Minggu, 30 April 2017

Belajar memecahkan telur

Si abi tiba-tiba request tumis telur mata sapi (eh udah betul nga ya namanya😜😜). Dan karna si abinya lagi ngerjain sesuatu hal jadinya Izz di boyong ke dapur buat bantu-bantu umminya. Terakhir dia diajari pecahkan telur, si bocah ogah. Nga bisa...ummi saja terus pernah juga sekali coba tapi telurnya nga pecah-pecah jadi nyerah. Nagh kali ini si ummi coba evaluasi kemampuannya. Apa iya??masih nga bisa??

"Mau bantu pecahkan telurnya nda?"
"Mau"
"Tau kan caranya" si bocah senyum-senyum saja dan mengulurkan tangannya menerima telur dengan penuh suka cita. Saya kemudian menyodorkan wadah plastik dan Izz mengambil sendok, duduk dan mulai memecahkan telur.  Dan yeayy alhamdulillah berhasil. Well done nakπŸ‘πŸ‘
Pengalaman kemarin lho yaa. Sedikit sedikit pake tissu..padahal telurnya belum pecah. Nagh yang ini telur sudah pecah bukannya nyari tissu buat lap eh malah di lap di bajunya sendiri. Tumben...biasanya kotor dikit minta cuci tangan.

Alhamdulillah geli geli sedepnya menghadapi telur udah hilang. Ntar di evaluasi di pertemuan selanjutnya ya. Menurut pengamatan saya...kali ini bisa berhasil karena setelah kejadian gagal kemarin. Saya kerap sounding cara membuka telur ketika si bocah turun ke dapur, tetap sounding step by stepnya. Plus langsung dipraktekkan. Audio dan visualnya jalan. Entah lebih berat kemana dia nangkapnya sampai bisa berhasil begitu.

Audio..visual..kinestetik atau apakah cara belajar dirimu anakku??meski belum kuat..kecenderungannya mulai kebaca. Semoga fitrah membersamaimu ngepas ya dengan metodenya biar makin jleb bin mantap hasilnya di pembentukan karaktermu kelak. Aamin

#day6
#level4
#gayabelajaranak
#Kuliahbunsayiip


Sabtu, 29 April 2017

Berekspresi (lagi) bareng si Abi

Long weekend...waktunya eksekusi hajat si abu Izz buat bangku rak. Cuaca hari ini sedang tidak konsisten. Kadang panas kadang hujan. Akibatnya project ini nda bisa selesai tepat waktu. Tapi tak apalah...lanjut lain waktu ketika agenda si Abi lagi longgar. Yang penting project membersamai nak Izz tetap jalan. πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜˜

Surprise buat saya ketika melihat tingkahnya tadi. Izz paham mekanisme proses memalu, menjungkil paku dengan ujung palu ketika paku tidak tepat sasaran. Mengukur ala ala dengan siku lalu sibuk menandai lokasi target. Terakhir kami mengajaknya ikut serta dan berbaur dengan alat pertukangan ketika membuat rak pesanan Ummi di family project.
"Ukul (ukur) dulu..aakhh.." lalu mengambil siku dan polpen
"Punya Ing (Izz) itu abii..."
"Iya nak..sama-sama kita yah mengukurnya"
"Pinjam saja kan? Pinjam abi.."
😜😜😜
Keliatannya anak seumuran Izz memang pencontoh ulung..mesin foto copi handal, jadinya saya belum bisa menyimpulkan dengan pasti bahwa cara belajarnya adalah tergolong visual. Tapi ingatan dan tingkahnya hari ini membuat saya terharu. Daya ingat anak-anak memang selalu istimewa.

#Day5
#level4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP



lego ih lego

Mungkin...bermain lego bagi anak-anak adalah permainan diminati no 2 setelah bermain airπŸ˜‚πŸ˜‚. Biasanya Izz anteng si mejanya kalo nga baca buku ya main lego. Selebihnya ngacir kemana-mana. Karena salah satu tingkahnya ini, maka untuk sementara saya mengkategorikan cara belajarnya sebagai kinestetik.

Seperti malam ini sudah sekitar sepuluh menitan dia asik dengan legonya tanpa tengok kiri kana cari saya. Biasanya ada apa-apa panggil ummi. Saya cukup mengawasinya dari balik dapur. Tapi beberapa menit kemudian..suasana mulai gaduh. Rupanya beberapa keping legonga terpental..kemudian jatuh di bawah kursi. Saya menawarkan pindah main di karpet tapi dia ogah

