Sabtu, 23 Juni 2012

Kita...berasal dari-Nya

Kemarin, aku mengantar kepergian seorang kakek ke peristrahatannya yang terakhir. Ini kali pertama,seumur hidupku menyaksikan langsung bagaimana prosesi penguburan jenazah. Sebelum-sebelumnya aku hanya berdiri mengawasi dari jarak jauh, tapi kali ini aku menyaksikan sendiri, dari awal peti di turunkan hingga liang lahat ditutup dengan tanah. Kuucapkan doa untuk kepergianmu kek, smoga Allah memberikan tempat yang lapang untukmu disana, aamiin....

Jika ada yang tak berguru pada kematian, berarti kamu keliru. Berbagai macam elemen rasa campur aduk saat pemakaman, justru sebuah pembelajaran kisah dan kasih termulai dari peristiwa itu. Tentang bagaimana, si almarhum meninggalkan para orang yang dikasihinya, tentang bagaimana ia meninggalkan cerita dan menorehkan jejak sejarah selama rohnya masih melekat bersama raga. Tentang bagaimana kuasa Allah yang hanya memberikan kita nyawa sebagai hal yang sementara, tentang sebuah teguran mutlak bahwa sesungguhnya kita bukanlah sebuah yang ‘mutlak’, tentang bagaimana orang-orang menangisi kepergian kita dan berdoa. Tentang bagaimana orang sekitar memandang kepergian kita sebagai simpatik ataukah berita gembira. Pemakaman…aku belajar banyak hal dari peristiwa itu.

Aku jadi berpikir, apakah bekalku kesana sudah lebih dari kata 'cukup'??. aku hanya seorang hamba Allah yang terlahir dengan gender perempuan, akupun layaknya manusia normal yang jauh dari kesempurnaan. Kadang ketika khilaf, aku pun bisa bertindak di luar batas. ketika bahagia, bahkan aku hanya berucap syukur dan selebihnya melompat tidak karuan. MengingatMu  ketika cobaan terasa berat, dan bergembira sendiri ketika nikmatMu kuperoleh. Akh..Allahu Rabb, dengan cara apa aku bisa lebih mencintaiMu. Sementara peraturanmu terlukis jelas seperti celupan merah dalam adrenalin darah. Seperti torehan kata dalam sebuah prasasti. 

Hidayah adalah sesuatu yang dicari, bukan sebuah doorprice yang bakal mampir sendiri. Mungkin aku masih butuh berkawan dengan mereka para insan muslim. Smoga saja, langkahku tak ternoda dengan ajakan mendosa...sebab kuakui aku takut pada siksa api neraka.



Pemakaman adalah wisata hati untuk menguak kekakuan hati yang membatu.
Berkunjunglah pada pemakaman, maka kita belajar tentang menghargai kehidupan
maka mari kita belajar... 
Berkunjunglah ke rumah sakit, akan kamu jumpai pesakitan ketika menghembuskan nafas terakhir
Berkunjunglah ke penjara, akan kamu jumpai narapidana ketika terjerat hukuman
Berkunjunglah ke rumah sakit jiwa, akan kamu jumpai mereka yang memiliki kecacatan jiwa tapi hatinyapun tak kalah bersih dari si suci
Berkunjunglah ke panti asuhan, akan kamu jumpai senyuman mereka yang tak seberuntung dirimu
Berkunjunglah ke kolom jembatan, emperan jalan..akan kamu jumpai wajah mereka yang mengerti akan kerja keras
Berkunjunglah...berkungjunglah...
Ketika hatimu terasa kaku dan membatu
Maka teguran dan nikmat syukur slalu terselip di sana....

Aku tahu, ceritaku akan hanya tinggal kisah
Suatu saat nanti.... 
Aku tahu, aku akan hanya tinggal nama
Suatu saat nanti,

33 komentar:

  1. Kita bukan berguru pada kematian, tapi selalu mengingat akan adanya kematian, karena setelah maut menjemput semua amal terhenti, kecuali 3hal: Amal Jariyah, Ilmu yang bermanfaat dan Anak yanh Shalih/ah.

    Tulisanmu sungguh Indah Uty... selalu suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih dah berkunjung kakak...

      hmmm saya mah belajar dari proses kematian,...tentang bagaimana hubungan timbl balik manusia, etc..tapi emang sih kak, banyak tempat belajar lagi..bukan cuma belajar dari sebuah kematian

      Hapus
  2. TFS, uty
    inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
    turut berduka cita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak icha....kangen., saya mau dapat siraman rohani buat jadi ibu rumh tangga...hihihi

      Hapus
  3. dari tulisan ini kita senantiasa diingatkan akan kematian ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak lid,..
      sesuatu yang kadang kita lupakan tapi suatu waktu datang tanpa kenal waktu

      Hapus
  4. kematian adalah hal yg kita tunggu jangan sampai kita lupa kalau kita menunggunya...
    ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya...smoga kita dimatikan dalam keadda khusnul khotimah...aamiin

      Hapus
  5. kembali mengingatkanku akan mati.... "apakah bekalku ke sana sudah lebih dari kata cukup..??" mari belajar dari peristiwa... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mari belajar...apa kabar kak andro...lama nda bercuap

      Hapus
  6. Semoga Allah memberikan tempat yang istimewa untuk Sang Kakek..

    Semoga kita bisa mati dengan meninggalkan nama yang baik di hati orang-orang. Ammiinn..
    Bergetar hati ini ini ketika membaca hal2 tentang KEMATIAN, dan tangan ini bergetar ketika menuliskan komentar ini. Semoga kita mendapat Husnul Khotimah. Ammiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin...
      makasih kunjungannya kang tatang...^_^

      Hapus
  7. Dari-Nya kita berasal dan hanya pada-Nya Qt juga akan kembali....

    BalasHapus
  8. Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian ...
    Makasih mbak sudah mengingatkaan ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya ya...dan makasih juga dah berkunjung mbak
      salam ukhuwah^^

      Hapus
  9. terima kasih mb, sdah mengingatkan..
    ttg ini, yah kita hrs selalu ingat...

    Mmpung mash di dunia kita berbuat kebaikan setiap waktu tnpa mengenal #lelah.

    BalasHapus
  10. teringat sebuah kisah
    "yang paling dekat dgn kita adalah kematian. Sebab kematian adalah PASTI.",kata sang Guru kepada muridnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kisah???ceritain donk kak...biar tambah gimanaaa gt

      Hapus
  11. Turut berduka cita ya...
    Tak semua manusia menyadari bahwa tujuan akhir dari kehidupannya adalah kematian itu sendiri. Menyaksikan prosesi pemakaman mgkn salah satu cara untuk mengingat hal itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya makasih mbk zaci,...smoga kakek mendapat tempat yang layak di sisiNya,aamiin

      Hapus
  12. pemakaman selalu mengajarkan kita untuk tabah dan berusaha menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. karena hanya ada satu kesempatan kita untuk hidup di dunia ini. thanks for share, kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak...aduh padahal masih banyak yang perlu diperbaiki dalam hidup ini,...makasih kunjungannya^^

      Hapus
  13. hidup hanya sementara.. sudahkan kita memberikan yang terbaik untuk hidup kita..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. smoga...smoga...
      salam ukhuwah, salam kenal kang ibnu

      Hapus
  14. "Dimana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian meskipun kalian berada didalam benteng yang tinggi lagi kokoh" (An Nisa : 78)

    "Perbanyaklah kalian akan pemutus kelezatan hidup, yaitu kematian" (riwayat Ibnu Majah dari abu hurairah)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih kunjungan dan komentarnya, sangat bermanfaat
      salam ukhuwah^^

      Hapus
  15. Subhanallah, sungguh dimanapun kita berada ingatlah kita pada akhir perjuangan hidup kita yaitu maut.

    Sudah lama tak berkunjung ke rumah yang sejuk ini.
    Aga kareba mba Uty?,

    Oh iya, ada yang baru juga di blog saya nih mba The Ocean

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaah kang yudi, nulis cerpen ya??? dah baca..tapi blum ngasih komentr sih...browser lagi bermasalh...blum update, #lupa^^
      mantap kang

      Hapus
  16. Berdesiran dada saya membacanya, hmmmm..... semoga kita senantiasa mendapatkan rahmat-Nya.

    BalasHapus
  17. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Hargailah hari kemarin,mimpikanlah hari esok, tetapi hiduplah untuk hari ini.,
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus