Selasa, 19 September 2017

Kisah si jeruk manis

Kemarin nenek membekali kami 2 kilo jeruk manis saat perjalanan ke Makassar. Sampai di Makassar, rupanya jeruk tersebut tidak habis. Dan kami masih bisa menikmati di rumah adik ayah.

Izz yang doyan jeruk juga. Gabung di saat-saat terakhir. Sebelumnya dia sibuk bermain dengan tantenya. Saat melihat kami menikmati jeruk manis dia pun minta. Saya bukakan dan kami menikmati bersama. Habis satu buah minta lagi. Habis 2 buah minta lagi. Dan akhirnya saya meminta untuk mengambil di kulkas.

Izz berjalan ke dapur dan membuka kulkas. Sejurus kemudian terdengar teriakannya.
"Ummi nda ada...jeluknya mana?"
Olalaa jangan-jangan habis. Saya besegera menyusul ke dapur dan memang benar ternyata jeruk yang tadinya saya simpan di kulkas sudah ludes des. Aiiihhh...
"Waah jeruknya manis sekali, pantas laku habis ya. Besok-besok kalau ada rejeki kita beli lagi ya di pasar" saya mencoba stay cool
"Jeluk mii jeluk..Inggnya mau jeluk" huhuhu nangis deh si bocah.
"Atau nanti kalo balik ke kampung kita bisa sama-sama bisa ke pasar kan. Nanti Izznya bisa milih..warna yellow..warna hijau"
"Inggnya mau makan jeluk..sudah habing"
"Iyah nak..sudah habis. Ayok yok kita berdoa. Smoga Izz cepet dapat rejeki. Alloh ngasih hadiah jeruk manis lagi"
Dan masih aja nangis. Tantenya ikut membujuk tapi tak mampan juga. Akhirnya saya usap kepalanya saja sambil menenangkan dan sampai pada titik menyerahnya dia.

Anakku Izz. Hari ini dia meraung-raung minta dibelikan jeruk. Saya mencoba bernegoisasi tapi belum bisa. Dia bersikukuh dengan permintaannya sampai tidak mau menutup kulkas kala itu. Tapi akhirnya tangisnya teredakan dengan beberapa elusan, kalimat menenangkan dan pelukan. Yahhh, Ummi masih banyak PR untuk membersamaimu dan menceritakan konsep rizki, berbagi dan ridho Allah. Agar nantinya kamu bisa mengatur dan paham sendiri mengelola finansial dengan bijak

#day3
#level8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar