Kamis, 15 Maret 2012

MELAMAR MIMPI

Sudah lama, aku tidak mendapati getar semangat di dadaku, getar yang selalu membuatku tak ingin berdiam di tempat yang sama dalam beberapa detik saja. Engsel tubuhku tak bertenaga, seperti ditempa berkilo-kilo barang bawaan, hingga membuatku mematung, terpaku tak bergerak.

Kejadian bermula saat kakak sulungku menderita kelainan jiwa, tiba-tiba rumah seperti neraka bagiku. Aku terlahir di keluarga yang jauh dari kata berkecukupan, Sejak aku lahir aku sudah mengenal Ayah sebagai buruh bangunan, dan sampai aku menamatkan sekolahku di SMA, Ayah masih menjadi seorang buruh bangunan. Aku malu??? Tentu saja ada getar seperti itu di dadaku, apalagi aku adalah anak perempuan, akupun ingin hidup normal seperti temanku yang lain. Putri dari seorang karyawan perusahaan, wiraswasta sukses, pegawai negri sipil, pokoknya dari keluarga terpandang. Sedang aku, hanyalah seorang putri dari buruh bangunan dan tukang cuci pakaian, tapi aku mampu menyelesaikan sekolahku hingga jenjang SMA, meskipun tak terhitung lagi kisah yang harus kulalui dengan linangan airmata.

Penyakit kakak semakin parah dari tahun ke tahun, adik bungsuku terpaksa berhenti sekolah. Kakakku yang kedua memilih merantau, dan setahun sejak kepergiannya kami belum mendapat kabar pasti keberadaan kakak.

Dari pihak  Rumah Sakit, dokter mengatakan kakak sulungku menderita kelainan jiwa terkait dengan keinginanya untuk menikah. Memang umur kakak sudah sangat matang untuk membina rumah tangga, tapi keluarga tidak punya uang untuk membiaya resepsi pernikahannya. Kami menetap di wilayah Sulawesi, menurut adat turun temurun disini, seorang laki-laki jika hendak menikah dengan seorang perempuan haruslah membayar uang ‘panai, yaitu sejumlah uang yang diberikan kepada keluarga mempelai wanita sebagai bentuk penghargaan, bukan mahar tapi lebih kepada budaya masyarakat setempat.

“Han, kamu mau pilih jurusan apa di bangku perkuliahan?”tanya Ibu suatu ketika

Tapi aku tahu, itu artinya ibu mengatakan padaku, beliau tidak punya uang cukup untuk membiayai kuliahku. Dan entah kenapa, aku jadi semangat untuk mewujudkan mimpi karena pertanyaan Ibu itu. Engsel tubuhku seperti mendapat perekat kuat dari suara Ibu.Yaa…aku ingin kuliah..

Tak mengapa Ibu…., dan kuputuskan hari itu untuk mengadu nasib di ibukota provinsi. Memang tidak mudah, tapi aku berhasil bekerja sebagai shopkepper dengan gaji yang lumayan, kakak sulung kami titipkan di rumah sakit jiwa. Adik bungsuku ikut kakak kedua merantau, Ayah dan Ibu masih dengan rutinitasnya. Melihat kondisi keluargaku, tak berarti aku harus mengurungkan niatku untuk bermimpi. Tahun depan, akupun ingin kuliah…tahun depan aku ingin melamar mimpiku…dan semoga bukan sekedar mimpi, aku ingin mempersuntingnya…

Selang beberapa tahun kemudian, aku bertemu dengan sohib SMAku, namanya Uty. Kami tidak sekelas, tapi jarak rumah kami lumayan terbilang berdekatan, sejalur. Aku dan Uty kerap jalan kaki pulang ke rumah, secara bergantian kami saling tunggu di gerbang sekolah jika bell tanda pulang tlah berbunyi. Dan hari ini, aku bertemu dia, di pelataran musholla MTC (Makassar Trade Center). Awalnya, aku tak mengenalinya, dia yang menyapaku lebih dahulu. Rupanya sekarang dia sudah berjilbab. Uty menungguku di gerbang mushola, dan mengajakku ngobrol sambil menikmati es cream. Akh..lama tak berjumpa, jelas kami saling rindu…

