Sabtu, 22 September 2012

Hiking ke gunung bawakaraeng

Finally!!!! Bisa juga megang tugu puncak gunung. Setelah sebelumnya, ngebolang ke beberapa gunung tak tinggi, bukit dan lembah Ramma. Akhirnya bisa naik haji di bawakaraeng heheheh. Wuahhhh bagaimana perasaanku??pertamakali liat puncaknya dari kejauhan di sungai yang lagi kering di pos 8. Rasanya tidak sabaran. Sampai di puncak,…hmmmmm speacless. Rasanya aku ingin memanggil awan buat mengelilingi puncak sekali putaran saja. Sayangnya bahasaku dan bahasa para awan tak sama. Kapan2 aku akan kursus bahasamu wahai awan^^

Bawakaraeng adalah salah satu gunung yang mematung di wilayah territorial Sulawesi selatan, tepatnya di wilayah kabupaten Gowa, dengan lereng pegunungan terletak di wilayah Malino, tepatnya di desa Lembanna, dengan mengerucut pada ketinggian 2830 MDPL. Untuk mencapai puncak kita harus melewati 10 pos dengan ciri khas medan yang berbeda-beda. Hmmm kayaknya tiba saatnya gambar yang berbicara^^

Setelah melewati macetnya kawasan Makassar, yang kebetulan pada hari itu adalah hari pendaftaran calon gubernur. Kami akhirnya sampai di ujung Jln A.P Pettarani. Uhhh ternyata semuanya ngaret. Janjiannya jam 8, biar ahbis dzuhur bisa langsung start dari Lembanna. Paling parah yang namanya Kak Arif,dia datang jam 11 pemirsa, wuihhhhh bikin hatiku berkendor nda karuan, mana ni orang???. Alhasil kami bru brangkat jam 11 lewat dan break  di tengah perjalanan buat Jumatan dan isi lambung. Parahnya lagi, dompetku ketinggalan di warung ketika harus beli garam. Sampai Malino baru keingat, ya ampun…..cobaan apa ini???mungkin kurang sedekah kali ya??

Sebelum mulai bersenda gurau dengan jengkalan tanah bawakaraeng, ada baiknya kalo kita berdoa dulu. Smoga perjalanannya aman terkendali sampai balik ke kota Makassar. Aamiinn…Eit skalian berkenalan sama anggota tim pendaki yaahh^^
Kak Arif
Kak Arif, leader yang ngambil jurusan teknik geologi unhas. Orangnya rada-rada baik, dan cukup berani mau jadi leader kami yang terdiri dari 4 cewek dan 2 cowok, dan Cuma 2 diantaranya yang pernah muncak ke bawakaraeng, selebihnya masih amatiran, bahkan 2 orang belum pernah ngerasain hiking ke gunung^^. Andalannya cerita MOP untuk menghibur kami, tapi jago bikin roti bakar, sayangnya kurang hyegines kalo cuci piring^^. Leader yang gifo abis,tapi ngegalau dengan perahu kertas, keliatannya niat banget jadi agen neptunus.

Afar
Safar, ngambil jurusan teknik pertambangan unhas. Orangnya super duper baik. Kerap jadi leader di perjalanan. Jalannya cepet banget, tapi selalu siap sedia menunggu di garis depan. Safar ini tahu banget saat2 dimana kami butuh istrahat, atau lagi kurang semangat, tau banget kapan waktunya minum susu bendera dan kapan jadi sukarelawan muat motret. Suka banget bikin api unggun, plus jadi relawan ke sungai buat isi botol minuman kami. Thanks berattt Far!!!!

