Selasa, 27 Maret 2012

Maknai tingkahmu.....

Setiap orang memulai memaknai suatu hal terkadang dengan sudut pandang berbeda. Apakah kamu mengintip dengan logika atau nurani, lalu apakah kamu merefleksikannya atas dasar kemanusiaan, kepentingan pribadi, umum atau hanya sekedar bersenang-senang dan ribuan embel-embel lain yang dijadikan patokan sebagai alasan. Skali lagi, semua terserah si empunya badan dan otak

Pagi ini aku berangkat memulai aktivitas, lebih pagi. Santer terdengar sejak jauh hari sebelumnya, bahwa hari ini 27 maret 2012 adalah puncak aksi para kawan mahasiswa dari berbagai almamater. Jam tujuh aku sudah meninggalkan pekarangan rumah tak lupa menyisipkan doa tidak ketemu para pendiktator jalanan itu. Dan Alhamdulillah aku sampai dengan liukan lalu lintas sebagaimana mestinya, tanpa harus membaui ban kendaraan akibat terjongos aksi..

Menjelang sore..,
Kukira kibaran bendera ‘protes’ kalian tlah surut..ternyata dugaanku meleset. Depan UKIP, jalanan diblokir total, pengamanan diturunkan bukan cuma dari kepolisian, sekilas kuintip lewat jendela angkot, ada para prajurit berseregam loreng ikut membentuk benteng pertahanan. Asap pembakaran ban mengepul, bunyi klakson serasa menyemangati keadaan, orang lalu lalang tak karuan, berteriak yang tak aku mengerti arahnya, beberapa dari mereka menggunakan speaker untuk melepas output dari pita suara, beberapa lagi berteriak tak jelas ponemnya. Mereka berhamburan memakai jas aneka warna. Mereka kawanku,..mahasiswa…

Seorang aparat kepolisian membunyikan peluitnya keras-keras dan melambaikan tangan tanda isyarat berhenti.
“Pak, jalanan depan terblokir total, motorpun tidak bisa lewat..pakai jalan memutar saja ya?”usulnya
Kulirik jam tanganku…Hampir mendekati angka 4, padahal Papa ingin berangkat ke daerah jam 4 nanti. Bergegas kutelpon orang rumah, dan katanya Papa sudah siap-siap pulang. Yaa elaaa..tanda-tanda nda bisa liat Papa pulang donk. Hmm mulailah si rasa dongkol nyalip dalam hati.

Menit berikutnya, angkot terpaksa balik haluan. Kita ambil jalan memutar katanya. Di persimpangan jalan, naik 2 anak SMA sambil mengumpat aksi demo mahasiswa. Katanya mereka nda bakal ikut aksi jika menyandang predikat yang sama. Sekilas kupandangi mereka. Entahlah dik, apa prinsipmu itu masih bertahan kelak jika kamu sudah menyandang predikat itu^__^
Sekitar sepuluh menit berikutnya, Papa telpon kalo beliau sudah start, aku hanya bisa menghela nafas panjang. Ya sudah…

Aku meraih head set dah menyumbat telingaku dengan musik. Kututup jendela angkot. Bersamaan dengan itu, seorang ibu dan anaknya yang berusia sekitar 4 tahunan naik ke angkot. Aku melemparkan senyuman padanya dan kembali asyik dengan laguku.

Dan, tak butuh waktu lama untuk menyadari area pemukiman baru yang tak pernah kujamah kasat mataku sebelumnya. Area yang beda, dan rasanya aku tak pernah melewati pematang sawah di belakang kompleks perumahan, pasar tradisional alakadarnya, dan gubuk kecil yang bertebaran seperti jamur musiman di pinggiran jalan. Ini masih wilayah Makassar, tapi terasing versiku. Jalanan yang kami lewati bukan jalanan beraspal layaknya jalan provinsi, tapi seketika tersulap menjadi ramai dengan kendaraan. Jalanan itu salut dengan bebatuan, membuat kami yang di atas angkot harus berkelimpungan dengan gerakan disco alami. 

Aku melepas head setku.Mulai gaduh suasana di dalam angkot. Silih berganti mereka mengumumkan keluh dengan peristiwa aksi demonstrasi mahasiswa hari ini. Aku terdiam dan mendengar….
Kalian tau,…
Hari ini aku meredam sebisa mungkin rasa dongkolku pada mereka yang turun aksi,..hari ini sedikit cela hatiku merasa tak tentram dengan kejadian itu, atau mungkin aku bisa mengatakan aku menyesal mereka turun aksi. Bagiku, tak apa-apa..kalian turun aksi, tapi lakukanlah dengan cara damai dan tak mengundang kata ‘anarkis’. Jalanan umum kota, tak layak untuk kalian jadikan konsumsi sendiri, kami…kawan kalian…pun punya urusan lain yang lebih penting

Dalam angkot itu ada beberapa kepala, yang sangat ingin sampai di tujuannya…
2 siswa SMA yang punya tujuan mulia ikut bimbingan belajar, mereka sibuk utak atik buku latihan soalnya di angkot. Aku bisa menangkap sisi semangatnya, dan aku menjamin, mereka pasti telat sampai di tempat bimbingan.
Seorang ibu muda bersama seorang anaknya yang mulai rewel, belakangan kutahu kalo anaknya sakit dan ibunya hendak membawanya ke dokter praktek. Kalian bayangkan, anak kecil yang harus menahan sakit yang lama, yang seharusnya bisa segera meminum obatnya di rumah.
Seorang ibu yang tak kunjung berhenti berbicara lewat ponselnya, menginstruksikan tentang sesuatu kepada lawan bicaranya. Dan dari percakapannya, kutangkap..ibu itu ingin buru-buru sampai di rumahnya, untuk menyusui anaknya. Yaa..,kubayangkan saat itu, seorang bayi mungil menangis kehausan,..
Aksi nyontek disini

Tak semua kepala tau arti menyayangi
Sejengkal tawa bisa saja berarti duka
Hanya saja rabaan nurani tak menafsirkannya
Karena terlewat angan asyik dengan batangan sendiri
Aku hanya ingin berucap…
Sesungguhnya kita social,
Bersama!!

27 komentar:

  1. Awalnya engkau mengaku bersama kami..
    Namun, sungguh tindakan tak melulu mencerminkan maksud hati..
    Kini, tak lagi percaya kami berpihak padamu.
    Tak pernahkah terpikir olehmu, cara yang lebih berpendidikan? Ataukah engkau hanya mengagungkan sebuah label saja?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm lagi pamer kata2 pamungkas di lapak saya ya bang??hayooo hati2 provokasi..
      aksi sih boleh saja, toh itu mengaspirasikan keinginan rakyat juga, yag aku sesalkan..teman2 mahasiswa tak mengerti damai...seolah2 semua bisa diselesaikan dengan 'anarkis'

      Hapus
  2. aku sendiri kadang bingung permainan apa dibalik semua ini, semua menjadi tidak sewajarnya ketika tangan2 politik sdh ikut bermain sebagai sutradara, memberikan peran sebagai stuntman dengan harapan utk mengganti peran yg sulit dan penuh resiko..., adik2ku para mahasiswa, fokus pada tujuan awal, tetep berjuang, hindari provokasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheh makassar paling santer ya kedengarannya kak...kalo dah aksi di makassar, temen2ku di luar sana pada nelpon...'kalian kuliahnya gimana sih, ada mata kuliah aksi ya' wkwkwkw
      aku jawab 'nda lah, makassar bisa tonji...mungkin mreka khilaf'^__^

      Hapus
  3. masih tetap TIDAK SETUJU dgn aksi brutal dan anarkis
    #hidup mahasiswa! ^o^/

    BalasHapus
    Balasan
    1. hidup cinta damai...hidup mahasiswa
      #kecuali mereka yang anarkis..^_________^

      Hapus
  4. sebenarnya idealisme murni mahasiswa itu bagus, karena kalo dipikir mereka bisa saja memilih opsi tak peduli dengan apapun yang terjadi, apapun yang dilakukan penguasa, toh pada dasarnya mereka hanyalah mahasiswa yang tugas utamanya 'hanya' belajar, cmiiw ... hanya saja sepertinya harus ada revolusi besar-besaran terhadap tata cara mengunjukkan rasa ini, ya ... *sigh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. ciyeeee pake sigh sgala, masih keliatan ni kak icha kalo mantan ANTEK juga...^__^
      hidup almamater merah...