Sekitar setengah jam kami ngobrol berdua dan akhirnya saling tuker nomor handphone. Di akhir percakapan, Uty menyampaikan rasa kagumnya padaku. Katanya, aku benar-benar seperti rumput liar, bertahan di cuaca apapun. Kemudian aku pamitan, membalikkan badan, berjalan menjauhi meja tempat kami tadinya duduk berdua. Tanpa aku sadari, sepasang mata itu masih memandangi punggungku. Apa ya maksudnya??aku tidak tahu…tapi beruntungnya aku membaca tulisan ini…jadinya aku mengetahui apa yang tersirat dari pandangan itu..

Katanya……

”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (Q.S Nuh:(71):19-20)

Untuk kawanku si pemilik selera kerja yang luar biasa. Tlah kucicipi potongan mozaik wajahmu ketika berkeluh kesah lalu kemudian tak menunggu waktu untuk berusaha. Untuk Dia yang telah menciptakan kamu dalam kerangka yang mengatas namakan perempuan. Hidup itu harus bermanfaat, bukan dari seberapa lembar rupiah yang kau hasilkan. Di mataku, kamu adalah kawanku yang punya rengkuhan tangan melebihi lebar bahumu, hatimu yang seluas hamparan langit mengharu biru. Akh tak tau aku menggambarkan rasa kagumku ketika memandangi punggungmu berjalan menjauhiku. Hanya saja, aku sempat menitipka doa pada Sang Khalik,..Allahu Rabb jaga kawanku…
Sampai berjumpa lagi Han….^^
_Uty_



44 komentar:

  1. Hehehe... Insya Allah, semangat kita kan menjadi senyum tuk yang lain ya Ty..^^
    Senang mampir di ceritamu ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih dah mampir...salam kenal Om Arya^______^

      Hapus
  2. Semangat-semangat!! bahan bakar hidup adalah semangat kita!!
    ^o^/

    BalasHapus
  3. temenku ada yg kaya gitu, subhanallah usahanya luar biasa, mungkin kalo tidak kami semangati dia dan keluarganya, dia tidak akan kuliah di itb gratis seperti sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wuihh mantep Anta...belajar ilmu 'survive' deh sama dia^^

      Hapus
  4. han...=handayana?

    sepertinya betul. eh, template blogmu dah mantab nih.
    habis jajah siapa?? hehehehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Astaga....kenapa sebut merek, orang sengaja pake nick name...ckckck^^

      yeee..tentu saja habis jajah mbah google^________^

      Hapus
    2. bah, tebakan sya sepertinya benar.


      huh, dak mungkinnya bikin sendiri. pantas sja minta diajar cara invite org lain. wkwkkwkwkkk... kembangkan bakat menjajahmu diks. hihihi

      Hapus
    3. eh kak Insan mana ya??saya butuh pembelaan disini!!!!

      Hapus
    4. sini Uty... biar kaka yg jelasin, si achi kan ga tau kalo adiknya skrg udh pinter, udh ngerti edit html dsb..., belum tau dia..!!

      Hapus
    5. bakat menjajahnya diwariskan dari kakaknya...wkwkwk

      Hapus
  5. bapak saya ge buruh tani, sempet malu. Tapi sekarang udah nggak. Dapet ilmu dan pelajaran lagi disini :D
    asik euy si hijau putih ganti kostum ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya habis ganti kostum,kaus kakinya dah kadaluarsa sama si ikan2 kecil
      makasih dah berkunjung Sep^^

      Hapus
  6. aihhhhh [ostingan si uty slalu menebarkan smngat deh...20 jempol deh, pinjam jempol tetangga ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah kalo bermanfaat kak...wuihh 20 jempol???aku balikin deh, kasian yg punya jempol..,^^

      Hapus
  7. hahahaha spirit of FIREEEEE !!
    meledak meledak meledakan semangat bersama semesta.

    lucunya kelinci di headernya kak.belikan dulue :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan sampe meledak kayak petasan, bahaya buat kesehata anak2. eh???^^
      oh ya cank,kenapa postinganmu yg baru nda bisa komentar??atur publish nya duluuuu

      Hapus
  8. saya harus perlahan membaca cerita ini. Begitu menggugah, lezat sekali sebagai bahan renungan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ngebut juga nda apa2 kok...^^
      makasih dah berkunjungg

      Hapus
  9. gak semua orang mampu menjalani hidup seperti kawannya itu.... kuat, tegar, tahan banting... seperti katamu seperti rumput liar tahan di segala kondisi cuacaa... :)

    Jadi, apa yang kau lihat dari balik punggungnya?? Bolong kah?? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah nda bolong Paman Sam, kalo bolong...langsunng bilang..waaah itu bukan temanku....^_______^

      Hapus
  10. Hemmmm bener2 bakat jadi penulis nih sobat, rangkaian katanya sangat enak untuk dibaca :)

    BalasHapus
  11. saya juga senang dengan filosofi rumput liar itu. meski habis dibabat, digunduli, diinjak-injak sekalipun mereka akan selalu bangkit lagi.
    salam kenal buat temannya uty.. semangat! :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya ya..ya, dan susah buat jadi seperti 'rumput liar' ya kak..kudu nda boleh manja...harus mandiri euy, a.k mandi sendiri^^

      Hapus
  12. ndag sabar melamar mimpi dan mempersuntingnya...
    asiiik :))
    salam kenal buat kak HAN yah kak uty... hhi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. asikk dan akhirnya bisa bersanding apik dengan mimpi, hmmm hingga saat itu tiba...harusnya kita semangat dulu Wa...GANBATTE^^

      Hapus
  13. iyah nieh... rangakaian katanya Masya Allah sesuatu bgd..

    wah itu nyata yah? kakak mb puji?
    mdhan Alloh mmberikan hidayah terindah utknya.. aamiin..

    BalasHapus
  14. smga mimpinya cpat terkabul...Amiin

    BalasHapus
  15. Ceritanya bagus mbak,bisa diambil pelajaran dari sini. semoga Dia dapat mewujudkan mimpi-mimpinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaminn,mba yuko juga...somga impiannya terwujud^^

      Hapus
  16. Assalamu'alaikum mba, kenapa gak jadi penulis novel aja? Tulisanmu sangat bagus, aku saja membacanya sampai terukir bayangan keluarga, kakakmu, dan adik bungsu. Aku juga merantau dari Medan ke Ibu kota, sama sepertimu! Setahun sebelumnya aku kerja, baru sekarang menduduki bangku kuliah. Ingatlah, Innallaha ma'a sobirin, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yg sabar.

    Pesanku, jangan terlalu memikirkan dunia. Bukankah kita sekarang hanya sedang singgah?

    May Rabb always give you the best of the best, aamiin.

    Salam kenal :)

    BalasHapus
  17. waalaikumsalam bang ichsan,...makasih dah mampir dan menilai tulisanku terlalu 'bagus'. Ini kisah seorang kawan SMAku yg beberapa hari lalu smpat brtemu tanpa sengaja...
    ya...smoga kita termasuk hamba yang selalu sabar dan ikhlas, aammin...
    salam kenal dan salam ukhuwah juga bang^^

    BalasHapus
  18. jadi semangat lagi bis baca ini, blog uty ganti baju yak??, tambah keren euy, lebih fresh juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih kak Rima,...iya nih kak..baca yg komplain dngan kaus kaki yg dulu^__^

      Hapus
  19. Sista, ada award buat kamu, ambil diblog aku yaaa.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahhh makasih mba...heheh jadi malu...aku nda pernah ngasih award..smoga hari lain bisa y mba^^

      Hapus
  20. seburuk dan sehina apapun dimata orang lain tentang usahaku, asal halal aku sudah sangat senang. . .. . :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener bangt., daripada berbangga diri dengan hasil keringt orng lain
      salam ukhuwah bang, mkasih dah mampir^^

      Hapus