Minggu, 17 September 2017

Belajar konsep berbagi

Hari ini Izz safar ke kota Makassar. Saya nga terlalu hapal berapa km jarak antara Makassar dan Enrekang kota kelahiran saya. Tapi setidaknya bisa ditempuh lewat jalur darat sekitar 6 sampai 7 jam.

Nagh safar kali ini saya ditemani 2 lelakiku. Ayah dan anakku si Izz. Kami membawa motor tante Aci yang InsyaAllah akan dipakai untuk lanjut sekolah di Makassar. Alhamdulillah sepanjang perjalanan Izz kooperatif. Malah justru saya yang mabok perjalanan.

Qadarullah..mabok perjalanan kebawa sampai di Makassar. Puyengnya minta ampun. Kami start jam setengah 8 sampai jam 2 siang. Waktu yang best buat istrahat siang tapi si bocah malah on fire. Padahal di mobil tadi tidurnya bentar aja.

Sambil nahan kantuk dan sakit kepala saya mengikutinya dari belakang. Melihat tangga menuju loteng Izz antusias skali dan saya yang harua puyeng mondar mandir ke sana kemari menjaga si bocah. Soalnya si tangga menikung mantap, lengkap dengan sisi sisi pegangan tangga yang lancip. Bikin ngeri duluan.

Habis naik turun tangga. Si Izz ikutan bantu membuka sayuran dari kampung. Lalu kue. Nagh part ini dia berinisiatif untuk berbagi kuenya dengan tante, om dan nenek (saudara papa saya).
"Ayo dimakan..makanlahh"katanya. Spontan semua tertawa dengan ulahnya
.
"Waah masyaAllah baik skali anak ummi mau berbagi rizki"
Dan di ajungkannya jempolnya ke arah saya๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜˜

#day1
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar