judul Indonesia "Serbuan Maut", namun setelah diproduksi oleh Sony Classic berubah nama menjadi The Raid: Redemption. |
Sudah lewat sebulan,
nonton film ini. Tapi kemarin, sempat wara wiri di TO, eh rupanya belum turun
layar. Emang sih jempol buat film action tapi cover Indonesia. Saya ingat,
bagaimana Saya, Dilla, Atun dan Emi harus menahan nafas ketika slide demi slide
adengan ngalir tanpa diperintah.
Ini adalah film buat
para lelaki. Tapi karena niatnya Atun pengen tongkrongin calon suaminya, trus saya yang
pengen tau gimana sih film Indonesia yang harus tayang di luar dulu baru masuk Negara
sendiri setelah mengantongi bejibun penghargaan. Ya…meskipun perfilman
Indonesia tidak mati suri lagi, tapi malah sangat jarang tema inovatif yang
diusung, apalagi yang bergendre horor, bukan slide yang mencekam yang dijual,
tapi malah terkesan seperti kontes eksplorasi kaum Hawa besar-besaran, seks bebas dan jauh dari pesan mendidik.
Back
to ‘The
Raid’. Kami harus cukup puas untuk duduk di bangku samping deretan kursi J. Mau
bagaimana lagi, wong kami emang telat beli karcisnya. Tapi walaupun begitu,
asli....filmnya nda mengeceawakan
Film dibuka dengan
adegan shalat malam seorang Rama(Iko Uwais),dilanjutkan dengan pembicaraan
dengan istrinya yang tengah mengandung, adegan ini sukses bikin penonton
terutama kaum Hawa seantero ruang studio
TO berseru…’Uhhhhhhhhhh’ wkwkwkwk. Setelahnya, muncul tokoh Donny Alamsyah yang
memainkan tokoh Ustad Salman di N5M, tambah kacau komentar penonton. “Waahh kok
Ustad Salman khilaf ya??” hihihihh. Yahh, memang benar, kalau Donny disini
berperan sebagai Andy, salah satu kaki tangan dari Tama (Ray Sahetapi) seorang
bandar narkoba. Dan slide adegan kembali mengalir, dengan adegan action ala2 Rama, dan muncul komentar dari Emi. "Nagh, makanya kalo mau melakukan suatu misi harus shalat dulu,buktinya Rama nda apa-apa kan?" wkwkwk itu mah karna skenarionya sudah di atur begitu Emii..., eh tapi bener juga lho...kudu shalat dan berdoa baik-baik^___^
Meskipun kebanyakan
saya memalingkan muka untuk adegan –adegan actionnya, tapi akhirnya saya
memutuskan untuk menikmati slide filmya, toh untuk melatih rasa dan mengenal
bagaimana dunia ‘laki-laki’ dengan actionnya #Eh???^_^. Dan benar saja,
ternyata nyaris tak ada spasi untuk menarik nafas sampai adegan action lainnya
muncul. Penulis skenario benar-benar membuat alur cerita terus mengalir sampai
salah satu dari pelaku perkelahian tak melawan lagi alias terbunuh. Sadis kan??
Dan adegannya pun diramu apik, keliatan seperti beneran. Mulai dari adegan
tembak kepala, plintir kepala, dada di tusuk pisau, kepala dibentur ke tembok,
badan yang dijatuhkan dari ketinggian. Sungguh…ini mah filmnya para cowok….^__^
Weits, adegannya makin cakep dengan ornamen rambut gurita si Om ya,..^_^ |
Slide yang menghadirkan
tempaan rasa beda adalah, ketika si Andy (Donny Alamsyah) saling bercakap-cakap
dengan Rama, belakangan ketahuan kalau ternyata mereka berdua adalah saudara
kandung. Rama sempat memberitahukan kondisi rumah dan memberitakan bagaimana ia
akan menjadi seorang Ayah dari calon bayi di rahim istrinya. Dan karena alasan
itu, Andy bertekad untuk menyelamatkan adiknya dan mengeluarkannya dari tembok
apartemen yang dijaga ketat itu.
Ada lagi, ketika Rama
harus bertarung dengan seorang komplotan bandar narkoba asli dari tanah Papua.
Muka sangar tapi begitu keluar logat Papuanya, kami langsung ngakak. “Ko jangan
buat saya gila ya, mau mati kah?? Wkwkwk kurang lebih begitu deh ucapan2nya si
Om Papua^__^
Nah ini nih duel maut si Andy dan Om Perkasa, lawan paling tangguh lho |
Nah kalo ini duel Rama sama Om Papua,..lucu ding^ |
Aku puas dengan slide
yang disuguhkan dalam film, terkesan pas. Tidak dibuat-buat atau tidak berlebihan,
makanya kesan nyatanya kerasa banget. Hanya saja endingnya dibuat terlalu tak
memihak. Kenapa??? Saat itu disetting, bagaimana si Andy, memilih untuk tetap
menetap di apartemen ketimbang ikut pulang bersama Rama karena menurutnya
itulah satu-satunya tempat dimana ia dihargai, dan mendapat sambutan. Padahal
dalam imajiku, ending filmnya ini adalah, dimana si Rama menjadi sebuah
keluarga kecil dengan hadirnya bayi dari rahim istrinya, dan itu berarti Andy
telah menjadi seorang Paman. Dan kisah di balik tembok tinggi apartemen itu tak
teringat lagi, ending yang manis bukan?? Tapi ternyata penulis skenario
benar-benar merangkum endingnya dengan sifat ‘laki-laki’ tetap ada rasa egois meskipun
terlihat jelas kalau si Andy sebagai kakak sangat menyayangi Rama sebagai
adiknya. Peribahasa, darah lebih pekat dari air, juga diusung jadi ide mutlak
dalam film ini. Saya hanya menggunakan imaji sebagai seorang wanita untuk menebak ending cerita^^
Film ini makin lengkap
dengan menghadirkan berbagai tokoh dengan watak yang beragam. Ada Joe Taslim
sebagai Jaka, yang memerankan leader tim. Jaka memimpin dengan kesan watak yang
cenderung egois dan tempramen, tapi aku cukup puas dengan keputusannya, saat
beradu pendapat dengan komandannya.
Untuk film Indonesia
yang telah mengantongi berbagai penghargaan. Sudah sepantasnya kita sebagai
warga Indonesia bangga dengan hasil cipta anak bangsa ini. Aku tunggu karya
sineas muda dengan gebrakan barunya. 1-10, aku nda ragu ngasih angka 8 untuk
film ini. GAnbatte^__^
Pertamax.. :D
BalasHapusmba'e maaf warna hijau tulisannya kurang gelap :D
saya ngga nonton, tapi ikutan bangga dengan apresiasi yang diberikan pada film ini hehe
heheh kurang gelap ya???
Hapuskalo nda doyan action nda usah nonton mbak..tapi sayang lho, wong filmnya bagus...
Kalo saya baru aja nonton kemarin ini. Ceritanya sie bagus, aktingnya juga bagus dan penggarapan filmnya juga kren. Tapi saya melihat di film The Raid ini syarat dengan adegan kekerasan yang bagi saya sangat keras. Maklum saya tidak terlalu suka dengan kekerasan. Whatever...secara keseluruhan saya mengapresiasi film tersebut karena the raid muncul ditengah "ngres" dan "klenik" nya sutradara-sutradara Indonesia
BalasHapuswkwkwk saya juga nda suka kekerasan, tapi bawaannya penasaran jadinya nimbrung juga nonton di TO^^
Hapusckckck.. film ini kayanya bener-bener wajib tonton dehhh... tapi lebih seru mana ama "Merantau"??
BalasHapushmmm sama2 seru kak, kalo merantau murni silat, kalo ini silat sama senjata berapi...heheh#komentar pas2an anak cewek^________^
Hapusnonton deh kak
saya belom ntn ncih.....
BalasHapusheheh..nonton deh bang, aki cewek dah nonton...giliran kamu ding^^
HapusWahhh Keren kak, aku juga baru kemarin nontonnya. Sudah sering nonton film action barat, hongkong, thailan yang terkenal aksi berkelahinya tapi belum pernah lihat sedekat dan sedetail itu aksinya di pertontonkan. Gaya berkelahinya juga keren. Walau sadis tapi sadisnya keren..keren
BalasHapuspantas laku keras heheheh
waahhh padahal bulan lalu, hari kedua pemutaran aku sempat nonton sama bloofers lho dek, ya meski 2 ekor doang sama si Atun n Emi..seruuuu
Hapusjadi pengen nonton... sayangnya di Aceh ga ada bioskop
BalasHapushihih tunggu tyang di TV kalo gitu mbak^^
HapusSudah nonton Ty. Jalan cerita sih menurutku kurang bagus. Masih sangat sederhana. Tapi, dari segi animasinya, Indonesia sudah berkembang. Meski yang garap itu orang luar negeri, namun setidaknya ada ilmu baru yang bisa dibawa pulang ke tanah air.. :)
BalasHapusklo menurutku, sederhana belum tentu kurang bagus..justru the raid muncul dengan cerita yang sederhana, tapi karna dia yang mengawali sebuah inovasi dan gebrakan yang baru, maka sederhananya terlihat tak biasa...
Hapusjangan salah bang, sutradaranya boleh dari luar, tapi skenario, koreo gerakan..asli dari anak negri, ini benar2 karya anak bangsa yang patut diberi apresiasi
lum liat , jadi pingi nonton klo karya anak bangsa alnya dah lama gk nonton alnya bosan liat flim2 indo baru animasinya kurang gtu...
BalasHapusheheh...gebrakan baru buat perfilman indonesia ya^^
Hapuskk penasaran uty pngn nntn..cuma liat trailernya doank..di aceh kagak ada bioskop hehhe
BalasHapusheheh....trailernya udah cukup kali kak^_^ ^_^
BalasHapus