      Hapus
  5. Aksi demonstrasi sih ane setuju asal jelas tujuannya. Nggak di tunggangi kepentingan pihak lain. Tapi kalau sudah anarkis dan merepotkan banyak orang, nggak banget deh. Aku lebih suka sama demo yang cinta damai. Nggak anarkis kayak gitu. Katanya mahasiswa tapi masih aja anarkis. Hal itu nggak mencerminkan sikap seorang mahasiswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm nagh ini baru ni tipe mahasiswa teladan...
      makasih kunjungannya mas,salam ukhuwah^_^

      Hapus
  6. ga bisa ya demo pakai tata tertib,jgn selalu anarkis...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm kagak tau kak atma,..harus nunggu ada peraturan pihak kampus kali ya..^^

      Hapus
  7. Tak semua kepala tau arti menyayangi
    Sejengkal tawa bisa saja berarti duka

    setuju ma puisi yang ini, alhamdulilah di tmpat ku ga ada demo uty :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak..hei aku melewatkan gosip hangat tentang kopadaranmu ya mbak yu...crita donk
      wwwkwkwkwk..

      Hapus
  8. HIDUP MAHASISWA !! HIDUP MAHASISWA !!!

    STOP ANARKIS ! STOP PROVOKASI !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hidupppp
      ganyang anarkis...
      hehehe serasa turun aksi ni kita cank^^

      Hapus
  9. gimana ya, emang rada bingung sih sm situasinya, kl demo adem ayem gak di gubris, tp kl anarkis juga gak baik malah perusakan nantinya, mendingan mendaki aja kali ya, hihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha kalo demo anarkis, digubris kagak???palingan di gubris karena ngerusak kan...hmmmm negri kita sangat perlu berbenah^__6
      makasih dah mampir bang,..salam ukhuwah

      Hapus
  10. kemarin aku debat sama temenku yg pro sama aksi demo dg dalih "dengan apa lagi kita akan didengar."

    aku juga gak seratus persen kontra dengan aksi demo, tapi juga gak harus demo berakibat perang dan anarkis. aksi demo sekarang sudah keluar dari jalur artinya sendiri. pas liat berita rasanya miris ngeliat aksi demo mahasiswa sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheh kalo masalah pro dan kontra, aku sering banget ngobrolin hal kayak gitu breng temenku..
      aku nda pernah mengecam aksi demo, asal itu dilakukan damai..tapi kalau larinya dah anarkis dan merusak fasilitas umum...itu yang bikin hati miris

      salam kenal vie, saalam ukhuwah^^
      makasih dah ikut melapak

      Hapus
  11. kayaknya, seluruh Indonesia kemaren benar-benar jadi aksi demmo masal mahasiswa yaa pi.. di Palembang, demmo 2 hari berturut2 dan selama 2 hari pula mendadak hujan turun.. hahahahaha.. tapi yang lebih mengenaskan, mereka demmo nya anarkis banget, pake bakar sepeda segala.. apa coba?? demmo ya demmo saja, yang damai yang tidak menganggu kepentingan publik.. :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makassar dah 3 hari berturut2, puncaknya kemarin..kabarnya sampai akhir pekan ini dhe
      waah makasih lho dah bertamu...

      Hapus
  12. Aduh, dimana-mana yang namanya demo kok terkesan anarkis ya? Memangnya tidak ada cara lain selain demo ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kagak tau juga mbak...heheheh, nda juga sih..aku pernh liat aksi damai...ya proses damai..nda ada acara bakar ban^^

      Hapus
  13. kenapa sih mesti rusuh ya? mengutarakan aspirasi, pendapat dan keinginan kan bisa cara baik-baik.

    Ada event buat para blogger nih, hadiahnya Samsung Galaxy ACE dan uang tunai, info lebih lanjut langsung saja ke blog saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^_^
      makasih dah berkunjung mas,..biasanya makhluk gondrong seneng yang anarkis...heheheh

      Hapus
  14. serba salah memang, ketika mereka melakukan aksinya dengan damai, dan tenang, namun hasil yang mereka dapat cuma sebuah janji-janji kosong dan senyuman-senyuman khas para petinggi pemerintah.

    Namun ketika mereka sudah muak dengan janji-janji manis itu, dan kesabaran mereka sudah habis, kemudian melakukan aksi dengan cara yang berbeda, mereka malah dicaci oleh masyarkat.

    Saya juga setuju, bahwa tindakan pengrusakan bukanlah jalan keluar dari problema ini, karena akan ada anggaran baru jikalau fasilitas pemerintah dirusak.

    BalasHapus