Sebuah ruang kewarasan, ketika cinta pelan mengetuk hatimu…mengetuk pelan dengan binar binar indahnya. Allahu Rabb, dosaku membumbung tinggi, ketika kubiarkan relung hati ini diisi namanya…namanya yang belum tentu tertulis sebagai Ayah dari anak-anakku kelak, jika Engkau mengijinkan umur ini menjadikan diriku sebagai wanita mulia berlabel ‘ibu’.
Senja Makassar sejak memasuki bulan Desember selalu bertemankan pecahan air kecil-kecil. Bulan ini adalah bulan persahabat antara kisi jingga sang senja dan riak gerimis yang berdesir di sisi jendela. Jumat sore, akhir dari rutinitas selama seminggu, karena berarti akan ada hari bonus setelahnya..Sabtu dan Ahad, 2 hari untuk sejenak memaknai kesibukan jiwa, untuk memberi sedikit ruang refleksi kesayuan mata.
“Asslamu’alaikum dek, di mana?” pesan singkat dari seorang teman satu tingkat yang kupanggil bunda, namanya Iffah
“Waalaikum salam bun, baru nyampe rumah”
Tit…delivered
“Hari Ahad aku putuskan untuk ke Manado”
DING!!!!
Aku bangkit dari kasurku dan segera menelponnya..
Ahad pagi, bandara Hasanuddin 07.15
Kutetapkan pandanganku pada mata perempuan sipit dihadapanku, tak berpindah ke lain tempat. Entah kapan lagi aku bisa menatap mata yang tak selebar mataku itu tapi hatinya lebih luas dari hatiku…Gamisnya berkibar diterpa angin, lagi-lagi gerimis terundang jelas pagi ini. Ini kali kedua, aku mengantarkan seorang sahabat di bandara untuk pergi dalam waktu yang tidak tentu. Desember…apa benar adanya dia seumpamanya lirik lagu, desember kelabu..??
Allahu Rabb, aku tak berani mencerca bilangan bulan ini, karena sesungguhnya engkaulah penulis skenario ulung dari segenap rentetan peristiwa ini…
Kepergianmu dariku…mengajarkan bahwa rasa cinta yang kau tanggung adalah sebuah sendi dari ketidakmampuan membuatnya jadi halal, karena kita hanyalah ‘hawa’. Karena kelu lidahmu tak sanggup menyambungkannya dalam lukisan asa yang tertanam apik dalam benakmu. Kepergianmu menjauhi kota daeng adalah alasan dari beribu alasan untuk tidak bertatap muka dengan dia yang kerap kau ceritakan padaku…Seorang 'Adam' yang telah membuat lubang gundah dalam hatimu, seorang Adam yang juga kukenal baik..teramat baik, sampai aku tahu, asamu terhadapnya kecil kemungkinan untuk bersinggungan, karena di lain waktu kita berdua tau kalo sang Adam tlah punya tambatan hati, tlah memiliki sosok yang halal di mata Tuhan, dan tlah kutau sejak dulu...kamu tak mengingkan menjadi yang kedua..
Dan keputusanmu kali ini...aku tak menyetujuinya. Meski aku tak setuju dengan keputusanmu, tapi aku menghargai apa yang tertulis di benakmu sebagai jalan keluarnya…
Dan keputusanmu kali ini...aku tak menyetujuinya. Meski aku tak setuju dengan keputusanmu, tapi aku menghargai apa yang tertulis di benakmu sebagai jalan keluarnya…
Aku mengingat semuanya…saat dimana kau menangis dipelukanku tersebab rindu yang tak boleh kau rasakan. Tentang tangismu diantara sujud, tentang namanya yang melambai di antara desah zikirmu. Tentang harimu yang dipenuhi rasa bersalah karena rasa cintamu padaNya seakan memiliki saingan berat dari hasil ciptaanNya sendiri, kau menabung rasa dan pelan tumbuh membesar dan menyesakkan hatimu untuk dia yang kau panggil ‘adam’. Aduhai kakaku…sungguh aku tak bisa berbuat apa, selain mengajakmu bersibuk diri, dan mengadu padaNya..karena sesungguhnya dia tempat curhat yang ter-keren sedunia..
Astagfirullah hati…sungguh dirimu tak sebesar bongkahan gunung, tapi kau mampu menahan lahar dan sejuknya es dari setiap bilangan rasa. Begitukah yang dirasakan Layla pada Majnun saat dirinya terpagari rasa cinta yang terlewat dasyat. Allahu Rabb, andaikan cinta itu nyata, sudah sejak awal ketika sahabatku itu mengumumkan kedatangan cinta padanya, aku dengan tidak sengan melaporkan keberadaannya pada pihak berwajib, biar dia menawannya..memenjarakannya…
Karena rasa itu, tak kunikmati lagi sepiring roti bakar tiap aku mendatangi kosan Iffah, tak kunikmati lagi tegurannya yang lembut dan menyejukkan, tak kunikmati lagi genggaman tangannya yang mendamaikan…tak bisa kurasakan sapuan tangannya di kepalaku dan berkata ‘sabar uty’, tak bisa kurasakan lagi tawa renyahnya..tak bisa kuberadu main congklak atau monopoli dengannya..tak bisa aku mendengar suara merdunya membaca surat cinta Allah dalam taddarus..Allahu RAbb, aku tidak suka..aku tidak ingin…Iffah menjauh dariku, karena dia salah satu dari teman terbaik yang kupunya…
Aku bertanya kepada Jibril AS, tentang ikhlas, apakah ikhlas itu? Lalu jibril berkata “aku bertanya kepada Tuhan Yang Mahasuci, apakah sebenarnya?” Allah SWT menjawab, “suatu rahasia dari rahasia-Ku yang aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang ku-cintai” HR. al-Qazwini, riwayat Abu Hudzaifah
aku mencoba ikhlas...
aku menyayangimu kak Iffah...
Mungkin kisah yang sempat kita rasakan bersama adalah sebuah indah, dan kumohon pada Sang Kuasa untuk memilah hari di waktu lain, untuk mempertemukan aku dengamu dalam masa yang sama…dan jika itu benar adanya, aku akan berupaya menjadi seperti yang kau inginkan…seperti yang kau sebut disela doamu..Semoga kita menjadi deretan wanita yang dikasihi Allah, karena aku menyayangimu Kak Iffah karena Allah SWT…amien…
Ini minggu keduamu di Manado...terkirim salam terindah dari adikmu yang selalu merinduimu...
Bunda...smoga ada skenario Allah yang mempertemukan kita dilain waktu...
Kutulis sedikit goresan ini untukmu...tapi aku masih memiliki banyak goresan tentangmu di hatiku..
Meski aku tau kau memiliki hati lebih luas dan lapang dari yang kupunya...
Di matamu, kucuri sepasang gemintang
Kutatap kamu dari aku
Kutatap kamu dari aku
Dari sepi yang terpahat dari batang jejakku
Maka ketika menggapai langit,aku ikuti
Dan sejuta kunang kunang dengan sorak mengajakku di belakangmu,
Tak henti bersorak bersama
Tak henti bersorak bersama
Dari bab kemarin, aku bercerita tentang kamu
Terhimpun dalam buku kita, kisah aku dan kamu
Tak henti berbicara tentang ku dan mu
Tertatih namun aku tak menyembunyi senyum untukmu
Karena sejatinya langkah yang kau tuliskan pada lembar waktumu
Mampu mencuri kisah dari kebun puisiku.
Begitu kuat bab demi bab
Dan ada rahasia dari kelak kelok hati kita
Dari jejak yang kerap tergambar
Bersama seribu puja
Musim semi mengembangkan hatiku dan hatimu
Mulai mengalungkan bunga bunga
Dan suatu saat, mungkin ceritaku dan ceritamu terumumkan oleh kita
aduhh kakak, tulisannya buat nhamy trharu...
BalasHapusmenyentuh skali. z sampai lupa harus cepat2 kekampus heheh
semoga dipertemukan kembali,
BalasHapusbegitu indahnya ukhuwah...
`semoga siKakak menemukan yang terbaik disana
Cuma tersenyum saja dari jauh sembari berusaha menutupi jalan keluar keharuanku, yang mungkin ingin menyeruak keluar, merasakan dan berteman dengan keharuanmu..^^
BalasHapusSangat suka tulisannya, kata demi kata, kalimat demi kalimat...
BalasHapusSamar namun dengan makna jelas...
Mudah-mudahan suatu saat nanti kudapat menyusun perasaan hati dengan kata-kata seindah ini..
Semoga suatu saat nanti Allah mengumpulkan kalian berdua kembali...
ehmm aku suka ukiran kata -kata yang indah.. :)
BalasHapusckckckckck....
BalasHapussangat menikmati tulisannya...
sembari berpikir.. kapan saya bisa merangkai kata2 sebagus ini....
@Namy: waduh dek...segitunya, ckck smoga saja nda telat ke kampus, smoga masih bisa masuk kelas...^_^
BalasHapus@Anonim: aku tak berdua, smoga ia menemukan yang terbaik disana, karena akan mungkin kami lama untuk bertemu jika ia menemukannya disana..Doaku pada kakak, hanya meminta yang terbaik dari yang terbaik, nda peduli itu di belahan bumi mana...*naghloh...hehehe, iya deh, amien..amien..mau disana ato dimana yang penting terbaiklah
@bang ari: hmmm tumben terharu bang??biasanya dirimu bakal menertawaiku....ketawa monstermu itu...hahahahah, Ya Allah, berbakar bgt buat isi suara monster di anime anime..hihih*peace!!
@Bunda Abdil: makasih atas duanya...sejak keberangkatannya..aku hanya bisa memohon yang terbaik untuk kami,karena aku tak boleh egois...kakak bukanlah kepunyaanku...salam ukhuwah bun^_^
BalasHapus@mbak selvi: makasih dah bertandang ke rumahku ratu gombal...
@kak insan: wuih kakak mah terlalu lebay, ini hanya rangkaian tulisan yang berbentuk sesi curhat ala ala uty..tapi makasih ya kak kalo suka, makasih juga sudah berkunjung ke rumahku yang sederhana ini..Keep blogging, karena kitapun bisa bercerita tentang dunia^_^
Hehehe.. Saya ada bakat jadi pengisi suara monster yah? Wuahahahaha..
BalasHapusSerius terharu Ty.. Yah, perubahan ke arah yang lebih baik boleh nyontek kan..^^
wahhh~
BalasHapuskangen kakaknya yaaa <3
@bang ary: iya iya banget..tanpa di tes,..lansung lolos dah...^_^
BalasHapus@kak Nur: skrang domisili mana??kaapan ke makassar??iya ni kak...rindu kakakku...doain yang terbaik ya^^
waduh, lama gak BW, sy jd ketinggalan tulisan ini. hiks...salam utk kk'mu ya dek T_T
BalasHapussaya selalu terpesona dengan puisinya k uty.. :D
BalasHapus@Kak uni: sibuk ya kak???semangat dah buat kak uni...
BalasHapus@Emi: wkwkwk doyan puisi lebay ternyata dirimu....^^
cakep,, tulisannya
BalasHapusya semoga dengan perpisahan itu bisa mengumpulkan puing2 kerinduan, so akan jadi pertemuan lagi yang lebih hebat...
iya....smoga dengan perpisahan ada hikmah yang lebih indah di balik semua rencana itu..
BalasHapussalam kenal mba, salam ukhuwah^^