Kak Yuni
Nagh ini dia leader cewek…Kak Yuni, soulmate  kak Arif. Ngambil jurusan teknik sipil unhas. Kakak yang satu ini super duper perkasa, WAPER a.k wanita perkasa. Satu2nya cewek yang bawa kerel ke puncak yang lain mah bawa defek saja cukup^^. Orangnya rajin banget, mulai dari masak, ngediriin tenda sampe urusan patok segala…makasih kak udah ngajarin. Dan karena ajakan kakak yang satu ini, akhirnya aku bisa ngerasain muncak di bawakaraeng. Luv u full kanda^^

Salma
Salma, soulmate gua nih. Jebolan ekonomi unhas. Orangnya cantik, imut dan nda keliatan banget kalo dia punya misi muncak. Menjelang keberangkatan ke bawakaraeng, iseng2 aku ajak Salma. Eh ternyata mau..yo wess jadilah kita brangkat. Sempat bikin kaget di malam kedua di pos 9, Salma tiba2 bangun malam dan muntah2, wuihhhhh….but salut dengan keperkasaanmu di the first experience^^

Namy
Namy, ngambil jurusan biologi UIN. Si reporter kampus yang super duper aktif dan akhirnya mau nyoba muncak, sama kayak Salma…ini pengalaman pertama buat mereka. Tapi cukup buat aku kagum, mereka jempol dah. Tapi untuk urusan navigasi, mending nda usah jadikan Namy leader, 6 kali Namy salah jalan..hampir kesasar di bawakaraeng, untuk ada Kak Arif dan Safar^^

 BRANGKAT!!!!bismillahirahmanirrahim.....
desa lembanna
pos 1
Pos1: jalur dari desa lembanna melewati area perkebunan penduduk dan lahan terbuka sampai mulai menanjak. Masih bisa senyum euy…tapi lumayan bikin khawatir saat mulai menapaki pintu masuk gunung bawakaraeng kak Yuni dan aku tiba-tiba oleng, kecapean karna kurang darah, istrahatnya lamaa banget, sampai Kak Arif sudah niat antar balik ke Lembanna…untung ada susu bendera. Nagh pos 1 ini merupakan percabangan, belok kanan untuk ke lembah Ramma, belok kiri untuk jalur bawakaraeng. Sampai di sini, Salma sempat berbisik, “Ty, posnya mana?”. “Lha, ini posnya, pos 1”  Ulalala…ternyata dalam benak Salma, tiap pos itu kita bakal nemu sama rumah2 kecil kayak pos kkambling. Hmmmm emangnya kita ngeronda apa???heheh. oka dah lanjut, kita ngambil jalur yang kiri ya….LETS GO!!!^_^
pos 3
 Pos3: melewati jalur pendakian yang berbatu, rata-rata jalanannya sempit dan hanya muat untuk satu orang. Penuh ilalang dan tanaman berduri. Hufhtt….stock senyumnya mulai berkurang digantiin sama peluh^^. Kabarnya di pos 3 ini pernah ada pendaki wanita yang gantung diri, makanya banyak para pendaki lebih memilih untuk tidak istrahat di pos 3, kalaupun mau istrahat lewat dikitlah dari pos 3, ekspresi Namy lucu waktu tau nda boleh break di pos 3 heheheh, apalagi pas Kak Arif ngomong “udah pada bikin surat wasiat nda?” Wuaaaahhhh aku langsung keselek susu bendera
pos4
Pos4: mulai dingin, Namy sudah pake sarung tangan, Kak Arif pake jaket, Kak Yuni masang jaket melingkar di leher, aku sudah pasang plester idung. Tongkat dan susu bendera setia menemani. Ayooo lanjutt…..
berpose bareng para tetangga tenda di pos 5
mejeng depan tenda tetangga

Pos 5:lokasi ngecamp malam pertama. Aku kaget pas memasuki wilayah pos 5. Wuih anginnya ribut banget, mirip desiran ombak yang dasyat, malamnya??? Wuihhhh jangan ditanya lagi…dingin melarung bung!!!sangaddd!!!bahkan tidurku nda nyenyak di pos ini…bikin was-was, makasih buat nasyid dan murattal yang meneduhkan^^. Ada lho tetangga tenda kami yang datang jam 2 dini hari,wow mereka jalan malam,dan aku sempat mendengar kasak kusuk saat mereka mendirikan tenda, soalnya aku belum tidur waktu itu…wuihhhh

pos 6
Afar dan Kak Arif,..makasih dah mau direpotin^^
Pos6:area dimana kita bisa mulai melihat prasasti para korban pendaki. Nagh lokasi setelah pos 6 ini aku suka…nantinya kita bisa liat area terbuka dengan hutan yang sangat asri. Mirip2 pemandangan di eropa…heheheh sok tau^^.Di lokasi ini, saat narsis berfoto dan aku harus membuka sarung tangan, pertama kalinya aku melompat kaget, wuihhh jari2ku jadi menyusut keriput seperti nenek2, Salma cuma tertawa dan ikutan ngintip jari tangannya^^
nyoba bawa kerel...wuihhhh kagak berat lho, heheh
4 serangkai di gundukan batu pos 7
pos 7 euy, pos favoritku^^

Pos7: asli bener,..ini pos favoritku, pos ini pula menjadi sasaran para pengunjung bawakaraeng yang melakukan sesajen, terlihat dari gundukan batu besar yang bagian bawahnya masih penuh dengan bekas sesajen. Angin di pos 7  lebih ribut dari angin di pos 5, harus megang jilbab biar nda terbang. Disini kita bisa berfoto ria dan tongkrongin area terbuka, eh iya..dari kejauhan..lembah Ramma juga keliatan dari sini. Aku bahkan sempat tertidur pulas di pos ini ketika perjalanan pulang, sampai nda ikut sesi pemotretan edelweiss, ckckckm jahatnya kak Yuni n NamyL, harusnya aku dibangunin……

Shalat bareng di pos 8^^

sungai bidadari yang kering,...untung ada pos 9, makasih ya Allah^^
Pos8:lokasi hutan lumut dengan pohon yang tinggi, menyeramkan…satu yang bikin senang, di pos 8 ada sinyal…aku sempat nelpon teman2 disini.heheh, eh iya..bisa liat puncak bawakaraeng juga di pos 8, sayang pas ke sana…sungai bidadarinya lagi kering. Perjalanan menuju pos 8 adalah area yang cukup sulit karena jalurnya yang curam saat turunan dan harus melewati batang – batang pohon yang tumbang sepanjang perjalanan. Medan ini pula paling banyak ditemukan prasasti dan kuburan para pendaki yang meninggal saat melakukan pendakian, dan medan ini adalah area yang menurutku paling jauh dan lama untuk ditapaki.

 foto bareng rombongan kak Ian n Kak Indar

ritual pagi di pos 9^^
 Pos9:lokasi ngecamp  kami malam kedua. Sama ajaaa….anginnya ribut, tapi sungainya lumayan ngasih sumbangsih buat para pendaki. Nagh di malam kedua ini giliran Salma yang bikin kita was-was. Tiba2 muntah tengah malam. Area ini adalah lokasi yang paling banyak ditumbuhi edelweiss, Subhanallah dah cantiknya^^. Di pos 9 ini kami dah mulai mandiri, bantu dirikan tenda dan masak pake nesting.makasih ilmunya kak Yuni^^


jalur ke pos 10, area terbuka yang asik
salah satu favoritku ni, lapang banget suasana di samping^^

Pos10:dijamin, anginnya lebih ribut dari pos sebelumnya, tapi pos ini paling deket dengan puncak. Tugu puncak dah keliatan dari area pos 10

PUNCAK BAWAKARAENG!!!!!
muncak versi menjelang senja, mines kak Yuni

muncakkkkkk!!!!!
Kami mendirikan tenda di pos 9 dan akhirnya melanjutkan perjalanan ke puncak. Tiba di puncak jam 5 sore. Anginnya kencang banget, untuk berdiri tegak dan ngambil pose untuk berfoto saja harus nunggu moment yang tepat, sepuluh menit di atas, bikin idung melerrrr…akhirnya niat nunggu sunset dibatalin, daripada kita dapat tiket terbang gratis hingga lembanna, khan nda lucu^^



Muncak esok pagi lagi, kali ini si Salma dan Namy nda ikutan, akhirnya kami berempat dah yang narsis2-an. Karena anginnya nda sekencang kemarin sore, akhirnya aku bisa berdiri apik di atas tuguBawakaraeng. Woiiiii aku muncak oiii..Subhanallah,..cantiknya ciptaan Allah SWT ini^_^


Sungguh perjalanan yang mengasikkan, super keren, super subhanallah dah. Akhir cerita dompetku yang ketinggalan akhirnya bisa ditemukan kembali, kami balik ke kota Makassar dengan sehat walafiat. Makasih besar untuk Allah SWT, KAk Yuni, Safar, Kak Arif, Salma, Namy..kalian hebat^^

Riuh penggalan cerita, ketika barisan alam bunting dengan sesak decak kagum
Tentang ingatan yang berderet mesra pada tabungan damai kepulan udaramu
Sampai pada titik, ketika aku bertasbih untuk alam
Dan alam mengajarkan tentang
Syukur, berbagi  dan sebuah eksistensial tak berbatas

Minggu, 09 September 2012

Sbuah tradisi????


Ini tentang kita yang bertemu….
Ini tentang kita yang saling menunggu
Ini tentang kita yang mungkin saja tlah menjadi teman, sampai batas detik ini…

Bismillahirahmanirrahim….
Kepada yang terhormat pernikahan, aku belum bertemu denganmu tapi dengan tidak sopan aku membahas tentangmu di halamanku ini. Apa kabarmu hariku??di bumi belahan mana kamu mendatangiku??Biar riak indah itu Rabb yang mengetahuinya…dan anggap saja ini lembaran ketika aku ingin berkenalan denganmu #jabat tangan

Menikah adalah menyempurnakan separuh agama., begitu Rasulullah mendeklarasikannya (ihh jadi merinding!!!) RAsulullah menikahi istrinya-istrinya kebanyakan pada bulan Syawal. Nah itu berarti bulan yang sama dengan sekarang?? (Pantesan banyak yang nikah bulan ini#mikir^^). So mumpung bulan Syawal, aku posting tentang pernikahan juga akh…..

Jika seorang hamba menikah, maka telah menjadi sempurnalah setengah agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah yang lainnya. (HR Al hakim dan Ath Thabrani)

Budaya pernikahan pada tiap-tiap daerah selalu menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan. Aku pernah terlibat percakapan yang unik ini bahkan dengan kaum Adam yang notabene berbeda gender denganku sekalipun. Aku besar di daerah Sulawesi Selatan, daerah yang membagi wilayahnya dalam 4 suku. Suku Toraja, Bugis, Mandar dan Makassar. Dan tradisi pernikahan merupakan hal yang kompleks. Bukan hanya satu upaya menyatukan dua insane manusia, tapi juga menyatukan dua keluarga besar, menyatukan adat dan nilai budaya.

Seorang kawan pernah terlibat percakapan unik denganku. Kawanku ini melanjutkan studinya ke tanah Jawa, dia kuliah di Yogyakarta. Balik ke Makassar, ia (laki-laki) bercerita panjang kali lebar tentang teman-teman kuliahnya yang cantik-cantik. Katanya favoritnya adalah wanita Sunda dan Aceh.
“Cantik Ty, banget malah”ucapnya kala itu, aku hanya senyum mangut-mangut.
 “Kalau menikah dengan gadis satu daerah (Sulawesi Selatan) mungkin aku harus nunggu lama, soalnya gadis disini mahal-mahal”lanjutnya dan kubalas dengan mata melotot ^_^

Saban hari, aku pernah ditelpon seorang abang yang calon istrinya adalah orang Makassar. Dia curcol tentang mahar orang Sulawesi Selatan yang kabarnya setinggi langit. Dan lagi, seorang temanku juga (masih laki-laki) pernah berkata, entah itu Cuma berkelakar atau ucapannya serius. Katanya seperti ini. “Kenapa gadis Makassar mahal-mahal?? Padahal mereka tidak secantik gadis Bandung”
DING!!!!!AStagfirullah….#NGASAHGOLOK

Dan masih banyak lagi kawan yang tidak berasal dari satu daerah mempertanyakan tradisi pernikahan ala Sulawesi Selatan, yang ribetlah, berbelit-belit de el el. Hmmm…walaupun aku bukan pakar adat istiadat dan budaya, dan lagi…di rumah kediamanku baru satu kali kami mengadakan pesta pernikahan, yaaaa…untuk kak Ayu, kakak sulungku. Tapi walaupun sedikit, aku akan bagi^^

Di Sulawesi Selatan sendiri, adat pernikahan untuk berbeda-beda untuk suku bugis, Makassar, mandar dan toraja. Yang jadi momok  dan perbincangan hangat hingga sekarang adalah uang panai’. Uang panai’ dalam tradisi Bugis Makassar merupakan sejumlah uang yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita sebagai sebuah penghargaan. Memang uang panai’ bukan bagian dari mahar, jadi disamping calon mempelai pria memberikan mahar, dia pun harus memberikan uang panai’. Yang menjadi kesalahpahaman selama ini adalah, orang lain di luar Makassar, kadang berpikir uang panai’ itu berbeda lagi dengan biaya pernikahan. Padahal jika ditelaah baik-baik, sebenarnya sama saja. Jika di pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatra sana ada yang namanya biaya pernikahan, maka di Makassar uang panai’ lah yang berfungsi sebagai biaya pernikahan. Uang tersebut akan digunakan oleh keluarga calon mempelai wanita untuk membiayai acara pernikahan. Sewa gedung, makanan dll.

Kemudian, kenapa gadis Makassar mahal-mahal??? Hihih itu sih imbas dari gaung uang panai’ saja. yaa…meski kuakui dibeberapa tempat ada yang mematok uang panai’ berkisar berapa untuk melamar anak gadisnya. Bahkan bagi pemuda Sulawesi selatan yang berasal dari suku bugis Makassar, hal yang demikian adalah lumrah, memenuhi jumlah uang panai’ dipandang sebagai budaya siri’, jadi perempuan yang dicintainya adalah motivasi untuk memenuhi uang panai, sebagai simbol akan ketulusan untuk meminang gadis. Dan tradisi ini, pernah diteliti seorang seniorku, kesimpulannya mengarah pada angka perceraian suku bugis Makassar yang tidak membludak dikarenakan tradisi ini. Mungkin para kaum Adam berpikir untuk bercerai dan menilai bercerai adalah urutan terakhir atau kalau bisa ditiadakan dalam urusan permasalahan rumah tangga, karena urusan menikah tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan lagi itu berarti mereka harus mengumpulkan uang panai’ lagi untuk menikah^__^

Lalu,…ribet??berbelit-belit??. Bukankah kita bernaung dalam semboyan bhinneka tunggal ika. Berbeda itu adalah sebuah kewajaran. Menurutku pribadi, tradisi pernikahan yang berbeda-beda adalah keindahan dari keanekaragaman budaya Indonesia. Jujur, aku senang menghadiri pernikahan dan menyaksikan urutan tradisinya. Menurutku….itu adalah sesuatu yang amazing. Toh tidak tiap hari dilakukan, hanya sekali pada saat kita menikah. Jadi komentar ribet dan berbelit-belit harusnya ditiadakan dong^_^

Eh iya, kakak iparku adalah orang asli Sunda. Jadi kupikir, pernikahan itu bukan memandang kesamaan suku. Sebab jika Allah berkehendak, apapun bisa terjadi. Temanku boleh berencana menikah dengan orang
Aceh sekalipun, tapi jikalau Allah berkehendak lain??^^


Yakinlah, meski cinta datang begitu pagi
Jangan takut menyambutnya
Jika cinta datang begitu senja
Seharusnya kita tak berburuk sangka kepada-Nya
Sebab yang terukir dalam diary Tuhan
Adalah berkah, ujian dan benar adanya