Kejadian bermula saat kakak sulungku
menderita kelainan jiwa, tiba-tiba rumah seperti neraka bagiku. Aku terlahir di
keluarga yang jauh dari kata berkecukupan, Sejak aku lahir aku sudah mengenal
Ayah sebagai buruh bangunan, dan sampai aku menamatkan sekolahku di SMA, Ayah
masih menjadi seorang buruh bangunan. Aku malu??? Tentu saja ada getar seperti
itu di dadaku, apalagi aku adalah anak perempuan, akupun ingin hidup normal
seperti temanku yang lain. Putri dari seorang karyawan perusahaan, wiraswasta
sukses, pegawai negri sipil, pokoknya dari keluarga terpandang. Sedang aku,
hanyalah seorang putri dari buruh bangunan dan tukang cuci pakaian, tapi aku
mampu menyelesaikan sekolahku hingga jenjang SMA, meskipun tak terhitung lagi
kisah yang harus kulalui dengan linangan airmata.
Penyakit kakak semakin parah dari tahun
ke tahun, adik bungsuku terpaksa berhenti sekolah. Kakakku yang kedua memilih
merantau, dan setahun sejak kepergiannya kami belum mendapat kabar pasti
keberadaan kakak.
Dari pihak Rumah Sakit, dokter mengatakan kakak sulungku
menderita kelainan jiwa terkait dengan keinginanya untuk menikah. Memang umur
kakak sudah sangat matang untuk membina rumah tangga, tapi keluarga tidak punya
uang untuk membiaya resepsi pernikahannya. Kami menetap di wilayah Sulawesi,
menurut adat turun temurun disini, seorang laki-laki jika hendak menikah dengan
seorang perempuan haruslah membayar uang ‘panai,
yaitu sejumlah uang yang diberikan kepada keluarga mempelai wanita sebagai
bentuk penghargaan, bukan mahar tapi lebih kepada budaya masyarakat setempat.
“Han, kamu mau pilih jurusan apa di
bangku perkuliahan?”tanya Ibu suatu ketika
Tapi aku tahu, itu artinya ibu
mengatakan padaku, beliau tidak punya uang cukup untuk membiayai kuliahku. Dan
entah kenapa, aku jadi semangat untuk mewujudkan mimpi karena pertanyaan Ibu
itu. Engsel tubuhku seperti mendapat perekat kuat dari suara Ibu.Yaa…aku ingin
kuliah..
Tak mengapa Ibu…., dan kuputuskan hari
itu untuk mengadu nasib di ibukota provinsi. Memang tidak mudah, tapi aku
berhasil bekerja sebagai shopkepper
dengan gaji yang lumayan, kakak sulung kami titipkan di rumah sakit jiwa. Adik
bungsuku ikut kakak kedua merantau, Ayah dan Ibu masih dengan rutinitasnya.
Melihat kondisi keluargaku, tak berarti aku harus mengurungkan niatku untuk
bermimpi. Tahun depan, akupun ingin kuliah…tahun depan aku ingin melamar
mimpiku…dan semoga bukan sekedar mimpi, aku ingin mempersuntingnya…
Selang beberapa tahun kemudian, aku
bertemu dengan sohib SMAku, namanya Uty. Kami tidak sekelas, tapi jarak rumah
kami lumayan terbilang berdekatan, sejalur. Aku dan Uty kerap jalan kaki pulang ke rumah,
secara bergantian kami saling tunggu di gerbang sekolah jika bell tanda pulang
tlah berbunyi. Dan hari ini, aku bertemu dia, di pelataran musholla MTC (Makassar Trade Center). Awalnya, aku tak
mengenalinya, dia yang menyapaku lebih dahulu. Rupanya sekarang dia sudah
berjilbab. Uty menungguku di gerbang mushola, dan mengajakku ngobrol sambil
menikmati es cream. Akh..lama tak berjumpa, jelas kami saling rindu…
Sekitar setengah jam kami ngobrol berdua
dan akhirnya saling tuker nomor handphone.
Di akhir percakapan, Uty menyampaikan rasa kagumnya padaku. Katanya, aku
benar-benar seperti rumput liar, bertahan di cuaca apapun. Kemudian aku pamitan,
membalikkan badan, berjalan menjauhi meja tempat kami tadinya duduk berdua.
Tanpa aku sadari, sepasang mata itu masih memandangi punggungku. Apa ya
maksudnya??aku tidak tahu…tapi beruntungnya aku membaca tulisan ini…jadinya aku
mengetahui apa yang tersirat dari pandangan itu..
Katanya……
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya
kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (Q.S Nuh:(71):19-20)
Untuk kawanku si pemilik selera kerja yang luar biasa. Tlah
kucicipi potongan mozaik wajahmu ketika berkeluh kesah lalu kemudian tak
menunggu waktu untuk berusaha. Untuk Dia yang telah menciptakan kamu dalam
kerangka yang mengatas namakan perempuan. Hidup itu harus bermanfaat, bukan
dari seberapa lembar rupiah yang kau hasilkan. Di mataku, kamu adalah kawanku
yang punya rengkuhan tangan melebihi lebar bahumu, hatimu yang seluas hamparan
langit mengharu biru. Akh tak tau aku menggambarkan rasa kagumku ketika
memandangi punggungmu berjalan menjauhiku. Hanya saja, aku sempat menitipka doa
pada Sang Khalik,..Allahu Rabb jaga kawanku…
Sampai berjumpa lagi Han….^^
_Uty_
Hehehe... Insya Allah, semangat kita kan menjadi senyum tuk yang lain ya Ty..^^
BalasHapusSenang mampir di ceritamu ini.
makasih dah mampir...salam kenal Om Arya^______^
HapusSemangat-semangat!! bahan bakar hidup adalah semangat kita!!
BalasHapus^o^/
yeahhh smangat juga buatmu dek^^
Hapustemenku ada yg kaya gitu, subhanallah usahanya luar biasa, mungkin kalo tidak kami semangati dia dan keluarganya, dia tidak akan kuliah di itb gratis seperti sekarang.
BalasHapuswuihh mantep Anta...belajar ilmu 'survive' deh sama dia^^
Hapushan...=handayana?
BalasHapussepertinya betul. eh, template blogmu dah mantab nih.
habis jajah siapa?? hehehehh
Astaga....kenapa sebut merek, orang sengaja pake nick name...ckckck^^
Hapusyeee..tentu saja habis jajah mbah google^________^
Bukan tuh Aci. Boogng.. :p
Hapusheh??knapa harus boong???ckckck
Hapusbah, tebakan sya sepertinya benar.
Hapushuh, dak mungkinnya bikin sendiri. pantas sja minta diajar cara invite org lain. wkwkkwkwkkk... kembangkan bakat menjajahmu diks. hihihi
eh kak Insan mana ya??saya butuh pembelaan disini!!!!
Hapussini Uty... biar kaka yg jelasin, si achi kan ga tau kalo adiknya skrg udh pinter, udh ngerti edit html dsb..., belum tau dia..!!
Hapusbakat menjajahnya diwariskan dari kakaknya...wkwkwk
Hapusbapak saya ge buruh tani, sempet malu. Tapi sekarang udah nggak. Dapet ilmu dan pelajaran lagi disini :D
BalasHapusasik euy si hijau putih ganti kostum ^^
iya habis ganti kostum,kaus kakinya dah kadaluarsa sama si ikan2 kecil
Hapusmakasih dah berkunjung Sep^^
aihhhhh [ostingan si uty slalu menebarkan smngat deh...20 jempol deh, pinjam jempol tetangga ah
BalasHapusalhamdulillah kalo bermanfaat kak...wuihh 20 jempol???aku balikin deh, kasian yg punya jempol..,^^
Hapushahahaha spirit of FIREEEEE !!
BalasHapusmeledak meledak meledakan semangat bersama semesta.
lucunya kelinci di headernya kak.belikan dulue :P
jangan sampe meledak kayak petasan, bahaya buat kesehata anak2. eh???^^
Hapusoh ya cank,kenapa postinganmu yg baru nda bisa komentar??atur publish nya duluuuu
saya harus perlahan membaca cerita ini. Begitu menggugah, lezat sekali sebagai bahan renungan..
BalasHapusngebut juga nda apa2 kok...^^
Hapusmakasih dah berkunjungg
gak semua orang mampu menjalani hidup seperti kawannya itu.... kuat, tegar, tahan banting... seperti katamu seperti rumput liar tahan di segala kondisi cuacaa... :)
BalasHapusJadi, apa yang kau lihat dari balik punggungnya?? Bolong kah?? :D
Alhamdulillah nda bolong Paman Sam, kalo bolong...langsunng bilang..waaah itu bukan temanku....^_______^
HapusHemmmm bener2 bakat jadi penulis nih sobat, rangkaian katanya sangat enak untuk dibaca :)
BalasHapusmakasih bang...makasih kunjungannya^^
Hapussaya juga senang dengan filosofi rumput liar itu. meski habis dibabat, digunduli, diinjak-injak sekalipun mereka akan selalu bangkit lagi.
BalasHapussalam kenal buat temannya uty.. semangat! :)
ya ya..ya, dan susah buat jadi seperti 'rumput liar' ya kak..kudu nda boleh manja...harus mandiri euy, a.k mandi sendiri^^
Hapusndag sabar melamar mimpi dan mempersuntingnya...
BalasHapusasiiik :))
salam kenal buat kak HAN yah kak uty... hhi...
asikk dan akhirnya bisa bersanding apik dengan mimpi, hmmm hingga saat itu tiba...harusnya kita semangat dulu Wa...GANBATTE^^
Hapusiyah nieh... rangakaian katanya Masya Allah sesuatu bgd..
BalasHapuswah itu nyata yah? kakak mb puji?
mdhan Alloh mmberikan hidayah terindah utknya.. aamiin..
iya..kisah nyata,..kisah aku dan kawanku mbak^^
Hapussmga mimpinya cpat terkabul...Amiin
BalasHapusaamiin^^
HapusCeritanya bagus mbak,bisa diambil pelajaran dari sini. semoga Dia dapat mewujudkan mimpi-mimpinya :)
BalasHapusaaminn,mba yuko juga...somga impiannya terwujud^^
HapusAssalamu'alaikum mba, kenapa gak jadi penulis novel aja? Tulisanmu sangat bagus, aku saja membacanya sampai terukir bayangan keluarga, kakakmu, dan adik bungsu. Aku juga merantau dari Medan ke Ibu kota, sama sepertimu! Setahun sebelumnya aku kerja, baru sekarang menduduki bangku kuliah. Ingatlah, Innallaha ma'a sobirin, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yg sabar.
BalasHapusPesanku, jangan terlalu memikirkan dunia. Bukankah kita sekarang hanya sedang singgah?
May Rabb always give you the best of the best, aamiin.
Salam kenal :)
waalaikumsalam bang ichsan,...makasih dah mampir dan menilai tulisanku terlalu 'bagus'. Ini kisah seorang kawan SMAku yg beberapa hari lalu smpat brtemu tanpa sengaja...
BalasHapusya...smoga kita termasuk hamba yang selalu sabar dan ikhlas, aammin...
salam kenal dan salam ukhuwah juga bang^^
jadi semangat lagi bis baca ini, blog uty ganti baju yak??, tambah keren euy, lebih fresh juga
BalasHapusmakasih kak Rima,...iya nih kak..baca yg komplain dngan kaus kaki yg dulu^__^
HapusSista, ada award buat kamu, ambil diblog aku yaaa.... :)
BalasHapushuahhh makasih mba...heheh jadi malu...aku nda pernah ngasih award..smoga hari lain bisa y mba^^
Hapusseburuk dan sehina apapun dimata orang lain tentang usahaku, asal halal aku sudah sangat senang. . .. . :)
BalasHapusbener bangt., daripada berbangga diri dengan hasil keringt orng lain
Hapussalam ukhuwah bang, mkasih dah mampir^^