Minggu, 15 Desember 2019

Temukan kekuatanmu

Bismillahirahmanirrahim..

Setelah vakum di dunia pertugasan IIP alias libur panjang perkuliahan bunda sayang. Saya akhirnya merasakan euforia tugas lagi. Dan kali menggunakan metode yang berbeda dari kelas sebelumnya.

Senang rasanya setelah menjadi bu ibu dipertemukan dengan IIP. Apalagi momentnya pas, ketika itu saya bisa dibilang berada d ambang frustasi. Tetiba resign kerja dan ikut suami di pulau kalimantan. Tempat yang sebelumnya tidak pernah saya kunjungi, tetiba harus jadi domisili saya. Menjadi ibu yang kerja bukan di ranah domestik, kerap ditinggal safar suami, membuat saya menjadi ibu yang benar-benar tidak bahagia. Kerjanya marah dan marah

Berkenalan dengan IIP membuat ruang gerak saya bergeser sedikit dinamis. Mulai membuka diri, bahwa peran saya harus dijalani bukan diratapi. Tidak selayaknya saya terbenam dalam sedih yang berkepanjangan. Saya mulai punya teman, meskipun benar terkendala kultur, dalam hal ini bahasa

Saya memiliki kekuatan, bukan ibu yang lemah. Saya butuh bahagia dan anak saya pun berhak punya ibu yang happy dan keseharian yang bahagia. Setiap manusia memiliki jejak berbeda. Maka mulailah saya menjalaninya.

Memang terdapat perbedaan. Saya yang dulu dengan yang sekarang. Dulu saya sama sekali tidak paham dunia masak. Sekarang perlahan tahu menu ini menu itu. Meskipun tidak bisa masak yang variatif, tapi mau belajar.

Akhirnya mulai berani memetakan keinginan, kesukaan dan keterbatasan lewat kuadra aktivitas. Dan saya akhirnya memilih 5 aktivitas yang saya jalani dengan hati bahagia dalam keseharian saya.

1. Main bareng anak
Alhamdulillah, saya menyukai anak-anak jauh sebelum saya menikah. Dan setelah menikah dan punya anak, ternyata kesannya berbeda. Saya mendapati campuran rasa disana, _nano nano_namanya. Betapa bahagia bisa menemani anak bermain, membersamai dan melihat langsung tumbuh kembangnya. Karna pada sesi ini, alhamdulillah saya telah diberi amanah 2 bocah laki-laki yang bener-bener aktif, maka bermain bersama mereka jauh lebih seru sekarang. Saya bisa mengajarkan konsep take and give, saling menyayangi dll antara kakak dan adik. Konsep bermain kami bebas, nga ada batasan, hanya saja saya mencoba menyisipkan pelajaran di tiap waktu bermainnya. Saya membiarkan dan mencoba di berbagai ranah. Semisal saya kerap mengajak jalan pagi sebelum si sulung berangkat sekolah, lalu sekedar berlarian di jalanan komplek, manyapa tetangga atau memetiki ilalang liar dan menjelaskan jenis daun dll, lanjut mandi...tetap bermain, entah saya bawakan buku kain, mobil-mobilan ataukah bola warna warni sambil saya awasi ketika memasak hehehe. Konsep bermain science pun jadi favorit kami, sebelum ke sekolah biasanya si sulung akan merequest mau bereksperimen apa, dan saya menyiapkan bahannya sehingga pulang sekolah nanti bisa dieksekusi bersama adik.

Bermain salah satu aktivitas yang membuat saya berbinar. Bisa melihat anak tertawa lepas dan menciptakan bonding yang kuat. Saya senang membuat list bermain yang cocok untuk usia mereka. Oh iyaaa...kamipun memberlakukan konsep "ayo main di luar" dan permainan tradisional untuk anak-anak.


2. Belanja, terutama belanja buku dan mainan

Berlanjut dari kesenangan bermain bersama anak. Maka tidak jauh pula dari buku dan mainan edukasi.
Saya senang belanja buku. Bahkan rela nga beli gamis demi jajan buku. Rasanya gelisah ketika promo buku tiba, sementara budget tak memadai huhuhuh. Rasanya lucu ketika sudah keep sana keep sini, berasa sudah cukup tidak mau belanja buku lagi untuk bulan ini, tau-tau ada promo lagi..eeeeh belanja lagi.

Dan kesenangan saya didukung oleh para bocah. Mereka suka skali buku. Ketika amang kurir di depan pagar berteriak pakeettt maka berhamburanlah mereka keluar. "Buku saya kah mas??" atau "Yeaaayy asiiikk buku baru"
Maka sesungguhnya nikmat seperti itu terasa indah buat saya. Lonjakan senangnya, buru-buru buka paket lalu berlarian memeluk saya sambil berterimakasih

Buku dan mainan anak makin ke sini makin kreatif bin lucu. Nagh..tambah lagi alasan bu ibu untuk nga tahan. Butuh siasat untuk memboyong buku dan mainan edukasi itu ke rumah dan nangkring di home library anak.

3. Jualan
Yeaah...salah satu siasat yang saya berlakukan untuk saya pribadi, demi menaklukan si buku-buku keren dan mainan edukasi tadi. Yap..dan saya menemukan kebahagiaan tersendiri lewat jualan. Saya berjualan mainan edukasi, buku-buku anak, bahkan sampai kue pun saya jual.

Kemampuan masak saya pas-pasan tapi ada aja yang suka pesan kue. Bidang ini belum saya tekuni lebih cermat, hanya sebatas open order ketika pas di rumah kami hendak makan kue ini ato kue itu, maka dibuatlah lebih banyak. Beberapa pesanan di luar open order alhamdulillah ada, tapi saya belum berani membuka outlet atau membuat tiap hari. Ilmu saya jauh dari kata mumpuni. Untuk yang satu ini encok pegel linunya terasa, karna saya kerjakan sendiri, biarpun untungnya nga seberapa tapi MasyaAllah saya sangat senang melakukannya.

Mainan edukasi dan buku-buku anak. Printilan itu..yaaa saya menyebutnya printilan. Layaknya bu ibu yang suka menata rumah,geser sini geser sana demi mendapati tat letak yang nyaman nan indah maka itulah saya ketika bertemu dengan buku dan mainan edukasi anak. Ini semacam candu atau bahkan racuuun hahha, rela nga beli gamis demi printilan ini. Maka saya mensiasatinya dengan berjualan. Saya pun jualan printilan tersebut, dan untung atau komisinya bisa saya pergunakan untuk membeli hal yang sama untuk anak-anak saya

4. Jalan bareng suami dan anak
Capek main dan jualan, waktunya refresh bareng anak dan suami. Hahaha ini semacam cerita bersambung berpoin saja yak.

Tapi betul nan jujur saya menyukai jalan-jalan bareng anak dan suami. Bahkan sekedar berkeliling komplek pakai motor sangat sangat saya sukai. Tak jarang kami ke indomaret depan komplek serombongan hanya untuk beli es cream, ataukah ke pom bensin serombongan.

Apa yang saya dapatkan? Itu adalah Quality time yang sangat bermakna buat kami. Mendengarkan si sulung bercerita lepas, bercerita bareng suami, apa ajaa...atau bahkan diam aja sambil menikmati udara sore itu menakjubkan

Apalagi kalo jalan-jalan barengnya ke tempat yang indah. Seperti apa tempt indah itu wahai umminya izz?? Ya seperti mall, tempat makan favorit, nonton atau cuci mata di gramedia

5. Menulis
Menulis bagi saya adalah seperti ruang bermain, bercanda, berkeluh, dan memanjakan. Seperti berselancar di dunia sendiri, cara saya mengenal diri.Dulu saya aktif ngeblog. Sempat masuk ke komunitas blogger, menulis beberapa antalogi dan puisi. Namun jiwa menulis saya hilang setelah menikah dan fokus pada anak. Saya merindukan dunia menulis, tangan ini tak sehebat dulu beroller coaster di atas keyboard, ide tak muncul secepat knop lampu. Tapi saya rindu dengan menulis. Salah satu aktivitas yang membuat saya berbinar

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelur
#bundacekatan
#buncekbatch1
#buncekIIP
#institutibuprofesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar