Selasa, 06 Maret 2012

Mereka juga manusia....

Hari ini aku seharian wara wiri di Infection center, Rumah Sakit Wahidin Sudirohuso (RSWS) Makassar, lengkap dengam masker dan gloves yang aku pasang sampai dua lapis. Ruangan Infection Center (IC) RSWS ini memang terbilang gedung baru, dahulu pasien HIV, TBC hanya ditempatkan di ruangan isolasi untuk tiap ruang inap, tapi sekarang mereka ditempatkan khusus pada bangunan yang terpisah. IC RSWS terdiri dari tiga lantai yang diperuntukkan untuk pasien. lantai pertama untuk mereka yang menderita tumor paru, flu burung, lantai dua dengan pasien TBC, dan lantai tiga dengan pasien penderita HIV. Ruangan yang agak kuhindari adalah lantai dua, karena TBC menular lewat kontak udara, dan yang bikin aku penasaran adalah lantai 3. Maka akupun berlenggang kangkung ke sana.. Takut????tentu tidak...

HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ( infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk). Sementara Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. HIV virusnya, AIDS adalah penyakitnya, dan tidak semua orang yang mengalami HIV akan menderita AIDS, siapa tau dia meninggal dunia sebelum virusnya menjelma menjadi AIDS, (nagh lho???^^). Lama perkembangan virus HIV menjadi AIDS adalah 9-10 tahun,  dan rata-rata angka kelangsungan hidup setelah menderita AIDS adalah 9 bulan. Wuihhh kebayang nga tuh??.Gimana kalo umpamanya seseorang baru ketahuan terdeteksi HIV pada masa stadium akhirnya, bukannya nunggu 9-10 tahun lagi...Ya Allahu Rabb...

Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

Tahap 1: Periode Jendela 

HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah. Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat. Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini. Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan

Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala/Asimptomatik) rata-rata selama 5-10 tahun. HIV berkembang biak dalam tubuh. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat. Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) 
Sistem kekebalan tubuh semakin turun. Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah dan berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Lantai 3 IC dilengkapi dengan laboratorium dan sterilisasi alat. Aku mengintip satu persatu kamar, yang rata-rata dihuni oleh kaum pria. Dan sebagian besar dari mereka memiliki pasangan hidup atau istri. Yang menarik perhatian saya adalah, seorang pasien kamar 1, si suami terlihat memiliki watak yang tempramental..tetapi istrinya dengan sabar melayani permintaan sang suami. Menurut cerita istrinya, dan data dari Rumah sakit, mereka sudah seminggu lebih berada di sana. Awalnya, suaminya hanya menderita semacam luka ringan di leher, lama kelamaan membentuk bisul dan proses penyembuhannya yang lama. Seminggu kemudian, mereka yang menetap di kawasan paling timur Indonesia akhirnya berniat melakukan pemeriksaan ke Makassar, dan hari pertama langsung di 'jebloskan' ke IC setelah proses analisa laboratorium darah. 

Di kamar sebelah, ada seorang pemuda yang kisaran umurnya mendekati kepala 30. Dengan tipekal pendiam, tapi prediksiku dahulunya dia adalah pemuda yang humoris. Ketika, aku bertanya tentang anaknya, dia menjawab malu-malu 'kosong'. kosong???tanyaku ulang...dan langsung disambung kata "Oow...Sorry" sambil senyam senyum nda jelas.^____^. Keluarganya lalu berburu curhat, mengatakan kalau si pemuda dan pihak keluarga sangat menginginkan ia menikah. Saat itu, kepala Instalasi Infection Center, tengah berdiri disampingku, dan dengan 'gemulainya' ia berkata, 'bisa menikah, asal dikomunikasikan dengan calon istrinya, jangan menyembunyikan apa yang sudah terjadi'. Hmmm....kuperhatikan lipatan kisi wajah si pemuda. Ada raut penyesalan disana,...kalian mau seperti dia???tentu tidak...