Lama-lama dia kesal harus bolak balik turun kursi mengambil lego yang jatuh. "Ummi saja..umminya saja yg ammbing(ambil)" begitu katanya dilanjutkan aksi meronta sendiri di kursi😜😜. Saya memberi jedah sampai dia berhenti sejenak dan menoleh ke saya. Tafsiran saya..mungkin si bocah bingung...lha kok umminya nga bereaksi hihihi. Saya membalasnya dengan senyum dan dia kembali nangisπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚. Lalu saya mengambil boneka tangan karakter Sali dan mengajaknya ngobrol.
"Kenapa kok nga lanjut main anak shalehnya??
Huhuhuhu aaakkh masih nangis rupanya
"Ini mau buat apa ya??boleh kakak sali bantu?"
"No..no..no tidak boleh. Punya aku itu bukan punya kk salih huhuhu" (drama yang ini asli bikin ngakak)
"Kk salih mau buat menara tinggi...Izz mau buat tangga kan. Ayok sama-sama" saya lalu menggerakakan tokoh Salih ke bawah kolong meja dan memunguti legonya. Beberapa detik berikutnya dia ikutan mungut hahahaha
Lalu kk salih yang masih dalam komando saya mulai merangkai lego. "Aku mau buat menara tingggiiiii sekali"
"Ing padi (Izz khafady) juga"
"Kita bikin menara sama-sama yak"
"Iyaah sama-sama kita tiga olang"πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Ketika suasana hatinya sedang baik bin lega. Maka apa yang dilihatnya dan diinstruksikan akan dilakukan. Apa gaya belajarnya cenderung ke audio atau visual?? Saya masih terus menggali. Ayuks nak semangat belajar bermainnya. πŸ˜‰πŸ˜‰

#Day4
#level4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP



Jumat, 28 April 2017

Belajar lewat air

Hari ini si Izz bangun telat...malamnya begadang karena batuk. Huhuhu.... Tapi begitu bangun minta siram bunga. Ritual siram bunga berlangsung meriah. Dunia air memang miliknya anak-anak ya😌😌😌. Izz ini sampai baju piyama basah kekeuh mau siram bunga. Pindah ke halaman belakang siram kebun masih mau nambah lagi. Hari ini dia belajar membuat semburan air dari ujung selang. Gunanya untuk menyiram tanaman yang sulit dijangkau. Saya ajarkan lewat teori tapi dianya nga sabaran. Saya ajarkan lewat praktek langsung diambil alih.πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
"Kita mandi yuks"
"Mandii hahahaha"
Nagh maen air pindah ke kamar mandi. Gayung kecil bola-bola ikut serta plus satu botol aqua. Yang terakhir ini di boyong dari dapur masuk kamar mandi, nda mau di lepas. Ternyata buat wadah isi air, gayung kecil-kecil diisi air terus dimasukkan kedalam botol Aqua. Hmmm saya cukup mengawasi. Lumayan sabar juga si Izz mengisi botolnya sedikit demi sedikit. Lipatan pakaian saya selesai karena aktivitas ini yeeeayy. Sekitar 3 kali dia mengulang sampai penuh baru kemudian dia cemplungin ke dalam baskom. Dan meledaklah tawanya begitu gelembung-gelembung keluar dari botol.
"Ada gembung mii..ada geleeembung(ini susah payah dieja)"
Ohh rupanya bunyi BLUK BLUUUK dari gelembung air yang menyita perhatiannya. Tiap bunyi bluk meledak pula tawa bahagianya. Hihihi anak-anak

Dan saya baru sadar.. Dari kegiatan semacam ini dia belajar. Bukankah Ibnu Majid yang sejak kecil ikut ayahnya mengarungi lautan dan pada akhirnya bisa menjadi ahli navigasi dan pelaut. Ibnu yunus yang menemukan bandul dan pada akhirnya digunakan sebagai pengukur waktu (heheheh ini bacanya di ensiklopedia bocah muslimnya Izz). Nagh rupanya hal itu berlaku juga buat anak kecil. Ilmunya nga melulu dari orangtua tapi mereka bisa menganalisa sediri dengan sederhana (aakhh sudah kepanjangan😁😁)

Kondisi bermain Izz sekarang boleh dibilang sama. Bermain air dan tanpa sengaja dia tau gelembung bisa tercipta dari ujung bibir botol lalu kemudian mengapung. Ataukah ketika menekan ujung selang maka air yang keluar akan menyembur lebih jauh. Kita yang sudah gede kan menganggapnya sepele. Padahal untuk anak-anak adalah hal baru.

Wess...hasil pengamatan hari ini. Izz menikmati belajar alamnya dan akhirnya jadi tau konsep sederhana mengapung dan gelembung. Ketika benda di atas air namanya mengapung..ketika di dasar wadah namanya tenggelam.
"Kalo bolanya bagaimana?" saya menunjuk bola plastik yang ikut mandi
"Apung umminya"
"Well done nak"πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ‘

