Selasa, 07 Agustus 2012

Spasi kisah^^


Mungkin aku tak segamblang kalian ketika berucap lisan, maka tulisan adalah daur ulang dari siklus sebuah pengucapan. Dan rasa tiap individu berhak untuk berintermesso dalam topic pembicaraan. Sebrapa besar otak berotonomi mencipta imajinasi, sbrapa besar lingkungan terendap pada fundamental rasa yang mungkin saja terbayang arus, lalu berfragmen bersama. Kembali lagi, setiap orang berhak dan punya cara istimewa untuk berucap ‘ada’. 

Adalah kelabu ketika aku yang awam dihadapkan pada pembicaraan yang mungkin tak kutau titik temunya. Adalah ganjil bin aneh,ketika tiba-tiba seorang sahabat bercerita lika liku rasa hatinya yang menurutku belum jadi sebuah masalah^_^. Adalah gamang ketika dia tiba-tiba menohokku dengan meminta pertanggung jawaban atas cerita yang dibeberkannya, sementara aku hanya diam dan tersenyum kaku. Bukan karena aku tak tau berpendapat, tapi aku tengah mencari jawaban yang bisa membuat tersenyum. Bukan karena tak ada misi untuk menyelamatkan hatimu,sama skali bukan. Aku tau…,katakanlah itu adalah sebuah kewajibanku untuk menampung keluhmu yang terpapar cinta…

Tuhan menggunakan metode spektakuler untuk mengaduk hati para hambanya. Kadang kedutan yang mengilukan menjadi hal yang terindui. Terdengar tak waras???tapi itulah perundang-undangan politik dunia yang juga berlaku dalam dunia ‘rasa’. Sesuatu hal yang kerap mengalami perubahan tapi kerap tak terpecahkan. Berlari sesuka hati seperti angin tanpa tahu bejana mana yang tengah menampungnya, berputar sesuka hati seperti jarum jam yang tak tau tengah menunjuk angka berapa, seperti anak panah yang melaju tanpa bertanya pada arah mata angin yang membawanya.

Aku mengenalmu sebagai sahabat yang penuh rasa pengertian. Cinta yang tak terketahui kemana ia bermuara, apalagi kita belum tahu benar adanya untuk dirimu, adalah hal yang sia-sia untuk memasukkan ke dalam salah satu arena otakmu yang musti kamu pikirkan. Kali ini biarkan ia mengalir, biarkan kuasa Rabb yang mengatur kemana akhir cerita. Aku cukup memberimu sedikit argument tentang pendapat mereka yang pernah mengalaminya dan setidaknya bisa berfikir jernih ketika itu^^
ODA said :
“Ketika yang terkasih harus pergi menghadapNya, maka air mata pun tak cukup melukiskan kehilangan. Lalu…makhluk Tuhan mana yang bersedia menjadi sandaran hati. Hei, jangan berpikir lama tentang cinta yang tak tentu sementara ada permasalahn yang lebih urgen daripadanya

KRIBO said:
“Laki-laki juga punya cara tertentu untuk menyembunyikan sesuatu yang ingin disampaikan”

JANGKUNG said:
“Kamu ini, belum ada apa-apa yang perlu dikhawatirkan, lebih mending bercerita tentang gank kita yang tak pernah saling menyapa lagi”

ALARM said
“Brapa no hp temanmu itu Ty, biar aku yang nasehati. Sepertinya masalah sperti ini harus langsung ngomong sama yang bersangkutan”

UTI said
Sahabat….bulan ini adalah Ramadhan. Bulan yang teramat kunantikan sejak aku meninggalkan Ramadhan tahun kemarin. Bahwa Ramadhan adalah sebuah hal yang teristimewa. Seperti mendudukan sebuah poci rawan pecah dalam etalase kaca. Hati-hati dan penuh harap, begitulah kisah untuk menyambut dan menjalaninya. Sungguh teramat langka dan mendamaikan. Bukannya aku tak ingin menapik kisahmu dengan menjadikan Ramadhan sebagai prioritas utama. Tapi kisahmu tak rumit, hanya sekedar ingin tahu tentang rasa dia sang ‘adam’ kepada hatimu. Aku bilang,…ini terlalu awal untuk berargumen kawan…

Berkawanlah pada Ramadhan, yang sebentar lagi pergi. Sebab cintaNya lebih mengenyangkan dari cinta manapun. Tegukan rasanya lebih melapangkan dari cinta manapun. Katakan wahai sahabatku…hatimu butuh kereta uap untuk berselancar bersama kepulan sepoi sang angin subuh, butuh bercengrama lama dengan kesibukan tarwih. Aku menyayangimu…karena itu aku tersenyum mendengarmu…
Hai kamu….kami sudah berembuk awam tentang kisahmu, jadi aku harap tak ada lagi dulangan duka di sela senyummu.^_^


6 komentar:

  1. tak terasa ramadhan hampir berakhir ya

    BalasHapus
  2. Begitu indah mendeskripsikan realita dalam sebuah rentetan kata.. namun kadang justru terasa sebagai sebuah hiperbola kehidupan, tatkala kita nilai dari sebuah perspektif skeptis - kritis dengan terlalu menuntut sebuah spesifikasi makna. Semoga kita tetap mampu menikmati indahnya romantisme Ramadhan.

    BalasHapus
  3. kadang saya agak bingung menangkap makna melalui sebuah tulisan
    tapi saya membacanya bagus walau untuk dapat memahami makna tak cukup sekali membaca

    salam

    BalasHapus
  4. tulisannya eang best puji mah.ehheheh

    BalasHapus
  5. semakin cantik dan cerdas pilihan kata2 nya. ajari aku dung Uty untuk bisa menemukan dan merangkai kata se cerdas dan secantik ini

    BalasHapus
  6. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus