Jumat, 30 September 2011

Waktu aku dan hatiku bermain hujan^^

Pecahan hujan di jendela kaca bis
Waktu suaramu menghampiri telingaku
Bertutur ketika hujan menyusur


Waktu itu ketika daun daun di sisi jendela menguning

Daun tengah merefleksi bersama sinaran senja
Bersama senja yang bertandang
Aku memburu, nafasku bergegas
Kau berbisik..
Perempatan mendekat katamu...
Aku mengigil...


Aku kumpulkan puing nafas dari tidur di penghujung senja

Pelan kupalingkan wajah
Kaukah yang bertutur??
Ketika hujan menyapa, berguyur??


Dan, bumi waktu senja terasa sejarah

Sayup tertiup hujan yang mengugur

Kucari peta katamu

dan hilang...

Padahal, aku rindu dengan sepasang gemintang

Yang mengkristal di kedua bola matamu



Lalu, aroma senja mendarat di celah bis

Memetik rindu saat kulepas yang pergi dan datang

Padahal, aku masih ingin mengasah hujan sepanjang perjalanan

Biar semakin basah

Agar bis tak melangkah ke perempatan



Apakah ia terobsesi dengan pengembaraan tetes hujan??
Membalut sesembahan rindu tak terjawab
Apakah mungkin ia mentari yang terik
Mungkinkah ia sabit yang melengkung bak senyum
Ataukah dia bintang yang memberi suluh
Atau hanya nyalaan yang bergerak bersama takdir???


28 komentar:

  1. nice poem...saya suka tiap bait kata2 nya...top markotop deh..

    BalasHapus
  2. Itulah mengapa menyentuh air bisa menenangkan jiwa..
    Mengembalikan sensasi "rumah" pada jiwa yang rindu tuk pulang..

    Memandangi hamparan pantai, sambil menyentuhkan jemari-jemari kaki..
    Berwudhu, membasuh raga dari salah dan khilaf..
    Mencuci, muka sekedar tuk menghilangkan kesan baru bangun..

    Air.
    Substansi dasar manusia.
    Penyejuk jiwa.

    BalasHapus
  3. Hujan itu sllu bikin suasana jd romantis yaa...hehehe...nice post dipenghujung Septembermu dek ^_=

    BalasHapus
  4. ah... aku merindukan hujan,
    surabaya terlalu panasss,
    salam... ^_^

    BalasHapus
  5. @mbak mutia: top markotop..hartop...hihih

    @Ary: Mengembalikan sensasi "rumah" pada jiwa yang rindu tuk pulang..

    @Kak yuni: hujan...dalam rintik ia bercerita sperti guyuran yang mengamuk...menganak sungai,.tak putus oleh genangan...selalu..romantis^^

    @dimas: kemarin..disini, bumi makassar hujan, mau dipinjamkan genangannya tak??^^

    BalasHapus
  6. Puisi yang indah
    suara hati tentang hujankah, atau makna apa yang belum bisa saya tangkap

    salam dari pamekasan madura

    BalasHapus
  7. biarkan hati menafsirkannya, sperti hujan yang turun dan bergenang tanpa terasa^^

    salam blogger bang citro

    BalasHapus
  8. Wuihh....melankolis banget :)
    saya suka penggalan kata yang menyiratkan makna rintihan hati k'uti @alahh

    masih menebak-nebak :D

    BalasHapus
  9. @uccank: wuihhhh rintihan hati??knapa ntuh hati merintih, kejepit kalii yaaaa hihih

    BalasHapus
  10. cieee, rindu/ingat siapa tuh?? hehehehe.. ^__^
    memang katanya, Hujan itu pny kemampuan utk menghipnotis mnusia dlm meresonansikan ingatan masa lalu..entah benar entah salah, mnurutmu?? ;)

    BalasHapus
  11. diksinya sukaaaa :)
    nice nice nice!

    BalasHapus
  12. @kak pipi: bener kak,..jadi seperti cermin yang mengkristalkan masa lalu, terkadang karena hujan kita ingat sesuatu...hihih

    @nurma:makasih makasih^^
    salam kenal dari makassar

    BalasHapus
  13. Pada melow semuanya.. Hehe.
    Hujan mengingatkan akan kejadian2 yang sudah terlewat. Ada di antaranya kejadian penuh makna akan cinta. Makanya hujan itu mengembalikan sensasi "rumah" pada jiwa yang rindu tuk pulang.

    Cinta yang begitu besar ada dimana lagi coba? Rumah kan..

    Keep Mendayu Ty.

    BalasHapus
  14. eee fadly ya...thanks dek...sekedar coret coret saja^^

    BalasHapus
  15. nice words.. slama beberapa menit tangan kananku yang memegang mouse diam tak bergeming.. memperhatikan dan mengagumi tiap baitnya.. ^^
    saya suka hujan.. ada yg mau menemaniku menari bersama hujan.. hahha.. ^___^

    BalasHapus
  16. hihi Angga., mari bermain hujan...karena di genangannya tercipta kenangan^_^

    BalasHapus
  17. rainy...rainy...mbak nurul salam kenal dari makassar^^

    BalasHapus
  18. Kucari peta katamu
    dan hilang...
    Padahal, aku rindu dengan sepasang gemintang
    Yang mengkristal di kedua bola matamu

    aduh... adikku rindu sama siapa...?
    sini kaka' bantuin nyari bang toyibnya...
    paling gak jauh2 dari makassar....
    hahahahaha....

    BalasHapus
  19. rindu sama orang yang punya gemintang di matanya kakak...heheheh

    BalasHapus
  20. baguss bangett puisinyaa,, aku jatuh cinta pada hujan deh jadinya, :D

    BalasHapus