Akan selalu ada, cerita yang membawa batang tubuh ke jejak aksara bertingkat. Bergantung pada letak berapa angka engkau memaknai setiap ulahnya. Setiap harinya, terus berganti,..bercerita seperti lazimnya kelambu malam dan pagi bergantian. Tidak peduli, itu penting bagi sejarah hidupmu yang ujungnya akan mengepul begitu saja terbawa detakan waktu, atau kah akan tersimpan apik menjadi perjanjian atau semacam prasasti yang mencipta sejarah, yang menandakan sketsa jejak. Semuanya kelabu,...yang pasti, bahwa hari akan berhenti, sampai pada titik dimana si empunya skenario berhenti menulis cerita. Saat dimana Baginda Pemilik jagad raya menarik semua apa yang pernah diberikan gratis pada kita.
Senin melewati pertengahan hari. Kotaku, makassar dilanda mendung. Tapi, tak menularkan pada hatiku, aku masih ceria^^. Sedetik berlalu, berhitung menjumpai detik lainnya,Akhh gerimis datang...hatiku tersentil. Aku membiarkan kepalaku menjulur keluar jendela, sekedar mengucapkan selamat datang untung gerimis, sekedar mengukur seberapa langsing tetesan itu dan berdoa...semoga tak menjelma jadi hujan lebat.
menjelang sore, gerimis mengendap di ujung buntelan awan, enggan turun. Makassar sejuk luntur bersama tetesan kecil. Aku beranjak pulang. Dan kudapati sekat sekat cerita menjelang penutupan hari pada koridor perjalanan pulang. Hari ini kembali belajar, pada penjual langsat yang kembali membuka lapaknya sehabis hujan, pada pedagang asongan yang mulai bersiul riuh, pada lambaian pepohonan yang datang meskipun hanya turut mendamaikan.
Pada pertigaan hari, ketiga kabar gembira itu datang, aku tercengang. Kuucapkan rasa syukurku pada Ilahi Rabb yang mempercayakannya padaku. Kata orang aku seperti anak kecil nan ceria,..dan ekspresiku saat mendengar berita itu adalah jingkrak-jingkrank ala penari balet (eh???^^). sepersekian detik, euforia tenggelam bersama ledak tawaku, aku gembira...benar-benar gembira. Dan pada penghujung gempita, aku tersadar, ada 3...itu berarti aku harus memilih...Ya Allah...
Aku mulai menaruh detakan nafas pada nada yang seharusnya, selaras. Aku mulai meneliti sudut kamarku yang tak seharusnya kutelaah, karena sesungguhnya 'sang bingung' mulai menggerogoti. Tak butuh waktu lama, untuk mengambil keputusan menelpon Ibu, bapak dan kakak. Mulai menarik ulur berita dari akar sampai bunga, berharap panen keputusan yang melegakan. Dan memang benar, aku panen keputusan...dan itu berarti menambah tumpukan 'bingung' di beranda kepalaku.
"Galau tingkat gajah....Ya Allahu Rabb...Engkau tuh ya...paling pintar memainkan rasaku"
Aku hanya bisa menghela nafas,...menerawang. Bahwasanya, berita gembira untuk sebuah pilihan tak selamanya membuat gempita. sebuah ujian tidak datang dalam bentuk kesengsaraan belaka. tapi menumpuk berita gembira untuk kemudian menagih pilihan yang paling tepat sesungguhnya sebuah ujian yang berat.
"Wahai sang Pengasih, kenapa Engkau tak mengirimkannya satu persatu padaku..."
"Maruk...harusnya kamu bersyukur Uty, tinggal bertanyalah pada pemilik mahkota nurani, jawabannya ada disana, yang kerap kamu panggil hat"
"Tapi, aku mengingkan ketiganya!!"
"Hari ini, kesempatan ini...adalah mata kuliah pengambilan keputusan, maka pilihlah...ambillah yang punya serat manfaat padamu"
dan aku termangu....
Sekalipun aku tau tujuan terakhirnya...
tapi tak ada dayaku mencuri peta kesana...
karena aku hanya punya ikhtiar..
karena aku hanya bisa belajar...
ayo teguhkan pilihan... tapi sebenarnya ke 3 itu apa aja ty...ayo dishare...moga tepat pilihan yg diambil...amiiin...
BalasHapusberusaha meneguhkan ni mas helmi....heheh
HapusIyaaa ayo teguhkan hatii... hehehehe.
BalasHapusSang Pemberi Pilihan, Sang Pemberi hati, Sang Pemberi akal akan memberikan yangterbaik untuk jalan Hidup kita, jika kita terus memanggil dan mendekat kepada-Nya...
ya ya ya....untuk pilihan banyak, sukar ya mas...tapi harus dicoba. Tuhan tlah memberi kepercayaan, jadi harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin...
Hapusmakasih dah mampir^^
masyaAllah ;)
BalasHapussemua terjadi untuk yang terbaik!
semangat!
makasih kak Maya, Insya Allah....
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBtw, ini huruf apa ya? yang untuk komentar?. Saya suka model hurufnya.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusmemilih..walaupun sulit tapi harus dijalani..tetap harus memilih :)..smoga yg terbaik
BalasHapusyaaaahhh jadinya galau tingkat gajah kak Tia
HapusPilih yang kita yakini yang terbaik hehe...
BalasHapusmari bertapa...ee!@#
HapusVa dove Ti porTa il cuore, Pergilah ke mana hati membawamu.. :)
BalasHapusselamat meilih ty..;)
sayangnya hatiku tak dapat berjalan kak pipi...jadinya nda bisa bawa kemana2..:(
HapusAku melihat takdir seperti tulang daun... Semburat pilihan Tuhan yang ditawarkan kepadaku, itulah tujuan akhir hidupku.. Tuhan Maha Tau :)
BalasHapusmakasih dah berkunjung mbak uswa...
BalasHapussepokat eh spakat^^
Tuhan Maha Tahu, belum tentu yang kita inginkan adalah yang terbaik...
ada rahasia dibalik rahasia. . .
BalasHapuskelak kau akan mengetahuinya ^____^
bener banget, tapi tetep aja...harus berani meneguhkan..susah kaito kun..doain ya,pilihan kali ini yang terbaik^^
Hapussemoga ditunjukkan ALLOH pilihan yang tepat, pilihan yang terbaik yang dibutuhkan, walau terkadan bukan yang diinginkan. semanagaat uty,
BalasHapusbtw, galau tingkat gajah kek apa yak??
heheh galau tingkat gajah??yah galaunya pokoknya gedelah kak klo dibandingin yang biasanya..ibaratnya gajah yang badannya big itu...
Hapussetelah membacanya langsung saya tarik nafas panjang dan hembuskan. Kayaknya senasib kak heheh
BalasHapusaku sudah memilih dek, nhami juga hrus putuskan donk..jangan sampe smuanya ilang berlalu...nda apa2 menangguhkan yang lain, karena hidup memang pilihan..chayo nhami^^
Hapussungguh indah kalimat yang kau rangkai itu kawannn....
BalasHapusmakasih...salam ukhuwah,..
Hapuskita hanya dituntut untuk belajar bukan untuk meraih kesuksesan....karena tidak akan pernah ada kesuksesan tanpa belajar....
BalasHapusbener banget...slamat berkolaborasi dengan rasa sabar dan ikhlas menghadapi cobaan...hidup harus dijalani^^
BalasHapus