Di kamar lain, seseorang yang berstatus pasien baru. Baru saja masuk, diantar dengan orang yang mengaku 'kerabat' nya. Bukan istri ataupun anaknya, Kuperhatikan sekilas, bapak itu terlihat sangat kurus, terpasang farbion  di tiang infusnya, kuraba badannya...hangat. Terlihat dermatitis (lesi kulit), dan nampak jelas kandidiasis pada rongga mulutnya, kuperiksa status pasien...dia pun menderita tumor paru. Kutanyakan, kemana istrinya pak,..si bapak menjawab 'tidak tahu' sambil menunduk lesu. 

Satu kasus yang sama dengan diagnosa yang sama, penghuni kamar tetangga si bapak. Aku memperbaiki kacamataku saat melihat, tatto mendominasi sebagian besar badannya. Seorang laki-laki, yang mengaku punya beberapa istri, tapi tidak menyebutkan nilai 'nominalnya' ^^. Aku rasa, bapak yang satu ini mantan preman,..ya meskipun rambutnya gondrong dan tampang brewok, tapi aku tidak takut...wong badannya sekarang kecil. Kecil karena berteman dengan virus HIV. Bapak ini hobby skali duduk menyamping dan menghadap jendela, seolah ada sesuatu yang ingin ia sampaikan pada bentangan langit luas di luar sana.

Gejala herpes zoster pada penderita  HIV ,
biasanya pada daerah dada  dan leher 
Timbulnya candidiasis pada area lidah (salah satu gejala minor penderita AIDS)
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam sebulannya,
preman yang berototpun ujung2nya  kayak gini...

sarkoma kaposi (kanker kulit) disebabkan virus herpes  (HHV-8) , dan
menular melalui hubungan seks


 Mereka berada di ruangan Infection center, menjalani hukuman sosial atas sebuah penyakit yang diderita. Mereka juga manusia bukan seperti hewan yang seenaknya tanpa bersuara. Merekapun memiliki komponen nurani, sama seperti yang kita punya. Maka jangan jauhi mereka, layaknya seperti bom yang akan meledak, tapi lukislah senyum pada wajah mereka, seolah akan 'chapter' hidupnya terus bersambung. Karena, sebuah gerbang kematian adalah keputusan Allah. Tetapi untuk membuat gembira dan sedih, adalah keputusan manusia...

Sebuah pelajaran termakna dari garis hidup, bahwa Allahlah yang superior di atas sgalanya... Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku ( Asy-Syu'ara':80)


kamu adalah harta karun yang bernilai 
kamu adalah loading dari pencipta sejarah
maka...cintai dirimu seperti kamu membangun ruangan sehat di dalamnya
hati dan pikiran adalah preview dari pemusatan hidup
maka hiduplah dengan baik
jangan siakan masa hari-hari

^^
merekapun juga manusia.....


47 komentar:

  1. Balasan
    1. Smoga slalu ada cara membuat mereka layaknya manusia yang juga ingin bahagia...
      makasih dah berkunjung mbak unni^^

      Hapus
  2. terharu membacanya, mungkin untuk menyembuhkan mereka dengan adanya pengakuan sosial dari masyarakat ya Kak, setidaknya mereka bisa memberikan cerita pengalamannya tentang akibat AIDS

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget sof,HIV AIDS jd stigma tersendiri di kalangan masyarakt..terkuncilkan dlm pergaulan sosial, bayangin nda...udah sakit, nda digubris pula???

      Hapus
  3. Sy pun baru melihat langsung penderita ini setelah kerja dek, sedih sekali jika melihat kondisi mereka setelah memasuki tahap 4, doa dan semangat dari kelurga dan kerabat memang sangat mereka butuhkan bkn sebaliknya menjauhi mereka...

    #salah satu nikmat Allah yang sering lalai untuk kita syukuri adalan nikmat kesehatan yang diberikan kepada kita hari ini..alhamdulillah...^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku bersyukur dengan keadaanku sendiri, nikmat sehat yang diberikan Allah,..karena kerap kuliat manusia pilu karena sebuah penyakit. semoga kita semua dijauhkan dari hal itu ya kak Uni^__^

      Hapus
    2. Aamiiin...allohumma Aamiin ^__^

      Hapus
    3. Kebetulan td sy semobil penumpang penderita dr infection center lantai 3..asal kolut...takut jg sih dekat2

      Hapus
  4. Belum ditemukan obatnya ya sob.?
    Thanks tentang info lengkap Hiv/aids nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ntar kamu yang research ya...jadi peneliti gitu...
      heheh..
      salam ukhuwah^^

      Hapus
  5. keren tulisannya, uty. bisa jadi buku tuh say...
    ^__*

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah kalo keren kak,...^^ oh iya futunya dah nyampe, makasih ya kak Icha^^

      Hapus
  6. Wih baru singgah lagi disini mbak setelah sebulan nggak nge blog :) apa kabarnya nih mbak? ^^

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. ^_^....mereka juga manusia...kalo kaito kidd ma cuma seorang tokoh kartun yaaa??

      Hapus
  8. akhirnya nyampe kesini juga,
    kenapa selalu nggak bisa ya kalo klik di kolom komentarku? :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduhhh itu kenapa ya???makasih bang Rian dah mampir...

      Hapus
    2. Assalamualaikum kunjungan Sore :D

      Alhamdulillah udah bisa sekarang mah.

      padahal dulu mau komen, nggak bisa2 dikomentarku.
      semoga lancar terus, biar silaturahim nyambung terus

      Hapus
    3. Waalaikumsalam kang Rian...iya baru di utak atik, akhirnya bisa juga...
      makasih kunjungannya^^

      Hapus
  9. Subhanallah.. sebuah pelajaran dan peringatan.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mkasih kak,..selalu ada pembelajaran jika kita mau membuka mata...
      kak andro,..blognya belum sembuh...

      Hapus
  10. Saya pernah beberapa kali ke lantai 2, iparku dirawat di sana TB usus. Seram. Perutnya membesar, kuman2 dari paru turun ke usus. Untungnya suamiku berani, dia pakai masker setiap ke sana, saya juga pake. Kuman TB mengerikan ya, gampang sekali pindah.

    Sayang mertua dan ipar yang satunya nda pake, kerabat lain juga kalo ke situ nda pake malah dia bawa istrinya yg lagi hamil besar nginap di situ. Saya yg stres. Entah, mereka mungkin nda ngeh atau tdk tega atau tidak peduli. Untungnya suamiku tega2 saja. Kalo Allah menguji kita dengan meloloskan satu saja kumannya, apa nda susah?

    Perawat di situ hilang2. Maksudnya mereka ada pas waktu shift saja. Setelah beberapa menit di situ mereka menghilang.

    Mertuaku yang berjasa sekali merawat iparku. Katanya sih sudah periksa, bersih ji dari TB. Mereka nda minum obat selama iparku sakit. Padahal katanya biasanya, keluarganya juga disuruh minum obat.

    Sayangnya kerabat yg lain tdk memeriksakan diri. Suamiku sudah pernah bilang ke keluarganya. Tapi entahlah. Mudah2an baik2 saja.

    Oya, iparku sering lho lihat makhluk selain manusia di gedung itu. Kan jendelanya tak bertirai. Pernah juga siang hari, dia duduk2 di kursi yang dekat tangga itu, lagi main komputer, tiba2 dia melihat ada yg berdiri di dekatnya na tdk ada orang datang.
    Hiii ..

    #Jangan terprovokasi ya Uty, siap2 saja kalau2 harus di situ#

    oya, sudah ada posting kopdar, baru satu. Yang satunya belum dibikin :)

    BalasHapus
  11. wkwkwkwk....ada penampakan ya di lantai 2??Hmm saya biasanya memilih naik lift kak, karena lorong di IC RSWS berkelok2,jadinya bikin pusing...
    sipp uty dah baca, kak niar bikin jadi 'berseri'ya??uty tunggu kelanjutannya^^

    BalasHapus
  12. Ya Allah, itu peringatan untuk kita semua.

    Salam kenal. Saya follow blog ini, jika berkenan kunjungi blog saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal Wury, salam ukhuwah^^
      sipp tak main ke lapaknya wury deh..segera!!

      Hapus
  13. luar biasa mengena... hati saya tersentuh,,, nice post

    salam hangat dan follow kembaliRevolusi galau

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam ukhuwah...makasih dah mampir bang adang^^

      Hapus
  14. 1kata menakutkan.. semoga semua disini sehat selalu amin

    BalasHapus
  15. aamiinn
    kunjungan perdana mbak...salam ukhuwah ya^^

    BalasHapus
  16. ngeri n gak tega auy...aduw...sekarang kan malam jumat kan baca ginian lagi...hahaaa....good info..ane suka luar dalam buat postingannya Uty...sip2...

    BalasHapus
  17. kunjungan sob ..
    salam sukses selalu ..:)

    BalasHapus
  18. HIV cuma bisa dicegah dengan kita dengan Tuhan setiap saat bukan hanya di saat kita diberi kesulitan
    Dan menurut aku lebih parah Thallasemia dibanding Aids

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semuanya adalah penyakit yang ‘memprihatinkan’ aku nda bisa memilih yang mana parah atau tidak…tapi kalo melihat penderita thalasemia dengan AIDS sekilas, memang thalasemia lebih ‘memprihatinkan’. Penyakit keturunan apalagi jika sudah parah, dan bukan pucat algi, tpi kulit penderita sudah menghitam..kembali pada Allah Sang pemilik segalanya..smoga kita selalu dikarunia kesehatan..aamiin

      Hapus
  19. syereeeeeeeem :(
    kesehatan memang mahal banget. pilek aja udah menderita apalagi HIV. gak bisa bayangin.

    BalasHapus
  20. hmmm ya iya...sehat mahal harganya mbak..patut disyukuri
    salam kenal mbak emon..makasih dah berkunjung^^

    BalasHapus
  21. assalamualikum,,kak salam kenal..

    memang kasihan mereka para pengidap HIV, firus HIV ini akan menyebabkan sistem kekebalan tumuh menjadi menurun dan lama kelamaan akan rusak, bukan malah mengjaga hostnya, justru sebaliknya akan menyerang tubuh penderitanya..sedikit perbaikan mbak mohon maaf bukan bermaksud sok pintar atau apa, tapi kandidiasis terjadinya di jaringan lunak di rongga mulutnya mba bukan di gigi, mungkin hanya salah ketik saja :)

    Mungkin kita, sebagai org yang alahmdulillah tidak mengidapnya, merasa kasihan, tidak perlu terlalu takut takut, yang penting tidak kena darah maupun air liur insyaallah tidak akan tertular..

    mungkin itu coment saya mbak hhehe semoga bermanfaat..dan salam kenal,, sy follow yah mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih dah mampir mbak, salam ukhuwah..nantikan kunjunganku ya///

      Hapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. Tolong bisa dihapus bagian detail dari lantai ini untuk penyakit apa, karena itu dengan sengaja menyebar luaskan rahasia pasien, bayangkan bila seorang pasien sebetulnya tidak ingin diketahui sedang menderita penyakit apa namun karena artikel anda hal itu bisa diketahui oleh siapapun, hal itu berarti melanggar privasi pasien, Anda bisa dituntut secara hukum baik dari pihak pasien sendiri maupun dari pihak rumah sakit, terlebih apabila Anda adalah seseorang yg bekerja dalam lingkup rs tersebut Sebaiknya d hilangkan saja detailnya di bagian itu.

    BalasHapus
  24. Kak dilantai 3nya khusus hiv atau ada lagi pasien selain hiv???

    BalasHapus