Jumat, 01 Juni 2012

Jumat ceria

Jumat…aku selalu punya perasaan special dengan hari yang satu ini. Dari dulu sampai skrang aku sangat menyukainya. Dan Makassar, Jumat pagi dicerahkan dengan mentari. Waktu itu, kaki ini kembali mengalun kisah, mataku kembali dimanjakan dengan panen petuah, beruntung Jumat kali ini aku mengawinkan hati dengan hari, ada pesan disana…ada pelajaran terkulum.

Semalam mungkin aku bisa saja bermimpi tentang lain hal. Aku merindukanmu Sabit… setengah lengkunganmu hadir di lipatan mimpiku tadi malam, pendar jinggamu setitik lebih terang dari cahaya hari ketiga di awal bulan, lebih indah…. Tapi ternyata benar terjawab indah dengan kelahiran Fajar di hari Jumat, bahwa hidup itu benar-benar sebuah proses, bahwa hidup itu layaknya kita yang berjalan menelusuri etalase toko, banyak yang ditawarkan dan banyak pula yang tertawari. Hidup selalu unik dan penuh kisah.

Mencerca atas segala tindak tanduk tak berujung selesai, meraung di antara desau deru kendaraan. Matahari penuh memeluk siang, tapi panasnya tak menyusup ke badanku, justru sejuk pelan berdifusi ke arteri kehidupan. Adalah sebuah perjalananku, dimulai ketika aku baru saja mengunjungi sebuah Rumah sakit kesatuan tentara di Makassar, RS. Pelamonia. 

Aku mengintip lewat jendela angkot, rupanya ritual Jumatan baru saja usai.  Jam tanganku menunjukkan pukul 13.15, di jalanan didominasi para adam lengkap dengan kopiah. Entah kenapa, aku selalu suka dengan mereka lengkap dengan baju kokonya. Asyik meneliti jejak mereka, Angkot terhenti di pembelokan jalan, seorang ibu paruh baya bergamis kuning naik dan duduk tepat di sampingku. 3 menit berikutnya naik seorang bapak mengenakan PDH berwarna biru muda, di lencana namanya tertulis namanya ‘Petrus M’. Tak jauh dari tempat Pak Petrus naik, naik si bapak tua, dengan tongkatnya dan harus dibantu pak Petrus ketika menaiki angkot. Maka jadilah kami berempat sebagai penumpang angkot pasca shalat Jum’at. 

Tidak butuh waktu lama, untuk mengetahui bahwa suasana percakapan kami ternyata begitu mendamaikan. Sejak Pak Rinto, begitu Pak tua menyebutkan namanya pada kami maka kalimat demi kalimat mengalir dari percakapan kami berempat. Tahukah kalian?? Bahwa percakapan dan tegur sapa adalah hal yang langkah ditemukan dalam suasana perjalanan darat orang Makassar. Biasanya mereka akan diam satu sama lain, atau mereka hanya akan ngomong dengan teman sendiri. Makanya aku sangat senang dengan penumpang yang selalu berusaha bercakap dengan penumpang yang lain. Seperti hari ini, ketika orang itu mengajarkan padaku betapa pentingnya sebuah silatuhrahmi. 

Pak Tua Rinto, seorang pensiunan pegawai dinas Makassar, beliau bercerita tentang sakit stroke yang dialaminya 3 tahun belakang. Tapi semangatnya menunaikan shalat Jumat di mesjid raya Makassar tak surut, padahal beliau menetap di kawasan perintis kemerdekaan,berjauhan. Dari si Pak Tua, aku belajar tentang sebuah ketulusan niat, sakit bukanlah penghalang, toh Pak tua bisa sampai ke mesjid raya berbekal tongkatnya. Lalu ibu Ani, seorang istri dari pensiunan TNI, tinggal di kawasan widyadarma Sudiang. Seorang ibu yang ramah, sejak beliau naik angkot, tidak hentinya beliau mengajakku ngobrol. Sampai pada saat Pak petrus yang bekerja di kesatuan Nusa ksatria ikut hadir dalam pembicaraan. Bapak betubuh tegap itu mengutarakan kekagumannya pada Pak tua yang taat beribadah, lalu mulai membeberkan petuah untuk tetap menjaga kesehatan. Pak Petrus seorang Kristen yang tahu adab saling menghormati, bahkan beliau memapah Pak Tua turun dari angkot ketika beliau sampai di tempat tujuan. Pak tua adalah orang pertama turun dari angkot sebelum saya. Dan hal yang mengejutkan berikutnya adalah, ibu Ani berseru pada kami untuk tidak usah membayar angkot, biar beliau yang bayar.

Sampai di rumah aku masih berpikir tentang tiga serangkai yang kutemui di angkot tadi. Akh betapa indahnya dan damainya dunia ini, ketika orang-orang seperti mereka lalu lalang dengan bebas. Esensi sebuah kenyamanan silatuhrahmi pastilah jelas terasa.


"Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR. Ibnu Majah).



Kamu mengutuhkanku dengan semerbak wangi ketika kesturi terburai dari botol kediamannya, kamu menyempurnakanku ketika lafalan itu keluar satu satu demi membentuk alur hatiku. Kamu memahatkan senyum untukku, ketika bahkan segaris ototpun kelu kugerakkan. Kamu menelusuri pijakan riuh senduku ketika mendung terhempas kokoh di wajahku.
Katakan pada mereka, bahwa sesungguhnya kita bersaudara. Katakan bahwa semuanya berasal dari muasal yang sama. Untuk apa kita saling membelakangi. Maka sangat indah dunia, jika kita saling menyapa. Tak usah berlebihan, hanya sekedar menyodorkan makna bahwa pentingnya sebuah silatuhrahmi^_^

28 komentar:

  1. yah itulah sifat manusia yang sebenarnya, seorang anak2, jika bertemu dengan sebayanya akan mudah akrab walau tdk saling mengenal, karena pikirannya bebas tdk dipenuhi rasa curiga. tapi entah kenapa diperjalanan waktu suasana seperti itu hilang..., si penulis pasti tau jawabannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm penulis pasti tau??? segera ke goa buat bertapa mencari jawabannya..^_^

      Hapus
  2. that's the way it should be, isn't it?
    ^_^

    BalasHapus
  3. postingan yang patut direnungkan...

    BalasHapus
  4. Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
    tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. cemungud...cemungud!!!!wkwkwkw
      makasih dah berkunjung, salam kenal...salam ukhuwah^^

      Hapus
  5. menjadi renungan...hidup itu indah.

    BalasHapus
  6. Damai itu indah ya Mbak Uty :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh iya kang...makasih ya dah ikutan corat coret, lama hiatus...anak rantau makin ciamik blogna^^

      Hapus
  7. sebuah bahan renungan bagiku yang jarang bersilaturrahim.. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. kak andro malah hebat...dah nyempatin ke makassar, bulan sebelas nti ke makassar lagi ya...blooger senusantara lagi bikin acara lho di makassar buln 11

      Hapus
  8. wah postingan jumat ceria tapi aku bacanya hari minggu menjelang senin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nda apa2 mbak lid, yg penting ikutan ceria juga^_^

      Hapus
  9. adalah silaturahim juga yang menemukan setiap helai tawa pertemuan kitaa, kak uty :D

    silaturahim itu sangaat indah, bahkan hanya dengan se"centimeter" senyuman yang diberikan, indahnya bingkai silaturahim akan begitu terasa hingga ke hati :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awa...kemana aja dek??dah balik dari kendari kah???kapan2 kopdaran lagi nyok..rindu bloofers makassar

      Hapus
  10. damai itu akan tercipta jika tangan,mulut & perbuatan itu selaras satu sama lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya...dan semoga kita termasuk orang yang selalu bisa berdamai dengan hari
      makasih kunjungannya kang, salam ukhuwah^^

      Hapus
  11. pengen ke makasar.
    tapi nggak ada temen.
    pengen masuk luweng pute di maros :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm kesini aja ,...ntar kopdaran sama blogger disini kok...^^

      Hapus
  12. wah..., saya terinspirasi dengan semangatnya Pak Tua Rinto, Mbak. Makasih banyak ya Mbak telah berbagi hal yang asyik ini....

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga sampe terpesona...posisi tempat duduk beliau juga deket dngan tempatku, jadi bebas menikmati gurat2 semangatnya...akhh masa kalah sama yang tua,GANBATTE^^
      eh salam ukhuwah^^

      Hapus
  13. wah motifasi yg bagus nih sob..??
    kunjungan sore nih..????

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih kunjungan..baru bisa buka lapak malam2 nih
      salam ukhuwah mas^_^

      Hapus
  14. Mudah2an dengan seiring kebutuhan kita thdp keberadaan ponsel, tidak membuat kita acuh terhadap orang orang sekitar, apalagi sampai harus memutus silaturahmi. Fokuuus terus dengan layar ponsel, itulah pemandangan yg seringkali terlihat di tempat2 umum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin..tapi kalo di tempat umum dan nda ada kenalan, aku juga sering sibuk sendiri dengan ponsel..hmmm mungkin sudah saatnya di kurangi ya kang
      makasih kunjunganya, salam ukhuwah^^

      Hapus