#day3
#level4
#Gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP


Kamis, 27 April 2017

Mengenal warna

Sejak usianya 2 tahun. Kami berinisiatif membuatkan zona belajar untuknya. Zona belajar bukan dalam artian setiap aktivitas belajarnya dihabiskan disana. Tetapi peralatan belajarnya dan kegiatan yang membutuhkan kursi dan meja bisa dilakukan Izz disana.
Dua bulan berlalu...sejauh ini dia paham fungsi mejanya. Tetapi sejauh pengamatan saya. Kegiatan menggambar ataupun mewarnai kerap dianak tirikan sama si Izz. Dia lebih sering menghabiskan waktunya di meja belajar dengan permainan lain seperti bermain menyusun balok, belajar menempel, nyusul puzzel dll. Dia cepat menyerap pelajaran bermain bentuk, puzzel, membaca, angka, huruf tapi tidak untuk warna.
Seperti malam ini. Saya mengajaknya bermain warna dengan cat air. Awalnya saya menggambar bentuk oval di whiteboard
"Ovang..bentuk ovang (oval) ummi" tanpa dimintapun dia langsung berseru bentuknya oval. Saya mulai menggambar segitiga..dia pun langsung berseru "gitiga ummi..oke cocok"πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
"Nagh sekarang yuk kita gambar pake cat air ya"
Si Izz diam..pelan ngambil kuas. Saya mencontohkan bentuk oval dengan kuas dan memintanya mencobanya. Tapi yan
g dibuatnya garis putus-putus
"Bentuk apa itu?"
"Hujan lintik lintik ummi"
"Waah cantik skali hujannya...pinter ya Izznya bikin rintik-rintik. Nga mau coba bentuk oval??. Gampang lho...mirip telur ayam kan bentuk ovalnya" saya berceloteh panjang kali lebar.
Izz turun dari kursi dan mengambil box sortirnya. Dikeluarkannya berbagai bentuk di dalam. Diambilnya bentuk oval dan didekatkan ke gambar saya.
"Sama kan?" katanya senyum-senyum
"Iyah sama yah.ayo kita gambar bentuk yang sama"
"Ummi saja...ummi yg bica"
Detik berikutnya dia sibuk dengan box sortirnya dan ngoceh sendiri nama bentuk, sesekali bertanya ke saya "apa ini ummi?"

Ini bukan kali pertama saya mengenalkannya dengan warna. First learning..word..shapes dll biasanya saya kenalkan bersamaan. Tentunya melihat kemampuannya. Dan yang lambat lulus adalah pengenalan warna ini. Sampai tahap ini si Izz mantap mengenal warna "yellow kuning".

Mungkin metode saya masih kurang. Ataukah saya belum menemukan metode belajar yang pas buat Izz. Semoga tantangan kali ini bisa mengasah kemampuan saya mengenali metode belajarnya.

#day2
#level4
#gayabelajaranak
#KuliahbunsayIIP





Rabu, 26 April 2017

Yuks kenalan dengan Globe

Hari ini jadwal ke perpustakaan anak. Dan rencana buat kartu anggota. Alhamdulillah terlaksana, sebelumnya slalu saja ada trouble jadi kepending. Per hari ini kami bisa minjam buku-buku di perpustakaan.
Seperti biasa, ketika Izz diajak ke perpustakaan. Dianya selalu sueneng ruar biassa. Tapi kali ini beda..si bocah masuk sendiri tanpa nunggu kami. Menuju ke meja penjaga...salim ibu penjaga perpustakaan. Lalu keliling cari buka dan wodden toys. Wakakaka bocahku sudah dewasa.
Hari ini perpustakaan lagi absen kunjungan anak-anak PAUD maupun TK. Jadi si Izz lebih leluasa berekspresi ria. Kali ini dia tertarik dengan globe, peta dunia.
"Nagh..sekarang ummi tanya. Izznya tinggal di mana ya?"
"Di kalimantan umminya..."
"Well done...di pulauuu kalimantan ya" ulang saya
"Kalau kk khanza tinggal di pulau apa nak?"
"Di jatarta ummi"
😝😝😝
"Pulau jawa nak. Jakarta itu kotanya"
"Jatartaaaa" sambil nunjuk asal ke globe
"Jawa nak" eh ini kok malah berdebat
Selanjutnya buka atlas. Biar bisa lihat lebih jelas. Si Izz sampai tahap ini memang paham yang gambar berkelok kelok aneka ragam di buku itu namanya peta. Tapi melihat si peta nempel di bola gede dirinya langsung berucap. Wuaaaah....

Dari sini saya paham..ketika sebelumnya saya mengalami hal-hal yang sama. Misalnya si Izz baca buku tentang kunjungan ke rumah sakit. Dan pada hari yang lain kami benar berkunjung ke rumah sakit. Dengan sendirinya dia akan berceloteh.."itu om dokter" atau "ini obat..seperti di buku Ingg(Izz) kan". Dan sejak beberapa peristiwa seperti itu terulang. Saya belajar dan mulai menerapkan dalam tahap perkembangannya. Ketika mengedukasi Izz dengan buku...ada waktu lain kami benar-benar memperlihatkan situasi, benda,profesi dalam keadaan nyata. Dengan begitu dia lebih cepat mencerna maksud dan tujuannya.

Pulang dari perpustakaan daerah kami menghadiahinya 4 buku pinjamanπŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„. 2 buku flip flap...satu buku kisah nabinya rumah pensil dan satu lagi first learning. Keren-keren koleksi pustarda. Semoga kedepannya terus berbenah yah...

#tantanganhari1
#level4
#gayabelajaranak
#kuliahbunsayIIP


Sabtu, 15 April 2017

Aliran rasa materi #3


Bismillahirrahmanirrahim...

Project level 3 kali ini lebih menantang dari sebelumnya. Setelah melewati dengan tertatih-tatih akhirnya masuk di level 3. Tugas kali ini adalah membuat family project. Alhamdulillah saya sudah kembali ke banjarbaru setelah recovery dari typoid dan tugas sebelumnya pun dirapel dan nitip post ke mba Erie, teman kelas di bunsay.

Berbeda dengan tantangan sebelumnya. Ketika kisi-kisi soal level 3 ini mulai keluar. Saya langsung mengajak suami berdiskusi. Waktu itu saya langsung me-paste tugas saya lewat WA ke suami. Dan minta beliau ngelist apa aja yang bisa dilakukan dan yang terpenting Abu Izz pun ikut ambil bagian di dalamnya. Waktu itu abi cuma menulis 2 poin dan saya menambahkan hingga hampir 20 poin dan langsung di "iya" kan.
"Jangan iya- iya aja ya bi...harus ikut lho"
"Beres"
Esok harinya abi langsung mengajak untuk mulai melakukan list pertama.
"Ayok mi..yang mana nih kita eksekusi" katanya. Padahal waktu yang ditentukan buat memulai bukan hari itu wkwkwkkw

Yaapp...tantangan project family kali ini membuat saya terbantu sekali menjaga Izz. Saya nga sangka suami saya bersemangat sekali. Paksu kerap menanyakan proyek apa lagi hari ini?? Atau sudah berapa yang kita eksekusi Ummi??..
Sebenarnya kami bertiga terbiasa melakukan apa-apa bertiga. Tapi saya pribadi..ketika menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, kok menjadi 'beda'. Serasa ada nyawa dan apa yang kami lakukan lebih bernilai. Tantangan kali ini pun saya 'post' di Facebook. Dan beberapa teman saya kemudian inbox, ngasih komentar positif. Setidaknya hal tersebut menjadi tenaga penyemangat buat saya bahwa yang kami lakukan adalah benar dan bernilai positif di mata orang lain. Sisi positif lainnya bagi kami adalah hal seperti ini menjadi 'candu' tersendiri. Kami jadi ketagihan. Bahkan ada sesi dimana kami berbagi kotak nasi di hari Jum'at, setelah saya post di FB. Beberapa teman saya kemudian inbox untuk ikutan bantu lewat dana. Bahkan seorang senior saya di kampus yang saya kenal wajah saja tetiba ikutan inbox dan transfer sejumlah uang project berbagi selanjutnya. Alhamdulillah..alhamdulillah. Saya melaporkan hal tersebut kesuami saya dengan mata berkaca-kaca. Sungguh Allah itu Maha Dekat.

Saya pun terbantu sekali dengan improvisasi abinya di berbagai celah. Ketika satu list terpending atau bahkan harus di remove, abi bisa seketika menggantikannya dengan tema berbeda tapi tujuan yang sama. Suami saya tipikel laki-laki pendiam..saya nga sangka dia bisa maksimal dan jadi pimpro hampir di seluruh project family kami. Jazakillah khair paksu😘😘😘.

Kegiatan family project inipun memberi celah untuk kami saling memahami satu sama lain. Bahwa porsi mendidik anak itu ada mungkin berbeda karena saya yang notabene seharian di rumah, akan tetapi 'hutang' membersamai suami untuk putra kami betul-betul terbayar lewat kegiatan keluarga seperti ini.

Semoga tantangan kelas bunda sayang berikutnya semakin bisa dinikmati dan diapresiasi positif. Aamiin

Banjarbaru,

Sabtu, 08 April 2017

Izz sang nakhodaπŸ˜‡πŸ˜‡

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini si Izz main buku stiker tentang seaside. Ludes hewan laut dan pernak perniknya ditwmpel di buku. Si Izz nagih lagi. Wallahh. Biasanya ketika.dia tertidur saya mencabut kembali stiker yang ditempelnya di buku ke lahan sebelum para stiker di tempel karena memang stikernya reuseable. Dan itu tanpa sepwngetahuan Izz. Tapi kali ini saya gigit jari bin mati kutu. Karna si bocah masih mau tempel tpi stikernya sudah habis ihihih. "Mana lagi ummi..huaaaaahhh huaaaah". Dan tangispun pecah.

Si abi akhirnya turun tangan. Saya mundur teratur. "Siapa yang mau jadi nakhoda kapal??"kata abinya lantang. Si anak berhenti sejenak meneliti abinya. "Ayok kita jadi nakhoda kapal". Menit berikutnya Izz menghapus air matanya sendiri dan mengambil posisi di pangkuan abinya. Abi meminta kertas dan gunting. Lalu mulai membuat sebuah kapal. Kapalnya komplit dengan nakhoda dan tiang layarnya. Kali ini Izz kebagian merancang tiang layar. Sepertinya motoric play "menggulungnya" semakin terasah. Terakhir kali saya mengajaknya menggulung adalah ketika membuat kue di family project beberapa hari yang lalu.

Kali ini dia dipercayakan abinya untuk menggulung kertas dan dijadikan tiang kapal. Hasilnya tidak mwngecewakan wkwkw. Setelah jadi si abi lalu membuka halaman buku stikernya yang ada hamparan lautan. Jadi ceritanya cuaca hari ini di laut sangat indah dan cerah, sebuah kapal dengan tiang yang tinggi dan dinakhodai Izz sedang melaju😁😁😁. Dan si Izz menyambut prolog abinya dengan meluncurkan kapalnya dengan semangat. "Wuuzzz whuzzz" katanya. dan saya kebagian nyumbang PROK..PROOK saya. Project ini saya namakan "Izz sang nakhoda". Dengan terlaksananya project ini,sekaligus ngasih saya jawaban buat mereview kemampuan motorik anak Izz. Trimakasih abi untuk kreasinya.

#tantanganhari15
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayII


Jumat, 07 April 2017

Ketika Nenek dan tetangga jadi team work "berbagi"

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini project berbagi berulang. Yang beda hari ini karena tim kami bukan kami bertiga saja. Tapi berenam. Di rumah saya sangat terbantu dengan kehadiran nenek dan saudara saya. Selepas subuh kami bertiga masak dan dilanjutkan packing. Selesainya lebih cepat sejam dari biasa ketika saya mengerjakan sendirian hihihi. The power of team memang kece yaaa..nga salah Allah SWT menciptakan kita berpasang-pasangan (hihihi ini keluar alur nih tema ceritanya). Wees lanjuttt...Saat mengantar keliling pun saya terbantu dengan tetangga yang mau jadi volunteer. Jadi tim mereka (nenek dan tetangga) menyisir martapura. Sementara tim kami (saya,abi dan Izz) menyisir area Ahmad Yani.

Yang berbeda lagi...adalah, biasanya kami mendudukkan Izz di boncengan depan dan sesekali meminta dia memberi makanan. Tapi kali ini saya mengajaknya turun dari boncengan motor dan berjalan sendiri memberi kotak nasinya. Ada hal lucu yang terjadi. Ketika Izz memyerahkan kotak nasi ke salah satu penderita tunanetra. "Ini om"sahutnya lirih..kemudian di ulang lagi. Si omnya belum bereaksi. "Ini om eeee!!"katanya lebih nyaring. Baru si om meraba raba dan meraih kotakannya. Nagh kami punya kesempatan dan celah masuk untuk menjelaskan ke Izz tentang kekurangan dan keterbatasan setiap manusia. Serta kelebihan yang dikarunia Allah SWT. Seperti bapak pengamen yang buta tapi punya suara aduhai...layak di adu di kontes bernyanyi sepertinya. Si Izz diam menyimak. Saya nga tau dia paham atau tidak..setidaknya ini menjadi ikhtiar saya bahwa lambat laun dia akan paham.

Refleksi kali ini pun seru karena melibatkan nenek dan tetangga. Katanya si nenek rasanya dia damai setelah pulang berbagi "andai di kampung banyak target, rasa rasanya saya juga mau..karna sudah pensiun juga". Si mahasiswa di sebelah rumah yang kebetulan laki-laki berceloteh. "Andai saya bisa masak mba, saya juga kepengen coba berbagi". Hmm next saya bakal manfaatkan dirimu lagi (yang ini cukup dalam hatiπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚). Dan ramailah refleksinya dengan menyebutkan target masing-masing. Tadi kami ketemu yang di perempatan..bla bla bla. Trimakasih abi sudah diantar ke pasar dan ditemani menyisir jalan. Trimakasih nenek...trimakasih marni...sudah membantu saya memasak. Trimakasih ibrahim..karna sudah mengantar nenek menyisir area martapura. Trimakasih Izz karna exited dan tidak mengeluh ketika diajak menyisir jalan sambil bawa kotakan. Smoga Allah SWT selalu menambahkan kebaikan padamu nak. Aamiin

#tantanganhari14
#level3
#Myfamilymyteam
#kuliahbunsayIIP

Kamis, 06 April 2017

Hasrat menyiram bungaπŸ˜„πŸ˜„

Bismilahirrahmanirrahim...

Hari ini si Izz mengeluarkan 1 set blender dari dapur. Dua kali bolak balik dia membawa dengan gigih.
"Lho..blendernya untuk apa?"
"Ini dulu ummi ini dulu"katanya sambil menunjuk blender
"Mau apa??"
"Macak dulu umminyaaa..."
"Kan sudah tadi...blendernya berbahaya lho..tajam..ada pisaunya"
"Ini dulu ummi ini dulu" katanya lagi...kali ini dengan mata berbinar dan benteng pertahanan saya luluh. Saya memisahkan pisau blender dari jangkauannya dan ikut menata set blender.
"Ini kompornya mi...ayo ummi" Izz menunjuk dasar blender, lingkaran yang berputar ketika blender dinyalakan. Sekilas memang mirip kompor. Dia berlari masuk dapur dan mengambil piring plastik
"Ayo mi..macak kita mi" katanya.
"Wuaaaah ing padi (izz khafady) macak macak hahahah"
Saya berencana membiarkannya dengan blendernya tapi sejurus kemudian si bocah cari pisau blender.
"Pacang mi..pacang disini mii pisonyaa"
"Wah tajam itu nak..berbahaya. Pisaunya buat blender bahan makanan bukan mainan"
"Ini dulu mii..disini dulu" dia mulau merajuk
"Pisaunya ummi simpan..berbahaya" tegasku
"Ing padi mau pisau umminyaaa...sini dulu ummi"
Duaaar meledaklah tangisnya. Saya menjauhkan blender dan plitiran dari Izz lalu segera mengendong si bocah. Dikasi mainan tukang nga mau..di ajak main buku pop up nga mau, sound book juga ogah. Main mobil-mobilan nga mau.main cilukbaaa pun nga mau. Undundudduuu

Saya mencoba keluar rumah. Tetangga depan rupanya sedang mwnyiram bunganya.
"Ing padi juga ummi..."
"Iyah nak nanti kalo besar baru bisa pegang pisau ya"
"Mau juga Ing padi umminyaaa.."
"Kalau sudah lulus pelajaran hati-hati nanti baru bisa coba ya"
"Mau itu ummi..." tangisnya meninggi
Huhuhu saya mulai kehabisan akal.
"Mau main blender??mau??"
"Yang itu miii yang itu ummiii"izz mulai meronta
"Tapi nga pake pisau ya..blendernya d aduk-aduk saja ya"
Si ibu di depan rumah yang tengah menyiram bunga ikut bertanya. Kenapa mba??
"Adeknya mau mainin blender bu"
"Kenapa..kenapa adek??"beliau menghampiri kami dengan selang "off" masih di tangannya
"Mau itu Ing Padi mi..yang itu ummi" sahutnya mulai lemah
Izz menunjuk ke arah selang si ibu
"Mau siram bunga juga kah??"tanya si ibu
"Yah"

BHUUK!!! Jadi yang di maksud yang ini dari tadi itu adalah siram bunga. Saya gagal paham. Saya turunkan Izz lalu memberikan selang yang sudah dihubungkan dengan kran air. Sontak dia berlari bersorak. Tanpa ada instruksi dia sibuk menyiram tanaman dan rumput satu-satu.
Pelajaran buat saya hari ini. Bahwa orang tua tak selamanya mengerti kemauan anak. Butuh dialog dan latihan terus menerus agar bahasa anak yang kadang tersirat bisa dipahami. Atau bahkan bahasa anak yang sebenarnya jelas tapi kita orang tua gagal memahami.
Yapp...project kali ini kita beri nama. "Hasrat menyiram bunga"πŸ˜‚πŸ˜‚
Selamat menyiram bunga nak. Beberapa bulan kedepan ummi akan mencatat menyiram bunga di halaman sebagai tugas paten Izz Khafady. Okee😘😘

#tantanganhari13
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayIIP


Rabu, 05 April 2017

Membangun kota

Bimillahirrahmanirrahim...

Project ini saya beri nama "membangunkota". Ini adalah project dadakan Izz bareng ummi.  Ceritanya nih..si Izz pagi kepengen baca sendiri bukunya pake epen. Kalau sudah begitu permintaanya berarti si ummi sudah bisa nyempil kemana mana sambil beberes sambil masak. Eh Tapi kok ini beda ya...begitu saya berdiri, si Izznya berseru..disitu sajaa ummi. Wess akuuh ditahaaaan..tuluuungg tuluuuungπŸ˜”πŸ˜”.
Setelahnya dia bertanya sana sini. Bahkan sesuatu yang sudah ditaunyapun ia tanyakan. Apa ini ummi???ini apa bla bla bla. Saya seperti pantengin TV rusak. Hingga pada puncaknya si epen lowbet is dead. "Baterei lemah silahkan isi ulang baterei" kata si epen. Sontak tangis Izz pecah. Huhuhu ini si epen..yang punya asik baca buku dianya lowbet. Salah si ummi juga malamnya nga ngecek sudah terisi amunisi blum si epen padahal jadi primadona buat Izz mainan ini.

Tiba-tiba di tengah kegalauan ide arsitek abal-abal saya muncul. Saya pakai dus buku Learning skill with Ressanya pengandaian sebagai sungai besar yang penuh dengan buaya. Jadi kakak-kakak yang habis berenang harus menaiki tangga dan meniti jembatan (kotak pas RESSA) jangan sampai jatuh ke bawah karena disana ada banyak buaya kelaparan yang siap menerkam. Si epen lowbet jadi menara yang tugasnya menyinari ketika ada penyelam yang bersandar malam hari (hahahah yang ini kok agak ekstrem ya..emang ada yang nyelam malam-malam??😁😁😁). Trus saya buat sebuah tempat berteduh di antara menara itu. Tangisnya melemah ketika saya mulai merangkai cerita. Dan nga butuh waktu lama untuk menyeret Izz ikut serta dalam cerita.
"Ayo kakak..berteduh dulu di rumah..hujannya deras"
Sekwtika Izz bergerak mengambil wayangan karton sali saliha yang tengah berdiri dekat tangga (buku yang lebarkan) lalu mngambil yang masih menyelam.
"Ayok...ayooo" saya menyemangati
"Ayoo ayoo tata...hujaaan" dia mengikuti
"Masuk cini tataa..hujaan..wuaaahhh..hujaaan...ini lagi ummi ini lagi..."
Kemudian dia larut dengan instrukai cerita saya...kadang ia belokkan dengan imajinasinya sendiri yang sama skali tak terduga dan kerap buat saya ngakak.
"Sudah dulu ummi..kakaknya capek..aaahh istrahat dulu" katanya ke ummi ketika ummi mengajaknya main lompat-lompat dekat menara
"Ummi tangannya rusak...buaya ummi.." serunya ketika tiba-tiba bukunya jatuh wkwkwkw
Keseruan kami membawa nilai positif bahwa membangun imajinasi bisa dengan media sederhana, dan itu sudah berasa jadi hadiah besar untuk si kecil.
Trimakasih Izz sudah banyak berimajinasi hari ini dengan skenario-skenariomu nak.

#tantanganhari12
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayIIP





Sekolah pagi ala abu Izz

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini badan saya berasa capek. Bangun pagi terasa berat. Biasanya saya cuci pakaian selepas shalat subuh ini saya malah duduk saja dan seduh air teh buat abu Izz saja. Si abi keliatannya tau dengan ketermalasan saya jadi bgitu Izz bangun, beliau yang ambil alih. Di mandikannyalah Izz. Padahal biasa juga saya kasih makan dlu baru mandi si Izznya. Setelah itu dipakaikan baju dan diajak ke halaman belakang. Saya mengikuti mereka dari belakang. Saya paling suka melihat ketika abi dan putranya bermain bersama. Suka senyam senyum sendiri wakakakak.
Rupanya si abi ngajak Izz main peran. Sepagi ini mereka bermain sekolahan. Abi yanh jadi guru..si Izz yang jadi murid. Abi menyiapkan sarapan di meja bundar, membekali Izz dengan tas ransel lalu botol air minum. Menata mainan transportasi Izz d dekat anak shaleh seperti pesawat, truk, mobil, kereta api dll. Kemudia menempel poster transportasi di magnet panahan tempel. Izz di dudukkan di kereta mobil-mobilnya. Kelas dimulai dengan baca doa dan intermesso sedikit. Abi menunjuk gambar d poster lalu meminta Izz mengambil maianan yang sama dengan yang abinya tunjuk. Misalnya abi sedang menunjuk pesawat maka Izz harus mengambil mainan pesawat. Begitu seterusnya...setiap tebakannya benar maka diberi tepuk tangan dan kecupan. Si Izz nya keliatan menikmati sekali. Bahkan ketika abinya mwnyudaahi bermain peran mereka. Izznya merengek minta lagi. Ntar malam lagi nagh..InsyaAllah..abi kerja dulu.

Nagh project family kali ini lagi-lagi memposisikan saya sebagai fasilitator atau bahkan penonton saja. Semuanya abu Izz yang lakukan. Katanya tujuan belajarnya tadi itu untuk memperkuat definisi sebuah kendaraan dan memastikan bahwa Izz paham mana gambar dan mana mainan realnya. Yaa walaupun nga bisa bawa benda realnya. Hahahai doain ummi sama abi bisa beli pesawat ya nak. Eh mobil saja nga punya hihihi. Bagi saya sendiri bermain peran dengan disisipi edukasi seperti ini sangat memberi kesan positif untuk anak-anak. Selain menjadi momen gembira mereka, konsep yang ditanamkan lewat bermain peran pun cenderung ' tahan lama' dalam memori mereka. Jadi sebuag kebijakan positif untuk orang tua yang mengajarkan beberapa hal untuk anak-anak mereka lewat konsep bermain peran.
Trimakasih abi..maafkan kemalasan ummi di pagi hari

#Tantanganhari11
#Level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayiip


Minggu, 02 April 2017

Membuat rak dapur pesanan Ummi

Bismillahirrahmanirrahim...

Beberapa hari yang lalu kami sempat wara wiri cari rak buat naroh alat-alat dapur. Yaah ke informa yang katanya lg discount tp tetep aja harganya mahal #emakhemat😝😝😝. Dan lagi belum ada yang sesuai dengan ukuran di hati. Capek wara wiri maka diputuskanlah si abi buat bikin sendiri. Hmmm bikin sendiri??
"Ini bisa jadi next project kita" kata si abi (eeh dia ingat project kelas bunsay rupanya hihihi"
"Kalaupun hasilnya jelek...kan kita sudah berusaha..yang penting proses P R O S E S. Kita buat biar anak shaleh tau juga namanya proses..nga ada yang instan" tambahnya mantap. Wes saya percaya-percaya saja. Pasrah
"Nanti warnanya hijau ya?"
"Oke nanti di cat hijau"

Kemarin sebelum ke book fair kami sempat ke tukang kayu. Milih2 bahan yang cocok trus nebeng d halusin plus d potongin sama amang tukang.

