Jumat…aku selalu punya perasaan special
dengan hari yang satu ini. Dari dulu sampai skrang aku sangat menyukainya. Dan
Makassar, Jumat pagi dicerahkan dengan mentari. Waktu itu, kaki ini kembali
mengalun kisah, mataku kembali dimanjakan dengan panen petuah, beruntung Jumat
kali ini aku mengawinkan hati dengan hari, ada pesan disana…ada pelajaran
terkulum.
Semalam mungkin aku bisa saja
bermimpi tentang lain hal. Aku merindukanmu Sabit… setengah lengkunganmu hadir
di lipatan mimpiku tadi malam, pendar jinggamu setitik lebih terang dari cahaya
hari ketiga di awal bulan, lebih indah…. Tapi ternyata benar terjawab indah
dengan kelahiran Fajar di hari Jumat, bahwa hidup itu benar-benar sebuah proses,
bahwa hidup itu layaknya kita yang berjalan menelusuri etalase toko, banyak
yang ditawarkan dan banyak pula yang tertawari. Hidup selalu unik dan penuh
kisah.
Mencerca atas segala tindak
tanduk tak berujung selesai, meraung di antara desau deru kendaraan. Matahari penuh
memeluk siang, tapi panasnya tak menyusup ke badanku, justru sejuk pelan
berdifusi ke arteri kehidupan. Adalah sebuah perjalananku, dimulai ketika aku
baru saja mengunjungi sebuah Rumah sakit kesatuan tentara di Makassar, RS.
Pelamonia.
Aku mengintip lewat jendela
angkot, rupanya ritual Jumatan baru saja usai. Jam tanganku menunjukkan pukul 13.15, di
jalanan didominasi para adam lengkap dengan kopiah. Entah kenapa, aku selalu
suka dengan mereka lengkap dengan baju kokonya. Asyik meneliti jejak mereka, Angkot
terhenti di pembelokan jalan, seorang ibu paruh baya bergamis kuning naik dan
duduk tepat di sampingku. 3 menit berikutnya naik seorang bapak mengenakan PDH
berwarna biru muda, di lencana namanya tertulis namanya ‘Petrus M’. Tak jauh
dari tempat Pak Petrus naik, naik si bapak tua, dengan tongkatnya dan harus
dibantu pak Petrus ketika menaiki angkot. Maka jadilah kami berempat sebagai
penumpang angkot pasca shalat Jum’at.
Tidak butuh waktu lama, untuk
mengetahui bahwa suasana percakapan kami ternyata begitu mendamaikan. Sejak Pak
Rinto, begitu Pak tua menyebutkan namanya pada kami maka kalimat demi kalimat
mengalir dari percakapan kami berempat. Tahukah kalian?? Bahwa percakapan dan
tegur sapa adalah hal yang langkah ditemukan dalam suasana perjalanan darat
orang Makassar. Biasanya mereka akan diam satu sama lain, atau mereka hanya
akan ngomong dengan teman sendiri. Makanya aku sangat senang dengan penumpang
yang selalu berusaha bercakap dengan penumpang yang lain. Seperti hari ini,
ketika orang itu mengajarkan padaku betapa pentingnya sebuah silatuhrahmi.
Pak Tua Rinto, seorang pensiunan
pegawai dinas Makassar, beliau bercerita tentang sakit stroke yang dialaminya 3
tahun belakang. Tapi semangatnya menunaikan shalat Jumat di mesjid raya
Makassar tak surut, padahal beliau menetap di kawasan perintis kemerdekaan,berjauhan.
Dari si Pak Tua, aku belajar tentang sebuah ketulusan niat, sakit bukanlah
penghalang, toh Pak tua bisa sampai ke mesjid raya berbekal tongkatnya. Lalu
ibu Ani, seorang istri dari pensiunan TNI, tinggal di kawasan widyadarma
Sudiang. Seorang ibu yang ramah, sejak beliau naik angkot, tidak hentinya
beliau mengajakku ngobrol. Sampai pada saat Pak petrus yang bekerja di kesatuan
Nusa ksatria ikut hadir dalam pembicaraan. Bapak betubuh tegap itu mengutarakan
kekagumannya pada Pak tua yang taat beribadah, lalu mulai membeberkan petuah
untuk tetap menjaga kesehatan. Pak Petrus seorang Kristen yang tahu adab saling
menghormati, bahkan beliau memapah Pak Tua turun dari angkot ketika beliau
sampai di tempat tujuan. Pak tua adalah orang pertama turun dari angkot sebelum
saya. Dan hal yang mengejutkan berikutnya adalah, ibu Ani berseru pada kami
untuk tidak usah membayar angkot, biar beliau yang bayar.
Sampai di rumah aku masih
berpikir tentang tiga serangkai yang kutemui di angkot tadi. Akh betapa
indahnya dan damainya dunia ini, ketika orang-orang seperti mereka lalu lalang
dengan bebas. Esensi sebuah kenyamanan silatuhrahmi pastilah jelas terasa.
"Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala
orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang
paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat
dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).
Kamu mengutuhkanku
dengan semerbak wangi ketika kesturi terburai dari botol kediamannya, kamu
menyempurnakanku ketika lafalan itu keluar satu satu demi membentuk alur hatiku.
Kamu memahatkan senyum untukku, ketika bahkan segaris ototpun kelu kugerakkan. Kamu
menelusuri pijakan riuh senduku ketika mendung terhempas kokoh di wajahku.
Katakan pada mereka,
bahwa sesungguhnya kita bersaudara. Katakan bahwa semuanya berasal dari muasal
yang sama. Untuk apa kita saling membelakangi. Maka sangat indah dunia, jika
kita saling menyapa. Tak usah berlebihan, hanya sekedar menyodorkan makna bahwa
pentingnya sebuah silatuhrahmi^_^
yah itulah sifat manusia yang sebenarnya, seorang anak2, jika bertemu dengan sebayanya akan mudah akrab walau tdk saling mengenal, karena pikirannya bebas tdk dipenuhi rasa curiga. tapi entah kenapa diperjalanan waktu suasana seperti itu hilang..., si penulis pasti tau jawabannya
BalasHapushmmm penulis pasti tau??? segera ke goa buat bertapa mencari jawabannya..^_^
Hapusthat's the way it should be, isn't it?
BalasHapus^_^
iyyap ibu guru^__^
Hapuspostingan yang patut direnungkan...
BalasHapusmakasih bang api...salam ukhuwah^^
HapusKunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
BalasHapustetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
cemungud...cemungud!!!!wkwkwkw
Hapusmakasih dah berkunjung, salam kenal...salam ukhuwah^^
menjadi renungan...hidup itu indah.
BalasHapusInsya Allah kak^_^
HapusDamai itu indah ya Mbak Uty :)
BalasHapuseh iya kang...makasih ya dah ikutan corat coret, lama hiatus...anak rantau makin ciamik blogna^^
Hapussebuah bahan renungan bagiku yang jarang bersilaturrahim.. -_-
BalasHapuskak andro malah hebat...dah nyempatin ke makassar, bulan sebelas nti ke makassar lagi ya...blooger senusantara lagi bikin acara lho di makassar buln 11
Hapuswah postingan jumat ceria tapi aku bacanya hari minggu menjelang senin :)
BalasHapusnda apa2 mbak lid, yg penting ikutan ceria juga^_^
Hapusadalah silaturahim juga yang menemukan setiap helai tawa pertemuan kitaa, kak uty :D
BalasHapussilaturahim itu sangaat indah, bahkan hanya dengan se"centimeter" senyuman yang diberikan, indahnya bingkai silaturahim akan begitu terasa hingga ke hati :)
Awa...kemana aja dek??dah balik dari kendari kah???kapan2 kopdaran lagi nyok..rindu bloofers makassar
Hapusdamai itu akan tercipta jika tangan,mulut & perbuatan itu selaras satu sama lain
BalasHapusya...dan semoga kita termasuk orang yang selalu bisa berdamai dengan hari
Hapusmakasih kunjungannya kang, salam ukhuwah^^
pengen ke makasar.
BalasHapustapi nggak ada temen.
pengen masuk luweng pute di maros :D
hmmm kesini aja ,...ntar kopdaran sama blogger disini kok...^^
Hapuswah..., saya terinspirasi dengan semangatnya Pak Tua Rinto, Mbak. Makasih banyak ya Mbak telah berbagi hal yang asyik ini....
BalasHapussaya juga sampe terpesona...posisi tempat duduk beliau juga deket dngan tempatku, jadi bebas menikmati gurat2 semangatnya...akhh masa kalah sama yang tua,GANBATTE^^
Hapuseh salam ukhuwah^^
wah motifasi yg bagus nih sob..??
BalasHapuskunjungan sore nih..????
makasih kunjungan..baru bisa buka lapak malam2 nih
Hapussalam ukhuwah mas^_^
Mudah2an dengan seiring kebutuhan kita thdp keberadaan ponsel, tidak membuat kita acuh terhadap orang orang sekitar, apalagi sampai harus memutus silaturahmi. Fokuuus terus dengan layar ponsel, itulah pemandangan yg seringkali terlihat di tempat2 umum.
BalasHapusaamiin..tapi kalo di tempat umum dan nda ada kenalan, aku juga sering sibuk sendiri dengan ponsel..hmmm mungkin sudah saatnya di kurangi ya kang
Hapusmakasih kunjunganya, salam ukhuwah^^