Takut????tentu tidak...

HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ( infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk). Sementara Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. HIV virusnya, AIDS adalah penyakitnya, dan tidak semua orang yang mengalami HIV akan menderita AIDS, siapa tau dia meninggal dunia sebelum virusnya menjelma menjadi AIDS, (nagh lho???^^). Lama perkembangan virus HIV menjadi AIDS adalah 9-10 tahun,  dan rata-rata angka kelangsungan hidup setelah menderita AIDS adalah 9 bulan. Wuihhh kebayang nga tuh??.Gimana kalo umpamanya seseorang baru ketahuan terdeteksi HIV pada masa stadium akhirnya, bukannya nunggu 9-10 tahun lagi...Ya Allahu Rabb...

Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

Tahap 1: Periode Jendela 

HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah. Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat. Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini. Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan

Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala/Asimptomatik) rata-rata selama 5-10 tahun. HIV berkembang biak dalam tubuh. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat. Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) 
Sistem kekebalan tubuh semakin turun. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah dan berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Lantai 3 IC dilengkapi dengan laboratorium dan sterilisasi alat. Aku mengintip satu persatu kamar, yang rata-rata dihuni oleh kaum pria. Dan sebagian besar dari mereka memiliki pasangan hidup atau istri. Yang menarik perhatian saya adalah, seorang pasien kamar 1, si suami terlihat memiliki watak yang tempramental..tetapi istrinya dengan sabar melayani permintaan sang suami. Menurut cerita istrinya, dan data dari Rumah sakit, mereka sudah seminggu lebih berada di sana. Awalnya, suaminya hanya menderita semacam luka ringan di leher, lama kelamaan membentuk bisul dan proses penyembuhannya yang lama. Seminggu kemudian, mereka yang menetap di kawasan paling timur Indonesia akhirnya berniat melakukan pemeriksaan ke Makassar, dan hari pertama langsung di 'jebloskan' ke IC setelah proses analisa laboratorium darah. 

Di kamar sebelah, ada seorang pemuda yang kisaran umurnya mendekati kepala 30. Dengan tipekal pendiam, tapi prediksiku dahulunya dia adalah pemuda yang humoris. Ketika, aku bertanya tentang anaknya, dia menjawab malu-malu 'kosong'. kosong???tanyaku ulang...dan langsung disambung kata "Oow...Sorry" sambil senyam senyum nda jelas.^____^. Keluarganya lalu berburu curhat, mengatakan kalau si pemuda dan pihak keluarga sangat menginginkan ia menikah. Saat itu, kepala Instalasi Infection Center, tengah berdiri disampingku, dan dengan 'gemulainya' ia berkata, 'bisa menikah, asal dikomunikasikan dengan calon istrinya, jangan menyembunyikan apa yang sudah terjadi'. Hmmm....kuperhatikan lipatan kisi wajah si pemuda. Ada raut penyesalan disana,...kalian mau seperti dia???tentu tidak...

Di kamar lain, seseorang yang berstatus pasien baru. Baru saja masuk, diantar dengan orang yang mengaku 'kerabat' nya. Bukan istri ataupun anaknya, Kuperhatikan sekilas, bapak itu terlihat sangat kurus, terpasang farbion  di tiang infusnya, kuraba badannya...hangat. Terlihat dermatitis (lesi kulit), dan nampak jelas kandidiasis pada rongga mulutnya, kuperiksa status pasien...dia pun menderita tumor paru. Kutanyakan, kemana istrinya pak,..si bapak menjawab 'tidak tahu' sambil menunduk lesu. 

Satu kasus yang sama dengan diagnosa yang sama, penghuni kamar tetangga si bapak. Aku memperbaiki kacamataku saat melihat, tatto mendominasi sebagian besar badannya. Seorang laki-laki, yang mengaku punya beberapa istri, tapi tidak menyebutkan nilai 'nominalnya' ^^. Aku rasa, bapak yang satu ini mantan preman,..ya meskipun rambutnya gondrong dan tampang brewok, tapi aku tidak takut...wong badannya sekarang kecil. Kecil karena berteman dengan virus HIV. Bapak ini hobby skali duduk menyamping dan menghadap jendela, seolah ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada bentangan langit luas di luar sana.

Gejala herpes zoster pada penderita  HIV ,
biasanya pada daerah dada  dan leher 
Timbulnya candidiasis pada area lidah (salah satu gejala minor penderita AIDS)
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam sebulannya,
preman yang berototpun ujung2nya  kayak gini...

sarkoma kaposi (kanker kulit) disebabkan virus herpes  (HHV-8) , dan
menular melalui hubungan seks


 Mereka berada di ruangan Infection center, menjalani hukuman sosial atas sebuah penyakit yang diderita. Mereka juga manusia bukan seperti hewan yang seenaknya tanpa bersuara. Merekapun memiliki komponen nurani, sama seperti yang kita punya. Maka jangan jauhi mereka, layaknya seperti bom yang akan meledak, tapi lukislah senyum pada wajah mereka, seolah akan 'chapter' hidupnya terus bersambung. Karena, sebuah gerbang kematian adalah keputusan Allah. Tetapi untuk membuat gembira dan sedih, adalah keputusan manusia...

Sebuah pelajaran termakna dari garis hidup, bahwa Allahlah yang superior di atas sgalanya... Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku ( Asy-Syu'ara':80)


kamu adalah harta karun yang bernilai 
kamu adalah loading dari pencipta sejarah
maka...cintai dirimu seperti kamu membangun ruangan sehat di dalamnya
hati dan pikiran adalah preview dari pemusatan hidup
maka hiduplah dengan baik
jangan siakan masa hari-hari

^^
merekapun juga manusia.....