Nagh hari ini tiba waktunya dieksekusi. Izznya ikut meramaikan..supaya lebih anteng dan paham kami bekali dengan mainan tukangnya juga. Jadinya si Izz berasa ikut andil dalam pembuatan rak. Sambil evaluasi kosakata alat tukangnya (sebelumnya dia sudah tau membedakan mana obeng,palu dll). Project kali ini lumayan memakan waktu. Mulai dri samakan ukuran potongan kayu, paku sana sini sampai mengecet.

Sepanjang project Izz didominasi seruan Izz. Mau paku..Ingg juga abi..ing juga paku. Ya kita libatkan megangin balok biar abinya leluasa paku. Abinya sementara gergaji balok..Ing juga gergaji..ing juga..yah kita kasi gergaji plastiknya plus kayu buat di gergaji😜😜😜. Sampai selesai project pembuatan rak ini dia ikut serta. Ketika abinya sibuk dengan yang lain..dia malah menemukan cara tersndirinya buat belajar. Misalnya balok-balok kayu sisa potongan di jejerin jadi kereta api katanya...trus ditumpukin buat jadi menara katanya. Saya yang menyaksikan jadi asik ikutan bertanya..yang ini bentuk apa??kalau yang ini. Hahaha jadinya project kali ini sekali merengkuh dayung 2 3 pulau terlampaui. Izz bisa dikenalkan arti sebuah proses secara tersirat..dan secara tidak langsung pula kreatifitasnya berkembang dan masih bisa menemukan area pembelajaran lewat evaluasi bentuk dan kosakata. Sorenya mereka lanjut lagi untuk ngecat. Wuiihhh. Kalo sesi ini Izz boleh beneran ikut nge cat. Dianya gembira bin bahagia.

Refleksi project ini buat saya sendiri adalah memuaskan. Bisa dapat rak dapur sesuai keinginan walaupun emang nga serapi tukang profesional. Tapi jatuhnya lebih murah lho...banget nget. Si abi katanya senang ternyata bisa juga membuat rak dari kreasinya sendiri, jadi besok-besok bisa buat sendiri saja. Modalnya murah bisa dapat rak huhuhu. Trimakasih abi sudah jadi pimpro untuk project kali ini. Si Izz katanya suka..dan kalau ditanya kenapa suka. Dijawab suka main tukang tukang hihihi. Alhamdulillah.

#tantanganhari10
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayIIP




Sabtu, 01 April 2017

Belanja buku di bookfair Kalsel

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah akhirnya bisa berkunjung ke bookfair kalsel. Walaupun nga sempat meet bareng tante najwa setidaknya merasakan euforia masyarakat untuk buku. Hari ini scendule bareng Izz dan abinya adalah ke tukang kayu beli kayu b uat rak dapur, belanja bulanan,dan ke book fair. Lumayan melelahkan, untungnya cuaca mendukung.

Ngomong tentang buku. Izz yang sudah dekat dengan istilah itu sudah senang duluan pas paginya kami menyampaikan maksud tujuan ke lapangan murjani.
" Ingg padi (Izz khafady) juga ikut ummi...cama-cama 3 orang. Abi...umminya..ingg padi juga"
Project kami kali ini adalah mengajak si Izz ke book fair sekalian menguji kemahirannya berbelanja hihihi. Kami ingin dia sedikit memahami bahwa tidak semua bisa diambil sesum hatinya seperti di rumah sendiri, kami ingin Izz sedikit memahami mana kepunyaannya mana kwpunyaan orang lain dan jika hendak menjadikan hak milik harus di barter dengan uang alias kita jadi pembeli. Sebelum ke book fair kami menyesaikan beberapa item kerjaan dulu yang mungkin di anggap membosankan untuk Izz. Beberapa kali dia mengeluh mau pulang. Dan sampai di bookfair pun dia masih ogahan.

Hari ini kebetulan adalah hari weekend jadi lumayanlah pengunjung di book fair otomatis lumayan panaslah suasana d dalam tenda. Mungkin ini yang bikin dia nga greget juga. Dan lumayan sulit menemukan board book didisini. Ada stan buku sygma...saya kepengen liat puzzle balok buku NabiRasul...ternyata nga ada. Ujung-ujungnya Izz akhirnya dapat board book odong-odong. Lumayan dapat disc 20%.😌😌😌

Lumayan rempong dan lama juga dia milih bukunya. Saya dan suami membiarkan dia menikmati sesi milah bukunya. Untung yang jaga stan baik deh..cuma senyam senyum sajoo liat Izz😝😝. Dan tahap selanjutnya antri di kasir..bayar..nunggu uang kembalian dan barang. Nga nyangka dia lolos tantangan kali ini. Setelah selesai si Izz berseru
"Akhh sudah belanja kitaaa"
Saya dan suami senyam senyum saja
"Belanja apa Izznya?"
"Belanja buku ummi"
Dan berjalanlah ia keluar area tenda dengan gaya bebek keberatan bawa belanjaanπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚.

#tantanganhari9
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayIIP