Pecahan hujan di jendela kaca bis
Waktu suaramu menghampiri telingaku
Bertutur ketika hujan menyusur
Waktu itu ketika daun daun di sisi jendela menguning
Daun tengah merefleksi bersama sinaran senja
Bersama senja yang bertandang
Aku memburu, nafasku bergegas
Kau berbisik..
Perempatan mendekat katamu...
Aku mengigil...
Aku kumpulkan puing nafas dari tidur di penghujung senja
Pelan kupalingkan wajah
Kaukah yang bertutur??
Ketika hujan menyapa, berguyur??
Dan, bumi waktu senja terasa sejarah
Sayup tertiup hujan yang mengugur
Kucari peta katamu
dan hilang...
Padahal, aku rindu dengan sepasang gemintang
Yang mengkristal di kedua bola matamu
Lalu, aroma senja mendarat di celah bis
Memetik rindu saat kulepas yang pergi dan datang
Padahal, aku masih ingin mengasah hujan sepanjang perjalanan
Biar semakin basah
Agar bis tak melangkah ke perempatan
Apakah ia terobsesi dengan pengembaraan tetes hujan??
Membalut sesembahan rindu tak terjawab
Apakah mungkin ia mentari yang terik
Mungkinkah ia sabit yang melengkung bak senyum
Ataukah dia bintang yang memberi suluh
Atau hanya nyalaan yang bergerak bersama takdir???
Membalut sesembahan rindu tak terjawab
Apakah mungkin ia mentari yang terik
Mungkinkah ia sabit yang melengkung bak senyum
Ataukah dia bintang yang memberi suluh
Atau hanya nyalaan yang bergerak bersama takdir???
nice poem...saya suka tiap bait kata2 nya...top markotop deh..
BalasHapusItulah mengapa menyentuh air bisa menenangkan jiwa..
BalasHapusMengembalikan sensasi "rumah" pada jiwa yang rindu tuk pulang..
Memandangi hamparan pantai, sambil menyentuhkan jemari-jemari kaki..
Berwudhu, membasuh raga dari salah dan khilaf..
Mencuci, muka sekedar tuk menghilangkan kesan baru bangun..
Air.
Substansi dasar manusia.
Penyejuk jiwa.
Hujan itu sllu bikin suasana jd romantis yaa...hehehe...nice post dipenghujung Septembermu dek ^_=
BalasHapusah... aku merindukan hujan,
BalasHapussurabaya terlalu panasss,
salam... ^_^
@mbak mutia: top markotop..hartop...hihih
BalasHapus@Ary: Mengembalikan sensasi "rumah" pada jiwa yang rindu tuk pulang..
@Kak yuni: hujan...dalam rintik ia bercerita sperti guyuran yang mengamuk...menganak sungai,.tak putus oleh genangan...selalu..romantis^^
@dimas: kemarin..disini, bumi makassar hujan, mau dipinjamkan genangannya tak??^^
Puisi yang indah
BalasHapussuara hati tentang hujankah, atau makna apa yang belum bisa saya tangkap
salam dari pamekasan madura
biarkan hati menafsirkannya, sperti hujan yang turun dan bergenang tanpa terasa^^
BalasHapussalam blogger bang citro
Wuihh....melankolis banget :)
BalasHapussaya suka penggalan kata yang menyiratkan makna rintihan hati k'uti @alahh
masih menebak-nebak :D
@uccank: wuihhhh rintihan hati??knapa ntuh hati merintih, kejepit kalii yaaaa hihih
BalasHapusehm.. nice :)
BalasHapusthanks nini^^
BalasHapuscieee, rindu/ingat siapa tuh?? hehehehe.. ^__^
BalasHapusmemang katanya, Hujan itu pny kemampuan utk menghipnotis mnusia dlm meresonansikan ingatan masa lalu..entah benar entah salah, mnurutmu?? ;)
diksinya sukaaaa :)
BalasHapusnice nice nice!
@kak pipi: bener kak,..jadi seperti cermin yang mengkristalkan masa lalu, terkadang karena hujan kita ingat sesuatu...hihih
BalasHapus@nurma:makasih makasih^^
salam kenal dari makassar
Pada melow semuanya.. Hehe.
BalasHapusHujan mengingatkan akan kejadian2 yang sudah terlewat. Ada di antaranya kejadian penuh makna akan cinta. Makanya hujan itu mengembalikan sensasi "rumah" pada jiwa yang rindu tuk pulang.
Cinta yang begitu besar ada dimana lagi coba? Rumah kan..
Keep Mendayu Ty.
@ary: hmmm mendayu ya...hoeeeee
BalasHapusNice.....diksi yg mengagumkan
BalasHapuseee fadly ya...thanks dek...sekedar coret coret saja^^
BalasHapusnice words.. slama beberapa menit tangan kananku yang memegang mouse diam tak bergeming.. memperhatikan dan mengagumi tiap baitnya.. ^^
BalasHapussaya suka hujan.. ada yg mau menemaniku menari bersama hujan.. hahha.. ^___^
hihi Angga., mari bermain hujan...karena di genangannya tercipta kenangan^_^
BalasHapusamazing..I love rainy ^^
BalasHapusrainy...rainy...mbak nurul salam kenal dari makassar^^
BalasHapusKucari peta katamu
BalasHapusdan hilang...
Padahal, aku rindu dengan sepasang gemintang
Yang mengkristal di kedua bola matamu
aduh... adikku rindu sama siapa...?
sini kaka' bantuin nyari bang toyibnya...
paling gak jauh2 dari makassar....
hahahahaha....
rindu sama orang yang punya gemintang di matanya kakak...heheheh
BalasHapusromantis abis eyy
BalasHapus^^..makasih kunjungannya mbak^^
Hapusbaguss bangett puisinyaa,, aku jatuh cinta pada hujan deh jadinya, :D
BalasHapusmakasih mba...salam ukhuwaaa
Hapus