Minggu pagi, kota Makassar adem diguyur hujan lepas azan Subuh. Pukul 07.30 aku baru beranjak membersihkan rumah, kebetulan nda ada orang di rumah hari ini, kakakku lagi keluar kota, jadinya sendirian dah. Mendekati jam 09.00, semuanya beres...perutku mulai kriuk kriuk, sms dari kak Icha, ngabarin kalo kita ketemunya depan kompleks telkomas saja. Walaupun sempat main umpet2an karena kak Ichanya nunggu di halte, sementara aku tunggu di gerbang kompleks, akhirnya ketemu juga. Go...Cabut boy,...menuju kediaman kak Niar.
Malang rupanya...hujan deras menjemput kami di gerbang jalan pengayoman. Kak Icha cuma bawa 1 mantel, jadinya kami jedah sekitar setengah jam baru lanjut. Dengan posisi lucu, kami berbagi mantel, dan aku memandu Kak Icha di belakang sesuai dengan sms kak Niar tentang posisi rumahnya, tentengan yang berisi pakaian bekas layak pakai aku sembunyikan di pangkuanku, sambil berbisik pada Allah,..smoga tidak basah, smoga slamat sampai tujuan...
Malang rupanya...hujan deras menjemput kami di gerbang jalan pengayoman. Kak Icha cuma bawa 1 mantel, jadinya kami jedah sekitar setengah jam baru lanjut. Dengan posisi lucu, kami berbagi mantel, dan aku memandu Kak Icha di belakang sesuai dengan sms kak Niar tentang posisi rumahnya, tentengan yang berisi pakaian bekas layak pakai aku sembunyikan di pangkuanku, sambil berbisik pada Allah,..smoga tidak basah, smoga slamat sampai tujuan...
Sampai di rumah kak Niar, rupanya sudah ada kak Nunu menunggu,..wuiihhh basah kuyup, mesti harus jemur kaus kaki. beberapa menit kemudian, teh Ayu juga datang bareng suaminya dan 2 jagoannya, Akbar dan Fikri. Disusul kak Ida yang datang juga dengan 2 buntutnya. Dan akhirnya aku bisa ketemu juga dengan 3 kurcaci kak Niar yang kerap di ceritanya. heheh lucu-lucu mereka.
Setelah puas2in ngobrol, kami berangkat ke panti Asuhan An Nur, di daerah Rappocini Raya. Memang lokasinya nda terlalu jauh dari rumah Kak Niar, bisa jalan kaki atau naik becak. Panti asuhan ini letaknya berhadapan dengan kanal dan jalan raya Rappocini raya disebelahnya. Kami datang dan disambut hangat para anak-anak panti.
Masuk ki' (ki' adalah sebutan atau lebih tepatnya imbuhan menyatakan 'kamu' yang lebih sopan versi orang makassar
Panti asuhan An Nur, adalah bangunan semi permanen, separuh bangunannya masih kayu. Lantai dua difungsikan sebagai kamar untuk para anak panti. Tiap kamarnya biasanya dihuni 8-10 orang anak. Sampai tahun 2012 ini, tercatat 63 anak panti, 9 orang yang belum bersekolah, 16 orang SD, 23 orang SMP dan 15 SMA. Keadaannya sangat memprihatinkan, selama mengunjungi panti asuhan yang ada di Makassar, panti asuhan inilah yang keadaannya sungguh memprihatinkan. Dan setiap panti asuhan tentunya punya banyak cerita unik tentang para anak-anak yang menjadi bagian dari panti asuhan. Begitu juga dengan An Nur, disana ada seorang anak yang menderita cacat, buta dan tidak bisa bicara. umurnya sudah 9 tahun, tetapi tubuhnya layaknya masih batita dan belum bisa berjalan. Aktivitas sehari-harinya, dibantu total oleh pengurus panti. Sejak seorang wanita yang mengaku tantenya datang memberikan bayi itu kepada pihak panti dengan alasan, orang tuanya sudah meninggal, tapi hingga detik ini si tante tak pernah berkunjung ke panti lagi. Nama anak yang tegar dan cakep itu 'Andika Putra'
Andika Putra |
Ekspresi bahagia ala dek dika^^ |
liat Dika ketawa, si Athifah dan Nada ikutan ketawa...(gemeessss) |
ekspresi Atifah saat bertemu Dika, langsung minta aku pangku...^__^ |
Kondisi kamar panti di lantai 2 |
Langit-langit rumah panti |
kembali dari panti asuhan, gerimis kembali turun di kota Makassar. Keliahatannya, para pawang hujan lagi duduk bersila pasang mantra pemanggil ujan ya...seharian betah saja tuh tetes-tetes air ke sini. Harusnya mengendap barang separuh hari di buntelannya awan...^__^
embun tak pernah protes ketika ia harus menukik dan jatuh di ujung dedaunan...
senja tak pernah marah ketika dirinya hanya muncul sepersekian menit di pergantian hari
dan sabit tak pernah menulis pengaduan pada langit, tentang kemunculannya...
Andika...
Sbrapa lamanya pun kau bertahan,
kau pantas memiliki senyum itu...
karena engkau seperti tangkai...
yang memberi ijin untukku menangis...
ikut menyelipkan do'a untuk dika ..
BalasHapusiyaaaa, makasih kak Tia^^
HapusYa Allah ya Robb...
BalasHapusberikan ketegaran kepada Andika Putra
berikan kelebihan atas dirinya untuk menutupi kekurangan dan keterbatasannya... amin
hmmm akhirnya komentar yg ngumpet keliatan juga,..
Hapusaamiin untuk doanya kak insan^^
Ya Allah ya Robb
BalasHapussemoga diberikan ketegaran kepada Andika Putra.. Amin
Aamiin....makasih om emi atas doanya. kapan2 kopdaran bareng andika yuk...^^
Hapuswisata hati yang indah..
BalasHapusiya bang...smoga slalu bisa berwisata seperti ini, banyak kuliner hati yang harus kukenali cita rasanya...^^
HapusYa ALLAH.. sy teringat dengan seseorang yang disayang ALLAH begitu melihat dika..
BalasHapusAllahu akbar untuk mereka yang disayang Allah, smoga sisa hidupnya berberkah
Hapusmakasih dah berkunjung kak andin^^
uty.... merinding aku bacanya, semoga Allah selalu berikan senyuman yang paling manis untuk dika, salam hangat terkasih dri pulau sumatra, mau juga dong diajak wisata hati :)
BalasHapusiya...ke makassar aja mbak Selvi, ntar tak ajakin ketemu sama si Dika...
HapusTak ada yang sia-sia diciptakan olehNYA. Pasti ada jalan untuk mahluknya menjalani hidup.
BalasHapusKunjungan siang hari sobat :)
bener banget bang rantau...smoga kita juga termasuk dalam hamba yang tak pernah menyia2kan apa yang diberikan olehNya
Hapusmakasih dah berkunjung..salam ukhuwah^^
ganbatte ganbatte ganbatte. . .
BalasHapusMasyaAllah
sudah dibukakan pintu surga untukmu dik, InsyaAllah
ganbatte....aku dukung dik dika deh pokoknya
Hapusanyway..makasih ya kaito kun dah berkunjung dimari..^^
mari kita kirimkan doa buat adik kita Andika semoga diberi kekuatan, kesabaran dan kelak akan diberikan tempat yang terbaik di sana...amiiin ya Rabb.... salu buat yg merawatnya selama ini....
BalasHapusaamiin untuk doanya mas Helmi^^
Hapussungguh malang nasib mu dika....
BalasHapustp aku salut sekali padanya mungkin alloh memberikan ujian itu kepadanya karena alloh tahu bahwa ia akan mampu untuk melakukannya....
mudah2 kelak alloh SWT memberikan balasan yang lebih baik untuk dhika....
anaknya periang dan bersahabat, meskipun jika tertawa samar terdengar kayak merintih..
Hapusmakasih dhika untuk pembelajarannya
makasih kang dah ikut melapak..salam ukhuwah^^
Campur2 ya perasaan melihatnya. Subhanallah ...
BalasHapushehehe ada pale Athifah di sini ^__^
bener banget kak,...campur aduk,..
Hapusiya ada si Atifah, siapa suru mamanya nda bisa angkut anaknya ke loteng, makanya ikut tante muda...hohohoh