Sabtu, 15 April 2017

Aliran rasa materi #3


Bismillahirrahmanirrahim...

Project level 3 kali ini lebih menantang dari sebelumnya. Setelah melewati dengan tertatih-tatih akhirnya masuk di level 3. Tugas kali ini adalah membuat family project. Alhamdulillah saya sudah kembali ke banjarbaru setelah recovery dari typoid dan tugas sebelumnya pun dirapel dan nitip post ke mba Erie, teman kelas di bunsay.

Berbeda dengan tantangan sebelumnya. Ketika kisi-kisi soal level 3 ini mulai keluar. Saya langsung mengajak suami berdiskusi. Waktu itu saya langsung me-paste tugas saya lewat WA ke suami. Dan minta beliau ngelist apa aja yang bisa dilakukan dan yang terpenting Abu Izz pun ikut ambil bagian di dalamnya. Waktu itu abi cuma menulis 2 poin dan saya menambahkan hingga hampir 20 poin dan langsung di "iya" kan.
"Jangan iya- iya aja ya bi...harus ikut lho"
"Beres"
Esok harinya abi langsung mengajak untuk mulai melakukan list pertama.
"Ayok mi..yang mana nih kita eksekusi" katanya. Padahal waktu yang ditentukan buat memulai bukan hari itu wkwkwkkw

Yaapp...tantangan project family kali ini membuat saya terbantu sekali menjaga Izz. Saya nga sangka suami saya bersemangat sekali. Paksu kerap menanyakan proyek apa lagi hari ini?? Atau sudah berapa yang kita eksekusi Ummi??..
Sebenarnya kami bertiga terbiasa melakukan apa-apa bertiga. Tapi saya pribadi..ketika menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, kok menjadi 'beda'. Serasa ada nyawa dan apa yang kami lakukan lebih bernilai. Tantangan kali ini pun saya 'post' di Facebook. Dan beberapa teman saya kemudian inbox, ngasih komentar positif. Setidaknya hal tersebut menjadi tenaga penyemangat buat saya bahwa yang kami lakukan adalah benar dan bernilai positif di mata orang lain. Sisi positif lainnya bagi kami adalah hal seperti ini menjadi 'candu' tersendiri. Kami jadi ketagihan. Bahkan ada sesi dimana kami berbagi kotak nasi di hari Jum'at, setelah saya post di FB. Beberapa teman saya kemudian inbox untuk ikutan bantu lewat dana. Bahkan seorang senior saya di kampus yang saya kenal wajah saja tetiba ikutan inbox dan transfer sejumlah uang project berbagi selanjutnya. Alhamdulillah..alhamdulillah. Saya melaporkan hal tersebut kesuami saya dengan mata berkaca-kaca. Sungguh Allah itu Maha Dekat.

Saya pun terbantu sekali dengan improvisasi abinya di berbagai celah. Ketika satu list terpending atau bahkan harus di remove, abi bisa seketika menggantikannya dengan tema berbeda tapi tujuan yang sama. Suami saya tipikel laki-laki pendiam..saya nga sangka dia bisa maksimal dan jadi pimpro hampir di seluruh project family kami. Jazakillah khair paksu😘😘😘.

Kegiatan family project inipun memberi celah untuk kami saling memahami satu sama lain. Bahwa porsi mendidik anak itu ada mungkin berbeda karena saya yang notabene seharian di rumah, akan tetapi 'hutang' membersamai suami untuk putra kami betul-betul terbayar lewat kegiatan keluarga seperti ini.

Semoga tantangan kelas bunda sayang berikutnya semakin bisa dinikmati dan diapresiasi positif. Aamiin

Banjarbaru,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar