Kamu…ketika itu, aku tak tahu
akan menyisipkan rindu. Kamu…ketika itu, aku tak tahu akan serumit ini. Jarak kita
hanya sepelempar batu, kamu berdiri menyamping, aku duduk tepat
menghadapmu,seolah kamu saat itu adalah tontonan untukku.
Kubiarkan semilir angin menerpa
wajahku dan mempermainkan ujung kerudungku. Di depan sana, tampak banyak
anak-anak berlarian, mendesau bersama gulungan air dan mendulang bangunan
pasir, bercanda bersama Ayah dan Ibunya. Ombak kelihatannya kompromi, pecah
kecil seperti gelak tawa para kanak-kanak. Sesekali aku tersenyum pada polah
lucu mereka. Akhir pekan memang indah untuk bersantai dengan keluarga. Aku tengah
memandangi pemandangan damai dari tawa para malaikat kecil, ketika itu kau
menghampiri mereka dan mengajak berkenalan, lalu sepelintir perhatianku
terusik. Heiii kamu sedang apa???
Sejurus lalu, aku menikmatimu
polahmu bersama mereka. Ikut tergelak kecil ketika cipratan air mengenai kaos
abumu, basah. Ingin rasanya aku ikut bergabung, ya…akupun ingin terkena
cipratan itu, ingin bercanda dengan sapuan ombak pada ujung jemari kaki. Tapi itu
hal yang mustahil kan??.
Perlahan redup, senja merangkul
dermaga, kalian masih tidak bosan dengan derai air. Sekujur tubuh para
kanak-kanak sudah basah, bajumu pelan berubah warna lebih pekat, pelan air
menjejali merambat. Dan mata kita bertumpu pandang, aku melihatmu, kau melihatku pada titik poros
sebuah keramaian, belum sempat kau mengembalikan lengkungan senyuman di
wajahmu, segera kutarik pandanganku pada
sisi lain. Terasa ada yang beda pada pandangan itu, padahal kita tak saling
kenal.
Hei kamu,..berani-beraninya
tersenyum padaku tanpa permisi!!!! Apa kita saling kenal?? Apa kita pernah
bertemu sebelumnya?? Apa kamu adalah teman dari temanku?? Apa…Alamak, saatnya
tinggalkan dermaga ini. Sepertinya ada yang tidak beres…..
tidak akan komentar tentang tulisannya, levelnya beda dgn ku...
BalasHapustap masih bolehkaa aku tersenyum walau tanpa permisi....:D
assalamu'alaikum pak satpam...lama tak bersua kabar...#gayeee
HapusIkut tersenyum juga ya mbak Uty hehehee....
BalasHapusmari tersennyum..hihih
Hapuskeren..keren.....udah lama saya ndak berkunjung kemari..kangen kangen uty
BalasHapusmakasih dah berkunjung stelah masa2 bertapaku kak...
Hapuskangen kak tia juga, tp spertinya kak tia slalu eksis di blog deh^^
meninggalkan seseorang yang tersenyum? aah itu tidak mungkin terjadi jika yang diberikan senyuman adalah seorang wanita single dengan celana pendek dan kaos oblong :) *imo
BalasHapuswkwkwkwkk.....
HapusHeii!!!!
BalasHapusAku berani tersenyum padamu, karena senyum itu ibadah... iya khan..??
Apa yang sekiranya tidak beres..?
heheh...akh aku jadi tersinggung,...hmmm bener juga ya,..#mikir
HapusPermisiiiii.... saya mau tersenyum... :)
BalasHapusjangan salah paham yak..!! hanya ingin ibadah.. wkwkwkwk
iya silahkan lewat bang....
Hapusooowww mestinya bilang permisi dulu kan kak andro, baru dah nyetor senyum...
numpang lewat..
BalasHapusmau ambil jangkar... :D
aaaahhh jangkat??????????????kaburrrr akkhhh
HapusOlalaa...ada yang tidak beres di ujung dermaga itu, karena tanpa kau sadari..sekeping hatimu telah tertawan di sana..
BalasHapusApalah namanya itu, yang jelas...ada yang membuatmu pergi untuk kemudian menoleh kembali...hahaha
Ya kaaaaannnn...#ala syahrini..:P
Eh, nambah ahh...ini kamu pakai font apa buat komentar? sukaaa deh...
Hapussekeping hati tertawan??wkwkw pdahal tidak ada borgol ataupun penjara di tepi dermaha nick...
Hapusfontnya kalo nda salah pake trebuckhet kali nick...lupa ding aku^^
hei kamu...jangan galak2 dong,
BalasHapushei...ini senyumku padamu, sebuah senyum dari hati, sebagai wujud silaturahim dan ibadah yang paling mudah