Tak urung semuanya terlihat pedih
Tersebab karena suatu hal
Semua tersebab kepergiannya
Kepergian dari yang dipanggil Ibu
Seseorang yang hanya pada dia, ia berbagi
Matanya menanak duka
Hati menjerit perih
Garis wajahnya terlihat mendulang perih
Tak ada pelangi di wajahnya
Suram seperti kelamnya langit saat mendung tiba
Hidupnya terjejaki luka
Semuanya duka...
Tak ada siaran ulang akan suka yang terlewati dalam hidupnya
Tak ada setitik yang tertinggal
Biarpun untuk sekedar berkelakar
Sejak kepergiannya
Gulana jadi penghias hidupnya
Tak tergoyahkan semua luka
Mengalir...
Hidup...
Dalamnya tak ada siaran tunda
Dalamnya tak ada siaran ulang
Yang ada siaran langsung
Dan tetap menyongsong hingga akhirnya
Hingga layar hidup tertutup
Dan tertulis nama di batu nisan
Sebagai simbol the endnya hidup
Dan hidupnya...
Seperti berkalung abu-abu
Tak ada riang
Semua tersebab kepergiannya
Kepergian dari yang dipanggil Ibu
Seseorang yang hanya pada dia, ia berbagi
Dan hidupnya....
Seperti tak berpengharap
Betapa senyawaseorang ibu berpengaruh pada batang tubuhnya
Dan hidupnya....
Akankah bisa gembira??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar